16. Tidak Baik-baik Saja

113 12 1
                                    

HAPPY BIRTHDAY JUNG WOOYOUNG🎉🎉🎉🎉
Chapter ini spesial ↓
Major! San & Wooyoung

•••

Seorang pemuda bersurai panjang sedang mondar-mandir di depan ruang UGD menunggu sang dokter keluar dari ruangan. Ia sangat penasaran dengan keadaan kakaknya yang tubuhnya sudah sangat dingin tadi. Untungnya, tak lama kemudian dokter keluar

"Untung kalian membawanya kesini tepat waktu. Jika terlambat sebentar saja, dia akan lewat."

Ia menghembuskan nafas lega mendengar penuturan sang dokter. Air matanya masih saja menetes dari matanya. Ia takut jika kakaknya terjadi sesuatu

"Dokter San memiliki hipotermia yang sudah lumayan parah. Dia tidak boleh sedikitpun terkena udara dingin yang suhunya di bawah 30°C, itu akan membuatnya kejang-kejang seperti tadi saat pertama kali kalian mengantarnya kemari."

Seorang dokter yang merupakan teman San sendiri, Woojin, yang menangani San memberitahu mereka kabar yang sebenarnya baik juga buruk. Baik Beomgyu maupun Yeosang hanya mengangguk kemudian berterimakasih padanya sebelum ia pergi

Jika kalian bertanya di mana Jongho. Pemuda itu sedang berada di luar, mencari orang yang sudah terlanjur ia benci namun kakaknya sangat membutuhkannya. Ia masih tidak mengerti, hati kakaknya itu terbuat dari apa sebenarnya hingga di saat dia sudah mengkhianatinya, ia malah mencarinya

Ia tahu di mana ia harus mencari orang itu. Berdasarkan dari apa yang ia ketahui selama ini, ia mencari orang itu ke rumah atau lebih tepatnya apartemen milik kekasih barunya mungkin (?) Ia juga tidak tahu dengan pasti apa status mereka berdua. Yang ia tahu sekarang hanyalah ia harus membawa orang itu untuk melihat keadaan kakaknya, hanya itu saja

Ia menghela napasnya berat sebelum akhirnya ia turun dari mobilnya dan masuk ke dalam gedung apartemen. Untungnya, sebelum benar-benar ia masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai tempat tinggalnya, ia bertemu dengannya di depan pintu lift

"Bagus aku menemukanmu di sini."

Pemuda di hadapannya menundukkan kepalanya tak berani menatapnya. Ia menghembuskan napas panjang sebelum akhirnya ia menarik tangan pemuda yang kini bersurai merah itu dan memaksanya untuk masuk ke dalam mobil. Beberapa kali pemuda ini memberontak, tapi jelas kekuatannya lebih besar daripada pemuda ini

"Apa yang kau lakukan Choi?!"

Jongho hanya menatap malas pemuda disampingnya ini dan mulai melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Sepanjang perjalanan, pemuda bersurai merah itu tak henti-hentinya bertanya dan sesekali mengoceh bahwa tindakannya ini kurang ajar

"Apa? Kenapa kita ke rumah sakit?"

"Jangan bertanya lagi dan turun."

Ucap Jongho dengan tegas kemudian masuk ke dalam rumah sakit meninggalkan Wooyoung sendirian di dalam mobil. Ia tidak peduli dengan keadaan pemuda itu, yang ia pedulikan hanya mengenai kesehatan kakaknya yang masih saja menginginkan pemuda bernama Jung Wooyoung ini

"Kau datang sendiri?" Tanya Yeosang dan Jongho menggeleng kemudian menunjuk ke belakang, tempat dimana Wooyoung yang sedikit berubah berjalan menuju arah mereka. "Syukurlah kau datang."

Pemuda yang bersurai merah itu terkejut mendengar nada dingin yang keluar dari mulut sahabatnya. Dengan perlahan ia mengangguk. Ia bisa melihat di sana, ada Beomgyu yang sesekali menatapnya dengan tatapan tajam, juga sesekali menatap pintu ruang Unit Gawat Darurat yang tertutup rapat

Wooyoung sangatlah ingin bertanya, tapi dia tahu posisinya sekarang adalah sebagai seorang pengkhianat. Mendengar dari nada bicara Yeosang, pemuda itu sudah pasti tahu tentang dirinya. Begitu juga dengan Beomgyu, mungkin San atau Jongho sudah memberitahukan hal itu padanya

Omong-omong, dimana San?

"Dia sudah datang?"

Tiba-tiba muncul seorang dokter yang terlihat asing di mata Wooyoung. Sepertinya dokter itu menanyakan tentang dirinya, terbukti dari tatapan Jongho yang mengarah padanya dan dokter itupun mengangguk paham

"Baik, mari ikut saya."

Wooyoung melirik tiga orang yang ia kenal lebih dulu dan tidak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaannya meski hanya dengan sebuah lirikan mata. Pada akhirnya ia tetap mengikuti dokter itu untuk masuk ke dalam salah satu ruangan yang terlihat VIP

Begitu pintunya terbuka, ia terkejut saat melihat orang yang masih berstatus sebagai kekasihnya itu terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan mata yang tertutup. Saat ia menyentuh kakinya, terasa dingin seperti sebuah es

"Dia menderita hipotermia akut." Wooyoung langsung menolehkan kepalanya pada dokter itu dengan terkejut. "Untung saja mereka bertiga membawanya kemari tepat waktu, jika terlambat sedikit saja maka dia akan lewat."

"Bagaimana bisa?"

Dokter itu terlihat berpikir sejenak. "Mendengar dari penjelasan Beomgyu, San menenggelamkan dirinya di bathub hanya dengan mengenakan celananya saja tanpa atasan. Jika menurut perkiraanku, dia sudah menenggelamkan diri selama hampir dua jam."

Dua jam?

"Mereka membawa San kemari baru satu jam yang lalu, jadi bisa dibilang masih bisa di selamatkan." Lanjut dokter yang Wooyoung ketahui bernama Kim Woojin ini, terlihat dari nametag yang terkait di jubah dokternya

Jika dua jam, maka itu tidak lama dari sejak ia keluar dari apartemen. Dan selama itu, San menenggelamkan dirinya sendiri padahal dia sendiri tahu bahwa dia memiliki riwayat hipotermia. Apakah dia terlalu patah hati hingga ingin melakukan hal itu? Apa dia mau mati?

•••

Manik berwarna coklat itu mulai terbuka dan kelopak matanya berkedip cepat berusaha untuk menyesuaikan cahaya. Tubuhnya terasa hangat meski ia hanya memakai selimut tipis. Aroma yang sangatlah familiar tercium di hidung mancungnya. Netranya menatap sekeliling dan tidak menemukan siapapun di ruangan yang serba putih itu. Ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh, tidak ada cahaya matahari yang masuk, ia baru bangun jam setengah sepuluh malam. Itu artinya, sudah berapa lama ia tidak sadarkan diri?

Ia kembali memejamkan matanya hingga tak lama kemudian ia mendengar suara pintu yang di buka. Ketika ia membuka matanya, ia melihat pemuda yang sudah 6 tahun bersamanya kini sudah berubah. Surai ungunya kini berwarna merah terang, sedang menatapnya dengan kaget

Pemuda yang masih berstatus kekasihnya itu perlahan berjalan mendekatinya dengan mata yang berkaca-kaca. Ia pun menatap pemuda itu dengan mata yang berkaca-kaca pula. Jelas ia merasakan sebuah kekecewaan, tapi juga ia masih menyayangi pemuda itu

Dengan suara yang bergetar Wooyoung bertanya, "Kenapa? Kenapa kau melakukan hal itu?"

Sebuah pertanyaan yang sudah jelas Wooyoung sendiri mengetahui jawabannya. Ia tidak merespon apapun, hanya menutup matanya hingga setetes air mata turun di pelipisnya, tersenyum kemudian menggeleng pelan

"Aku baik."

"Bohong. Kau berbohong. Kau sedang tidak baik-baik saja."

"Kalau kau mengetahui hal itu, kenapa kau bertanya?"

Keduanya diam, tidak ada lagi yang mencoba membuka pembicaraan. Ruangan putih yang biasanya terdengar suara alat kesehatan, kini dipenuhi oleh suara Isak tangis dari pemuda bernama Jung Wooyoung dihadapan manusia yang masih berstatus kekasihnya

"Aku benar. Aku sedang tidak baik-baik saja."





























































































_________
Tibici

Lohaa!!
Bagaimana ceritanya? Pendek? Memang sengaja!
Spesial juga buat ultahnya Wooyoung:)
Besok aku usahain buat bikin lebih panjang lagi, intinya ya itu aja buat sekarang

Oke,, see you next chapter guys!!!!
Byeee!!!!!!!

Lynn
26 November 2023

𝐇𝐲𝐛𝐢𝐫𝐝 (?) [𝙅𝙤𝙣𝙜𝙝𝙤 & 𝙔𝙚𝙤𝙨𝙖𝙣𝙜]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang