Bagian 9

593 38 0
                                    

'ayah?' kaget revan

'darimana kamu revan?' tanya dirga

'main' singkat revan

'ngapain aja kamu disekolah?'

Revan mengerinyit 'ya ngapain lagi disekolah kalo ga belajar' cibir revan

pertanyaan ayahnya ini ada ada saja

'belajar' jawab revan singkat

'kamu sudah berani bohong revan?' datar sang ayah

'maksud ayah?' tanya revan tak mengerti

'adek kamu kambuh disekolah apa kamu ga tau revan?' murka sang ayah

'kevlar? kambuh??' bingung revan

'adek kamu kambuh dan kamu ga tau kemana, abang kamu yang ngurus sedangkan dia ada rapat revan. Benar benar tidak ada gunanya'

'ayah aku juga disekolah belajar ga bisa 24 jam jagain kevlar' jelas revan memberi pengertian

'jadi kamu tidak ikhlas menjaga adikmu? kamu hanya disuruh menjaga kevlar, sudah ayah bilang jika tidak bisa seperti azka setidaknya berguna dikit'

'yah aku lagi berusaha' lirih revan, namun masih bisa didengar oleh sang ayah

'berapa kali kamu ngomong gitu? apa hasilnya? nol besar. Sudahlah tidak usah membicarakan omong kosong' jawab ayah

'ayah harus percaya'

'ayah pernah naro harapan sama kamu tapi apa hasilnya? ayah kecewa. Jika saya menaruh harapan kepada azka saya tidak akan kecewa. memang dia anak saya yang paling bisa diandalkan. Tidak seperti kamu'

Revan total diam. Dia terlalu lelah untuk menjelaskan semuanya pada ayah karena percuma, ayahnya ini tidak akan mau mendengarkan apapun dari Revan jadi lebih baik dia diam saja.

'sekarang kamu pergi kekamar kevlar dan jaga adikmu. Abangmu sedang banyak tugas, ayah harus kerja dan bundamu sedang kerumah nenek' jelas ayah

'Bunda? kerumah nenek? kapan? ko aku ga tau?' tanya revan

'untuk apa memberitahumu, tidak penting. Sudah sana' usir ayah

Revan menghela nafas lalu melanjutkan langkahnya untuk kekamar kevlar tanpa berganti baju tanpa membersihkan diri dan tanpa makan. Ingatkan dia sudah berapa kali dia melewatkan makan malamnya.

tanpa mengetuk pintu sang adik ia melangkahkan dirinya untuk masuk, melihat adiknya dengan tatapan sendu, kasihan juga adiknya ini. Hey revan lihatlah bagaimana pucatnya dirimu saat ini, sama kasihannya dengan kevlar.

Revan duduk di tepi ranjang sang adik, mengelus rambutnya pelan jujur revan sangat sayang dengan adiknya ini tetapi dia tidak bisa menjaga nya dengan baik contohnya kejadian hari ini kemana revan saat adiknya kambuh? kemana dia saat adiknya membutuhkan nya? Revan juga tidak bisa seperti bang azka yang terang terangan memberi kasih sayang.

'eeuunghh' lenguh kevlar

'lo udah bangun?' tanya revan

'abang baru pulang?'

'iya'

hening.

'lo udah makan?' tanya revan

'gua mual bang kalo makan, perut gua ga enak kepala gua pusing'  keluh kevlar

'lo harus makan bentar gua ambil'

revan melangkahkan kakinya keluar kamar, namun...

'bang lo gapapa?' tanya kevlar

RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang