Bagian 1

1.4K 55 0
                                    

Hari senin hari yang menjengkelkan. Sebagian dari banyaknya orang sangat tidak menyukai hari ini termasuk revan. oh ralat revan memang tidak menyukai semua hari.

Setelah Revan selesai mandi dan bersiap siap dia turun kebawah. Ini yang dia tidak suka ketika di pagi hari melihat keluarganya sedang sarapan tanpa dirinya. Apa susahnya sih menunggu revan toh dia juga tidak lama kan.

Tanpa mau pikir panjang dia turun dan hendak keluar tetapi sang ibu menghentikan langkahnya

'revan sarapan dulu nanti sakit' revan menghiraukan saat ingin melangkah sang ayah mengintrupsi

'revan duduk'.
Revan menghela nafas daripada sang ayah murka lebih baik ia turuti saja.

Revan duduk di samping kevlar di samping kevlar ada azka. Ingin rasanya dia cepat sampai sekolah tapi apa boleh buat. Revan mengambil makanan nya lalu makan dengan tenang.

'azka ayah dengar kemarin kamu juara 1 lomba fisika benar?'

'iya yah'

'tuh revan contoh abangmu tingkatkan prestasi akademik bukan basket saja yang kau tingkatkan, sekali sekali belajar dari azka'

Tuhkan sudah dibilang lebih baik dia langsung berangkat sekolah dia sudah mengira pasti akhirnya akan begini. Dia muak tapi tenang dia baik baik saja kok, semoga.

'iya yah nanti aku belajar'

'jangan hanya iya iya saja lakukan. azka saja bisa lomba kesana kemari peringkat 1 dan tidak pernah mengecewakan seharusnya kamu juga bisa'

Sudah sudah revan muak terlalu malas mendengar lebih lanjut omongan ayahnya daripada ia semakin sakit hati tanpa menjawab omongan ayahnya ia langsung menyudahi makanan yang baru saja ia makan sedikit lalu bergegas pergi.

'aku selesai aku berangkat dulu yah bun' setelah menyalami orangtua nya revan pergi namun sang bunda berkata
'jangan lupa pulangnya dengan kevlar ayah tidak bisa ada rapat bunda harus kebutik dan abangmu rapat osis' hanya dibalas 'ok' oleh revan.

dua kakak bersaudara itu hanya menatap punggung saudara yang lainnya dengan sendu.

*****

Setelah sampai di sekolah revan berjalan menuju kelasnya tak seperti azka setiap revan lewat para murid memandangnya dengan tidak suka. Ya, revan dikenal sebagai pemberontak, biang masalah, dingin, dan kaku. tidak seperti azka yang hangat dan ramah setiap dia lewat pasti banyak sekali yang mengagumi dan meneriakki nama abangnya itu tak heran dia menjadi ketua osis.

Setelah revan sampai dikelas dia menduduki kursi nya. Revan memilih kursi paling pojok karna katanya 'kalo tidur ga ketauan' . setelah beberapa menit iya tidur sahabatnya itu datang dengan tidak tau dirinya

'woy van bangun masih pagi'

'ckk brisik ganggu lu'

'lagian kebiasaan banget pagi pagi tidur gabaik rezeki lu dipatok ayam'

'gua lagi nyari ilmu btw'

'halah gaya lu nyari ilmu tiap guru masuk palingan kalo ga bolos ya tidur'

'suka suka gue lah'

Xabiru hanya menatap malas perdebatan tidak penting kedua sahabatnya ini, bagaimana tidak? hal hal begini saja harus banget adu mulut sangat tidak penting menurutnya. Lalu xabiru teringat akan kejadian kemarin

'lo kemaren gapapa?'

'gapapa aman'

'ckk gapapa gapapa tapi muka lo lebam'

'biasa ini mah'

inilah revan senang memendam sendiri dan tidak mau orang lain terbebani walaupun mereka notabennya adalah sahabat revan tapi ia tidak mau membagi beban nya dengan mereka. biarlah biar dia yang memendam dia yang menyelesaikan tanpa melibatkan siapapun.

Tak lama bu indah guru matematika datang. semua murid langsung kembali ketempat nya masing masing dan siap memulai pelajaran. Tapi.. satu orang yang duduk paling belakang pojok kanan terlihat tidak peduli lihat saja dia langsung menelungkupkan kepalanya dan tidur. pemandangan yang biasa dilihat semua teman kelasnya dan mereka tidak peduli.

tukk..

penghapus yang dilempar bu indah melayang dan langsung kena kepala revan. revan terbangun dan melihat sekitar sambil meringis.

'kamu itu niat sekolah tidak sih kalau tidak niat pulang saja sana'

revan bergumam 'ganiat sih'

'lari 10 putaran sekarang'

mau tidak mau suka tidak suka hukuman dijalankan bagi siapa saja yang melanggar. akhirnya dengan mood yang buruk revan menuju lapangan dan menjalankan hukumannya.

Baru 5 putaran kepala revan terasa sakit seperti ditusuk ribuan jarum. Tapi revan harus segera menyelesaikan hukuman ini sebelum ayahnya mengetahuinya. tanpa memperdulikan rasa sakit dikepalanya revan terus melanjutkan hukuman nya. Selesai 10 putaran ia lalui dengan penuh perjuangan baginya sekarang 10 putaran terasa 100 putaran tapi untung saja revan bisa menyelesaikannya.

setelah menyelesaikan hukumannya revan duduk dipinggir lapangan sambil mengatur nafasnya serta rasa sakit dikepalanya tak lama dua sahabatnya datang.

'van anjir cape banget kayanya'
buru buru revan menormalkan kembali keadaannya jangan sampe sahabatnya melihat kondisinya yang lemah ini.

'ya menurut lo aja 10 puteran'

'tapi lo gapapa?'

'gapapa'

'ga biasanya 10 puteran keringet lo sampe segininya, serius gapapa?'

'ga gue gapapa'

reynand yang merasa xabiru ingin mengintrogasi revan sedangkan revan si keras kepala hanya akan menjawab 'tidak apa apa' reynand langsung saja mengajak 2 sejolinya kekantin.

'udah udah ayo kekantin laper gue'

'ye kantin nomer 1 lo pelajaran bu indah ngangongngangngong'

'hehehe itu kan konteksnya beda kuy lah'

sedangkan revan anak itu mengikuti kedua nya sambil sesekali menormalkan rasa sakit dikepalanya.

RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang