aarrrghhh
sshhh
Revan mengerang tertahan, tengah malam ia terbangun karena penyakitnya yang kambuh. Ia memejamkan matanya sambil menahan ringisan agar tidak terdengar keluar. Ingin revan memanggil bundanya hanya sekedar untuk menenangkannya namun itu tidak mungkin. Selain tidak ingin merepotkan bundanya itu juga suatu hal yang mustahil.
Tiba tiba sesuatu bergejolak didalam perut revan, segera ia kekamar mandi dan memuntahkan segalanya
hueekk
hueekkk
huueekk
cairan bening revan keluarkan bahkan ia tidak memakan apapun semalam. Revan menyandarkan tubuhnya yang lemas didinding kamar mandi, sungguh ini menyiksanya, memejamkan mata sejenak guna memulihkan kembali tenaganya setelah ia rasa cukup ia keluar kamarmandi dan bergegas mengambil obatnya.
setelah meminum obatnya, revan bergegas ingin tidur kembali karna jam menunjukkan masih jam 2 pagi. Tapi agaknya revan tidak akan tertidur kembali karena ia baru ingat hari ini ada ulangan fisika.
Revan membuka laptop dan bukunya lalu belajar, walaupun ia terkantuk kantuk tapi ia harus tetap melakukannya jika ia tak mau ayahnya semakin marah.
Pukul 6 pagi revan menyudahi belajarnya, entah dia bisa mengerjakan atau ngga ulangan nanti ia tidak tau yang penting dia sudah berusaha bukan? semoga saja ulangan kali ini revan selamat, sebab ia mengerti dirinya yang lemah dipelajaran hitung hitungan.
Setelah selesai bersiap, ia turun kebawah lalu seperti biasa. Tak mau ambil pusing ia duduk disebelah kiri adiknya kevlar dan ia melihat bundanya disebelah kanan kevlar lalu disampingnya ayahnya dan disamping ayahnya ada abangnya azka.
'loh bang baru turun?' bunda bertanya
'iya bun'
'lain kali dipercepat jangan lelet lihat azka dan kevlar tidak pernah telat selalu tepat waktu' sarkas ayah
'ayah udah masih pagi' azka menengahi
'iya ayah maaf' jawab revan pasrah
Revan memakan sarapanya dengan diam, sejujurnya perutnya itu sedang tidak menerima sebab ia merasakan mual saat memakan makanan tersebut tapi demi menghargai sang bunda ia menahan rasa mualnya, lagipula ia juga tidak memakan apapun semalam.
Sementara itu azka melihat wajah pucat revan, ia berfikir anak itu sakit? karena demi apapun wajahnya pucat dan jangan lupakan kantong mata yang menghitam, ingin bertanya namun ia ragu.
15 menit berlalu revan menyelesaikan sarapannya, beruntung makanan yang ada dipiringnya habis walaupun ia harus bersusah payah menelan nya. Tak mau berlama lama ia segera pamit ke ayah dan bundanya lalu segera pergi.
Setelah sampai revan membuka bukunya dan mulai membaca materi yang ada dibuku. Kali ini revan kesusahan dalam rumus rumus tersebut sungguh pusing. Tak lama kedua sahabatnya datang
'oi rev' sapa xabiru
'hmm' sahut revan
'lah tumben belajar? ada apaan emang?' reynand bertanya
'ulangan fisika' jawab revan tanpa menoleh kepada sahabatnya
'lah ulangan? ko gua gatau anjir mana gua belum belajar' panik reynand
'yaelah kalo lu tau juga lu ga akan belajar kan rey, gaya lu segala panik' ledek xabiru
'hehee iya sihh' reynand menjawab sambil menggaruk kepala nya yang tak gatal
'nanti gua nyontek ya ru'
'lah apa apaan bu lili tuh galak, nanti yang ada dirobek lagi tu kertas' tolak xabiru

KAMU SEDANG MEMBACA
Revan
ChickLitHadirnya dihiraukan. Keberadaan nya diabaikan. Dirinya terlupakan. Kata orang jika anak pertama di sayang ayah lalu anak terakhir di sayang ibu, lantas anak kedua di sayang siapa? Kali ini aku ajak kalian untuk masuk ke dunia revan. Ingat ya hanya...