Bagian 2

1K 55 0
                                    

kringgg....

bel pulang berbunyi para murid bergegas pulang kerumah mereka masing masing. Seperti hal nya dengan revan, saat ini ia berada di parkiran menunggu sang adik tercinta. 30 menit ia menunggu namun adik nya tak kunjung terlihat. Bosan menunggu akhirnya ia menghubungi adiknya

'lo kapan pulang?'

'sorry bang gue ada kelas tambahan'

revan menghela nafas, lama menunggu membuat perut nya sakit ditambah kepala nya yang masih pusing. Akhirnya setelah dia menunggu lama adiknya ini datang juga.

'bang ayo'

'lo sakit dek?'

'ngga'

'gausah bohong muka lo pucet'

'ckk iya tadi gua kambuh tapi sekarang udah gapapa'

Adiknya ini selalu saja membuat dirinya cemas. Revan melihat langit, mendung pasti bakal ujan batinnya. Tanpa pikir panjang revan melepas jaketnya dan ia berikan kepada adiknya dengan senang hati kevlar menerima. Sudah kevlar katakan revan itu sayaangg banget sama dia.

di tengah perjalanan hujan pun turun namun sudah kepalang tanggung sebentar lagi sampai rumah. Jadi ia terus melanjutkan perjalanan.

Setelah sampainya dirumah bunda nya menyambut mereka dengan senang hati. oh ralat hanya kevlar karna nyatanya revan dibiarkan begitu saja seperti... 'tidak terlihat' tidak apa apa revan sudah biasa. Revan masuk kerumah dengan baju nya yang sudah basah setelah ini masih banyak tugas tugas dan banyak pelajaran yg belum dia pahami dan revan harus belajar itu.

Sementara dikamar kevlar..

'bunda bang revan juga basah, kenapa hanya aku yang bunda urus'

'iya sayang setelah ini bunda kekamar nya bang revan'

'iya bunda jangan lupa ya kasihan bang revan tadi nunggu aku lama banget'

'iya sayang iya janji'

'terimakasih ibu peri'

'kamu ingin makan apa?'

'emm apa aja yang ibu peri masak pasti kevlar makan hehehe'

'dasar yasudah setelah selesai kamu turun kebawah makan lalu minum obat ya sayang'

'siap ibu peri'

bunda ryn keluar dari kamar kevlar dan menuju kamar revan. Dilihat anaknya itu sedang duduk bersandar pada ranjang dan memijat kepalanya.

'kamu sakit bang?'

'eh bunda ngga ko bun cuma cape aja'

'bener?'

'iya bunda abang gapapa'

'iya bunda percaya, jangan sakit ya bang nanti gaada yang bantuin bunda jaga kevlar'

revan diam..
perkataan tadi membuat revan sakit. Apa maksud bunda nya? kenapa bunda nya hanya memikirkan kevlar? tak sadarkah bahwa muka revan pucat?
Namun dia berkata

RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang