Setelah revan membersihkan diri dia menuju balkon kamarnya. Menyalakan pemantik api itu dan membakar 1 batang roroknya lagi lagi Mengabaikan rasa pusing yang sedaritadi menghantam kepalanya. Dia termenung memikirkan segala hal yang membuat kepalanya hampir pecah.
terlebih memikirkan ucapan bunda dan ayahnya. Sampai kapan? sampai kapan ia hidup menjadi bayang bayang adiknya? sampai kapan ia hidup hanya untuk dibandingkan oleh abangnya? sampai kapan ia tak berguna? itulah yang ada dipikiran revan
saking lama ia merenung sampai tak sadar bahwa rokok nya sudah tinggal sedikit.
'huftt kebanyakan mikir jadi laper gua' gumam revan
lalu ia mematikan rokoknya, meminum air putih dan ia berdiri. Tapi saat ia berdiri ia kembali oleng.
'sshhh sial makin sakit aja' kesal revan
ia mencoba berjalan saat ia berjalan ia merasakan ada sesuatu yang keluar dari hidungnya. Ya ia mimisan.
'lemah banget sih lo rev rev, ayo lo kuat lo harus sehat inget kata bunda lo harus jaga kevlar, ingat kata ayah lo harus berguna' ucap revan memberi semangat pada dirinya.
Tak tau kah dia bahwa tubuhnya sudah sangat lelah, tubuhnya butuh istirahat seharian ini ia tidak istirahat.
mencoba untuk menghentikan mimisan nya dan mencoba menghentikan sakit dikepalanya revan duduk diam. Mengambil tisu sebanyak mungkin untuk menghentikan darah di hidungnya. Merasa sudah tak ada lagi darah yang keluar ia berjalan menuju kaca melihat dirinya.
'lebay banget sih lo rev rev, penyakitan, ga guna ayo lo harus semangat biar lo bisa jaga kevlar'
bukannya ia mengambil obat dan meminumnya ia malah berjalan keluar kamarnya. Ia merasa dirinya sangat lapar. Melihat jam sudah pukul 11.
pantas saja ayahnya sudah tak ada lagi pasti ayah sudah tidur ucap revan dalam hati.'gua harus masak ramen lagi ini? lama lama tipis perut gua' kesal revan
tak membutuhkan waktu lama ramen yang revan buat sudah jadi. Ia memakan nya dengan sebotol soda drink. 'nikmat mana lagi yang kau dustakan' gumam revan.
memakan tanpa beban dan memakan tanpa memikirkan kesehatannya itulah revan. bodo amat yang penting kenyang.
tak lama azka turun dan melihat revan memakan ramen dengan diam lalu ia menghampiri revan.
'udah malem gabagus makan ginian' nasehat azka
'yaelah bang gapapa kali'
'ckk batu, emang gaada makanan lagi?' tanya azka
'ga ada, sebenernya ada buat gua, cuma gua kasih kevlar aja. Kasian kambuh dia'
'kevlar kambuh? ko bisa?' kaget azka
'biasalah bang kaya gatau anak itu gimana, udahlah udah gapapa anaknya, lagi istirahat juga. Lo ngapain disini?'
'gue tadi mau ambil minum haus' jawab azka
'pasti lo begadang lagi kan bang?' selidik revan
'ya mau gimana besok gue ada kuis fisika jadi gua harus belajar gua ga mau ngecewain ayah' jawab azka
revan termenung ia jadi teringat ucapan ayahnya tadi.
'rev lo kenapa bengong?' tanya azka
revan membuyarkan lamunannya tidak tidak azka tidak boleh tau omongan omongan ayahnya.
'ah ga gapapa, yaudah jangan kecapean lo harus istirahat yang cukup jangan sakit ntar ayah bunda khawatir' pesan revan
'lo juga rev jangan kebanyakan makan ginian, apalagi minumnya kaya gini. ntar sakit bunda ayah khawatir'
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan
ChickLitHadirnya dihiraukan. Keberadaan nya diabaikan. Dirinya terlupakan. Kata orang jika anak pertama di sayang ayah lalu anak terakhir di sayang ibu, lantas anak kedua di sayang siapa? Kali ini aku ajak kalian untuk masuk ke dunia revan. Ingat ya hanya...