Hati Net terenyuh saat melihat wajah sendu Saint, seperti nya gadis itu sengaja mengasingkan dirinya di perpus. Mungkin karena merasa malu dan juga sedih, dan pasti nya banyak hal yang tengah di pikirkan oleh gadis itu sekarang.
" Saint..." merasa nama nya di panggil seseorang, refleks Saint menoleh dan terkejut melihat Net dan Love datang menghampiri nya.
" Phi Net..." gumam Saint lirih, bahkan suara nya nyaris tidak terdengar.
Net dan Love duduk di samping Saint, dan menatap nya lekat. Dapat mereka lihat wajah sembab gadis itu.
" Jangan hiraukan photo-photo itu ya ?" ucap Net, seraya meraih tangan Saint dan menggenggam nya erat.
Saint menggeleng pelan." Bagaimana mungkin phi...bagaimana mungkin aku mengabaikan nya begitu saja ?" lirih Saint.
" Hei dengar..." Net menangkup kedua pipi Saint dengar telapak tangan nya.
" Jangan hiraukan mereka, mereka sengaja melakukan hal itu untuk menjatuhkan mu." ucap Net.
" Phi_apa phi tidak jijik melihat ku ?"
" Jijik ?" tanya Net, dan Saint mengangguk lesu.
" Justru aku jijik dengan orang yang sudah menyebarkan photo-photo itu...dan aku bersumpah aku akan mencari tahu siapa yang melakukan hal ini."
Love mengangguk, memberi keyakinan Saint agar percaya kepada Net.
Sementara itu tak jauh dari mereka, seseorang berlari keluar dari perpus.
" Bua ! Gawat ini...gawat !" teriak Nina kalang kabut.
" Gawat apa ? Kalau bicara itu yang jelas...jangan buat aku pusing dengan omongan mu yang tak jelas itu." dengus Bua.
" Tadi aku dari perpus, kau tau...di sana aku melihat Saint dan Net, memang sih...ada Love juga."
Bua mengernyitkan kening nya, setelah usaha keras nya tapi tetap tak membuat Net jijik terhadap Saint.
" Kau tau apa yang ku dengar ?"
" Mana ku tau !" dengus Bua, kesal juga ia jadi nya bila akhirnya seperti ini.
" Phi Net bilang, dia akan mengusut hal ini...dan mencari tau siapa biang keladi nya." cetus Nina.
Bua tersentak mendengarnya, ia tidak mengira jika Net akan turun tangan mengenai hal ini.
" Berhati-hatilah, aku yakin...phi Net tidak akan melepaskan mu begitu saja." Lanjut Nina.
Bua terdiam, namun dalam hati ia ketar-ketir di buat oleh ucapan Nina.
Bagaimana jika Net menemukan bukti kalau dirinya yang menyebarkan photo-photo itu ?Mampus kau Bua, runtuk nya dalam hati.
*
Senja menampakan warna jingga nya, membuat langit terlihat semakin cantik. Perth melangkah keluar dari bandara, dengan senyum terhias di wajah tampan nya.
Tiga tahun berada di negara orang membuat nya terlihat semakin dewasa, dan pasti nya semakin bertambah tampan.
" Senang sekali...mentang-mentang mau ketemu pujaan hati nya..." sindir Win, dan di akhiri dengan kekehan nya.
Pond hanya tersenyum tipis, sebenarnya ia pun merasa senang karena bisa kembali ke Bangkok. Tiga tahun sudah ia memendam rasa rindu terhadap Saint, tanpa ada seorang pun yang mengetahui nya karena Pond menyembunyikan perasaan nya dengan sangat rapih sekali. Bahkan Perth dan Win saja tidak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love & Hate
FanfictionBuat yg save cerita gw di perpus, jangan lupa follow akun gw. Cerita ttg PS, dan di jamin kalian akan baper... Buat bocil atau pun homophobic di larang mampir, terlebih lagi buat tukang copas...di larang mendekat