Setelah menentukan konsep apa yang ingin mereka pakai, dan juga ingin melakukan pernikahan di mana akhirnya keduanya sepakat dan puas akan pilihan kedua nya.
Dan Pond, masih saja setia berada di antara mereka. Bukan tertarik dengan pembahasan untuk pernikahan nanti, melainkan sibuk terus mengganggu Perth dengan cara menggoda Saint.
" Kalau begitu kami permisi phi Ping, minggu depan kami akan kesini lagi." Pamit Perth.
" Iya Perth, aku akan hubungi kau nanti untuk melaporkan perkembangan nya sampai sejauh mana...dan terima kasih sudah percaya kepada ku untuk mengurus pernikahan mu."
" Baik phi Ping, hubungi kapan pun kau mau..." ucap Perth.
" Ayo sayang." Saint mengangguk dan meraih tangan Perth, yang mengajaknya untuk bangun dari duduk nya.
" Permisi phi Ping, terima kasih na." ucap nya.
" Iya cantik...hati-hati di jalan ya." sahut Ping.
" Aku juga pergi phi..." Pond ikut-ikutan pamit, dan gegas berdiri. Ping hanya mengangguk samar saja.
" Perth...aku ikut ya ?" Pond dengan cepat mengejar langkah Perth.
" Kemana ?" tanya Perth datar.
" Pasti kalian belum makan siang kan ? Kita makan bersama yuk...?"
" Kau yang traktir ya..."
" Astaga Perth...pelit sekali kau, tentu saja kau yang traktirlah...masa aku sih."
" Ck, mengganggu saja..." decak Perth, niatnya ingin makan siang berduaan dengan Saint tapi kini ada satu lalat yang selalu mengganggu.
Di sinilah akhirnya mereka berada, di sebuah cafe tak jauh dari butik. Perth sengaja memilih makan di tempat itu karena hari sudah semakin siang dan perut mereka sudah keroncongan minta untuk di isi.
Tak lama setelah itu pesanan makanan datang, dan mereka langsung menyantap nya.
" Jika Win ada pasti seru..." cicit Pond, sembari mengunyah makanan nya.
" Memang nya dia kemana ? Kenapa kau tidak bersama nya ?" tanya Perth, karena setau nya Pond sering kali bersama Win.
" Aku juga tidak tau, tadi ku telpon tapi tidak di angkat...itu sebabnya aku ke butik karena aku tau kalian mau kesana siang ini."
" Memangnya kau tidak membantu ayah mu di kantor ?"
" Malas...di sana tidak ada yang bening, semuanya sudah tua dan hampir ekspayet..." sahut Pond asal.
Saint ternganga mendengarnya, ekspayet ? Seperti barang saja...Pond itu kalau ngomong dari dulu memang tidak pernah di filter lebih dulu.
" Saint..." panggil Pond.
Saint menatap Pond." Iya phi ?"
" Kok kau mau sih menerima Perth...memang nya kau siap menikah muda ?" tanya Pond.
" Sat Pond ! Jangan racuni pikiran calon istri ku...awas saja kau !" Sarkas Perth.
" Aku tidak meracuni Perth...aku hanya tanya saja." tepis Pond, dengan wajah datar nya.
" Bagi ku itu meracuni, sudah sayang...jangan dengarkan dia." Timpal Perth.
" Iya phi..." sahut Saint sambil mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love & Hate
FanficBuat yg save cerita gw di perpus, jangan lupa follow akun gw. Cerita ttg PS, dan di jamin kalian akan baper... Buat bocil atau pun homophobic di larang mampir, terlebih lagi buat tukang copas...di larang mendekat