Patah hati terbesar adalah saat seseorang yang kau cintai ada di dekatmu, tapi tak akan pernah bisa untuk kau raih
___SAMBUNG RASA__
Bagi Sagara Dhaniswara, Azalea bukan sekadar perempuan di masa lalu. Gadis itu pernah menempati posisi teratas di dalam hatinya. Lea yang sederhana, humble, ceria dan ... cantik. Poin terakhir merupakan bonus yang melengkapi kesempurnaan Azalea. Sagara yakin, pasti tidak sedikit laki-laki yang akan menoleh dua kali saat berpapasan dengan Lea, tersihir oleh wajah cantiknya yang kalem, manis, plus meneduhkan hati.
"Apa perasaan itu masih ada, Lea?" Ingin sekali Sagara menampar bibirnya sendiri yang telah lancang mempertanyakan sesuatu yang harusnya tidak perlu ditanyakan. Suasana mendadak jadi sangat rikuh. Lea menghentikan suapan, gesturnya seketika memancar tak nyaman untuk beberapa saat gadis itu tercenung, lalu tawanya menguar lembut.
"Hahahaa... Apaan sih, Mas Saga. Ya enggak mungkin-lah, i-itu udah masa lalu, kan." Matanya dilabuhkan ke arah lain saat menjawab pertanyaan Sagara. Suaranya agak terbata sembari tangannya sibuk memainkan tissue yang ada di genggaman.
Sagara melepas embusan napas. Harusnya dia senang dengan jawaban Lea, itu berarti tidak ada lagi beban akan rasa bersalah, tetapi yang menyerangnya justru sebaliknya. Sagara mencelus dengan pernyataan jika tidak ada lagi perasaan apapun yang dimiliki Lea untuknya. Senyumnya dipaksa tersungging.
"Terima kasih sudah kasih jawaban, Lea. Sekarang saya lega, dan tidak merasa bersalah sama kamu."
Lea terkesiap. "Kenapa Mas Saga harus merasa bersalah?"
Sagara memberi gelengan. "Saya merasa jadi laki-laki yang jahat sekali. Dulu saya ingin meminang kamu, tapi qadarullah, justru sekarang saya akan menikah dengan perempuan lain, dan itu sepupu kamu sendiri Lea. Wallahi, saya tidak tahu kalau Shila merupakan sepupu kamu." Roman Sagara menampilkan raut bersalah saat bicara.
"Mas Saga enggak perlu minta maaf. Sudah jalan-nya kayak gini. Walaupun kita gagal jadi pasangan, setidaknya sekarang kita jadi sodaraan."
Sagara manggut-manggut. Lelaki itu sibuk berpikir sendiri. Tindakannya saat ini sudah melenceng dari prinsip-prinsip yang dia anut. Ipar adalah maut, Ga! Batinnya berbisik, merasa ditampar ironi. Dia yang selama ini bermudah-mudah dalam memberi nasihat, nyatanya saat praktek langsung tidak segampang teori yang acapkali dilontarkan.
"Kamu boleh duluan ke mobil, Lea. Biar saya yang bayar." Inisiatif Sagara. Lea mengangguk, sejurus beranjak dari kursi plastik. Langkahnya diayun menuju mobil yang terparkir tak jauh dari warung tenda.
__
Lea kembali duduk di bangku sebelah kemudi. Shila masih dalam posisi seperto di awal memasuki Hyundai Palisade putih milik Sagara; duduk meluruhkan punggungnya di bangku tengah.
"Lama banget sih, Le." Protes Shila saat Lea baru duduk.
"Maaf Kak," sahut Lea singkat.
"Le, gue penasaran deh, Lo kok enggak pernah cerita kalau udah kenal sama Mas Saga dari lama?" Pertanyaan Shila direspons Lea dengan memutar kepala menoleh si kakak sepupu. Bibir Lea bergerak ingin menjawab tanya Shila, tapi belum sempat melontarkan kalimat, kedatangan Sagara mendistrak wacananya.
"Maaf ya, nunggu lama, Shila."
"Enggak pa-pa, Mas."
"Kak Shila, gue sakit perut. Kayaknya mau pulang aja, Lo ga pa-pa, kan, perginya sama Mas Saga berdua?" Lea sangat sadar diri, dia butuh menjauh sekarang juga dari pasangan calon pengantin itu. Dia juga enggan membuat posisi Sagara terasa rumit gara-gara kehadirannya di tengah-tengah Sagara dan Ashila. Sedikit berbohong mengatakan sakit perut, agar Lea bisa secepatnya enyah dari keduanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/335061944-288-k164484.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL (Sambung Rasa)
Romance#Atmadja_Series2 Reading list cerita romance pilihan oleh WattpadRomanceID di bulan Juni 2023 __ Rasa yang tepat di waktu yang salah. Mungkin kalimat itu cocok untuk mewakili perasaan Sagara Dhaniswara. Dia pernah jatuh hati pada sosok Azalea. Namun...