01. Meet Again

220 38 0
                                    

_____--_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____--_____

"WOI, bro... Lo nggak papa kan?" Mereka semua yang berada di dalam markas siang itu karena disuruh berkumpul langsung saja bangkit dari posisinya ketika mendapati Jeno yang baru saja tiba dengan kondisi wajah yang mungkin tidak baik-baik saja.

Jeno mengangguk singkat, kemudian meminta mereka semua untuk kembali duduk ke tempatnya. "Gue nggak papa, cuma luka dikit doang."

"Ck, berani banget mereka semua keroyok lo kayak gini jen! Wah, wah! Nggak bisa dibiarin! Mereka semua harus kita balas, bener nggak?!"

"BENER!"

"Gue tahu, tapi jangan sekarang." Jeno membalas ucapan temannya yang bernama Kerrel. Dia pun melirik ke seluruhan anggotanya yang berjumlah hampir seratusan, memandangnya dengan penuh ketegasan sebagai seorang ketua yang memimpin geng besar tersebut.

"Apa yang terjadi sama gue adalah contoh kecil dari ketidaksukaan mereka terhadap geng kita. Dan gue minta sama lo semua untuk berhati-hati, di manapun dan kapanpun. Karena kita semua nggak pernah tahu cara licik apa yang mau mereka gunain demi untuk menghancurkan geng kita."

"Soal itu lo tenang aja, bos. Kita selalu pergi bersama-sama ke mana pun itu." Balas salah satu anggota gengnya, yang di angguki mereka semua.

"Yang kita khawatirin di sini sekarang itu adalah, lo!" Seorang pemuda berucap, membuat Jeno mengalihkan atensinya-- menatap sosok temannya yang memberikan pandangan khawatir kepadanya.

"Lo terlalu sering pergi sendirian, bahkan tanpa pengawasan dari kita. Maka sebenarnya yang harus lebih hati-hati di sini itu adalah lo, bukan kita!" Dia Tama Aryawiksa. Teman yang sudah hidup bersama dengannya sedari kecil. Teman yang kini menjadi wakil ketua, sekaligus anggota inti dari Geng Frion. Geng yang dia bangun saat memasuki kelas tiga sekolah menengah pertama.

Jeno menatap Tama dengan senyuman tipisnya, kemudian menepuk pundak temannya itu beberapa kali. "Nggak usah terlalu pikirin gue, gue nggak papa."

"Untuk sekarang memang nggak papa, tapi lain kali kalo lo mati? Siapa yang bakal susah? Gue dan kita semua, Jeno!"

"Jangan pula lo do'ain gue, bodoh!" Jeno memukul kepala Tama, membuat pemuda itu tertawa kecil.

"Lagian sekarang gue bener-bener nggak papa, soal mereka yang keroyok gue semalem kita bisa bales mereka lebih dari itu!" Jeno mulai menunjukkan seringaiannya, membuat mereka semua yang ada di sana saling pandang, sebelum kemudian ikut menerbitkan senyum jahat mereka.

"Emang kita mau bales mereka dengan cara apa, pak ketu?"

Jeno menerawang ke depan, memikirkan sebuah rencana jahat yang akan dia realisasikan untuk membalas tindakan pengecut musuhnya semalam.

"Cara yang mungkin akan membuat mereka berpikir dua kali untuk mencari masalah sama Geng Frion!"

_____--_____

Returning The FavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang