14. Lie

97 19 4
                                    

_____--_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____--_____

TEPAT jam pulang sekolah berbunyi, Jeno tiba di sekolahan dengan motor besar miliknya. Dan sesampainya pemuda itu di sana, banyak pandangan yang tertuju ke arahnya; merasa heran dengan Jeno yang datang ke sekolahan dengan menggunakan pakaian biasa.

Sepertinya, dia tidak sekolah, - rata-rata murid berpikir demikian.

Tidak menghiraukan pandangan para murid, Jeno yang kini telah turun dari motor besarnya langsung beranjak untuk melewati setiap koridor yang ada. Dan kini, jejaknya berhenti tepat di depan kelas Adelina. Setengah tubuhnya pun masuk ke dalam kelas, memperhatikan kelas tersebut yang telah sepi. Jeno mengerutkan keningnya ketika tidak melihat keberadaan gadis itu. Kemana Adelina?, - pikirnya.

Padahal dirinya sudah berpesan agar gadis itu menunggunya di kelas. Tapi sepertinya Adelina tidak menggubris pesannya dan malah pulang lebih dulu tanpa menunggunya.

Jeno menghela napasnya.

"Dia nggak mungkin pulang beneran kan?" Gumam Jeno. Mencoba untuk berpikir positif terkait keberadaan Adelina sekarang.

Di detik berikutnya, Jeno membalikkan tubuhnya untuk pergi dari sana, mencoba mendatangi kantin yang siapa tahu saat ini Adelina tengah berada di sana. Mungkin sedang makan atau minum; selagi menunggu kedatangannya.

Tapi nihil. Setibanya Jeno di kantin, di kantin hanya terdapat beberapa murid saja. Tidak ada Adelina. Jeno berdecak. Mulai mengambil handphonenya untuk menelpon gadis itu.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif...

"Astaga, Adel... Lo ke mana sih?" Jeno mendesah pelan ketika Adelina tidak mengangkat teleponnya. Tidak seperti biasanya gadis itu mematikan handphonenya seperti ini. Dan jujur, Jeno di buat cemas sekarang.

"Woi!"

Jeno menoleh karena panggilan tersebut, dan dia menaikkan salah satu alisnya ketika melihat Zena; yang Jeno tahu merupakan orang yang tidak menyukai Adelina. Dia pun menatap gadis itu.

"Lo nyari Adelina kan?" Jeno semakin mengerutkan keningnya karena pertanyaan gadis itu.

"Lo tahu di mana Adelina?" Dan bukannya menjawab, Jeno malah ikut memberikan pertanyaan.

"Dia udah pulang." Balas Zena. Jeno mendesah kecewa sekaligus lega. Berarti benar dugaannya jika gadis itu telah pulang.

Tapi kenapa Adelina tidak mengabarinya?

"Oh ya udah kalo gitu, makasih." Tanpa menunggu balasan, Jeno kembali melajukan langkahnya untuk pergi dari sana.

"Jeno..." Tapi langkahnya kembali terhenti karena Zena yang tiba-tiba memanggil namanya. Dia menoleh singkat.

"Gue emang nggak pernah suka sama Adelina. Tapi gue minta satu hal sama lo..."

Jeno menaikkan salah satu alisnya. Menunggu apa yang ingin gadis itu katakan.

Returning The FavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang