08. Care

231 26 6
                                    

_____--_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____--_____

ADELINA menerbitkan senyum manisnya ketika melihat eksistensi Jeno yang ternyata sudah berada di depan rumahnya. Dengan langkah semangat dia mendekat ke arah Jeno; menyebabkan rambutnya yang dikuncir kuda tersebut bergoyang ke kanan dan ke kiri.

Jeno yang memperhatikan tingkah lucu Adelina tanpa sadar menerbitkan senyumnya.

"Jeno beneran datang buat jemput Aku?"

"Iya." Jawabnya. "Emang kenapa, nggak boleh?"

Kirana menggeleng cepat.

"Aku pikir Jeno cuma bercanda hehehehe."

Jeno menggelengkan kepalanya. Tangannya kemudian mengambil helm yang sengaja dia beli untuk Adelina. Lalu meminta gadis itu untuk mendekat.

Adelina menurut. Dan membiarkan pemuda itu memasangkan sebuah helm ke kepalanya. Gadis itu tersenyum manis ketika melihat gambar minion di helm tersebut. Kartun kesayangannya.

"Ayo naik, entar telat."

"Oke!"

Ketika dirasa gadis dibelakangnya kesusahan, Jeno membantu Adelina untuk naik ke atas motor dengan menggenggam tangannya. Adelina tersenyum manis ketika mendapatkan perlakuan tersebut. Telapak tangannya lalu menepuk punggung Jeno beberapa kali; pertanda dirinya sudah siap.

Jeno melirik sekilas wajah Adelina yang tertutup helm di belakangnya. Wajahnya yang mungil tersebut menyebabkannya tenggelam dalam helm kebesaran yang dikenakan. Lucu sekali. Jeno tersenyum. Sebelum kemudian melajukan motornya dari tempat tersebut.

_____--_____

Perhatian pertama yang menjadi bahan perbincangan dari setiap murid yang ada di sekolah ialah kehadiran Jeno beserta Adelina yang duduk di belakangnya. Banyak bisikan-bisikan aneh terdengar, terlebih untuk Adelina yang kini mengeratkan genggamannya pada tas.

Adelina tentu merasa takut dengan segala pandangan yang diberikan. Pandangan yang beraneka ragam dari semua murid tertangkap dengan jelas di retina matanya. Hingga menyebabkannya menundukkan kepalanya; tanpa ingin memperhatikan setiap pandangan yang diberikan terlalu lama.

Jeno yang mengerti dengan keadaan Adelina lantas mengelilingi pandangannya ke sekitar. Membalas setiap pandangan murid yang ada dengan tatapan datar nan tajamnya. Semua murid yang bersitatap dengan Jeno lantas memalingkan wajah, dan memilih untuk pergi daripada harus berhadapan dengan murid pentolan sekolah tersebut.

Returning The FavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang