10. First Date (2)

160 22 0
                                    

_____--_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____--_____

"MANA Jeno? Dia nggak ikut kumpul?" Pemuda dengan jaket berlambang naga hitam di belakangnya mendekat, duduk di sebelah Tama yang kini terlihat tengah menyantap mie instan.

Tama menggeleng, tanpa ingin mengeluarkan sepatah kata dia kembali menikmati makanannya.

"Tumben nggak dateng? Emang dia lagi ada urusan?" Kerrel yang penasaran ikut bertanya. Pemuda itu tengah duduk selonjoran di atas karpet dengan Kenan di sebelahnya. Sedang bermain game online di televisi.

Tama menggedikkan bahu, masih terlalu enggan untuk menjawab karena masih menikmati makanan di depannya.

"Lo kan temennya, masa nggak tahu si tam. Aneh banget!"

"Ck, babi! Gue lagi makan bisa nggak jangan di ganggu dulu?" Tama yang sudah kepalang kesal karena selalu di tanya pada akhirnya sewot. Kerrel, Loren, serta Dimas yang terduga sebagai pelaku hanya bisa cengegesan di tempatnya.

"Bagi dikit dong mienya, gue laper." Kenan mendekat, mengambil mangkuk yang diberikan Tama tersebut dengan senyuman sumringah.

Namun nyatanya.

"Anjing," Umpatnya ketika melihat jika isi mangkuk tersebut sudah kosong. Dia melirik Tama yang tertawa di posisinya. Lalu kemudian melempar bantal ke arah pemuda itu.

"Serius, tam. Jeno sekarang lagi ada di mana?" Lagi dan lagi Loren bertanya, memandang Tama yang sedang minum itu dengan raut wajah penasaran. Karena Jeno teman dekat pemuda itu, bukan hal yang mustahil bagi Tama untuk mengetahui keberadaan Jeno sekarang.

"Kenapa sih kepo amat? Kangen lo?"

"Dih, bangsat!" Sinis Loren, di balas tawa oleh semuanya.

"Gue cuma penasaran aja tai!"

Tama masih tertawa di tempatnya.

"Dia lagi pergi sama Adelina." Jawabnya jujur, menatap keempat temannya dengan tenang.

"Adelina?" Gumam mereka semua.

"Gue denger-denger pak ketu lagi pacaran yak sama si cewek bisu itu?" Dimas tanpa sadar mengucapkan kata 'bisu' membuat Tama yang mendengar itu menatap pemuda itu tajam.

Kenan menyenggol lengan pemuda itu.

"Apa sih? Emang bener kan si Jeno pacaran sama Adelina?" Tanyanya masih belum menyadari tatapan Tama.

"Iya emang bener, tapi bisa nggak lo nggak ngerendahin fisik seseorang?" Tama menyahut dengan sinis. Dimas terdiam di tempatnya.

Returning The FavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang