Prolog

2 0 0
                                    

Hai guys ini cerita pertama yang gue buat, so maaf banget masih berantakan, tapi gue akan belajar biar tulisan gue bisa rapih

...

"Hai apa kabar?"

"hah?"

"hadeh, masih tetep budek aja bocah satu ini"

...

"Alva kita mau beli apa dulu nih?"

"hah Lo panggil gue apa?"

...

"maaf sudah buat kamu takut, maaf an seharusnya aku lebih berhati-hati"

"an?"

"maaf maaf gue kelepasan sekali lagi gue minta maaf untuk tadi juga gue
minta maaf ga hati-hati"

...

"Gimana kabarnya?"

"baik"

"setelah kita selesai kemarin ternyata nggak ada yang berubah ya? Kamu tetap jadi manusia terfavorit, manusia yang selalu aku rindukan, manusia yang selalu ingin aku ajak segalanya, kita selesai kemarin tidak benar-benar selesai bukan? Kenapa harus sesakit ini? Kenapa semuanya harus jadi pertanyaan yang jawabannya hanya ada di kamu?"

"ya karena tokoh dalam cerita ini hanya aku, aku tokoh paling jahat di cerita ini, kamu tidak perlu susah-susah mencari jawaban atas pertanyaan kamu, karena lambat laun semua akan terjawab dengan sendirinya"

"seharusnya kemarin kita gak usah selesai, ternyata selesai sama kamu, bukan hanya kehilangan kamu, karena di saat yang bersamaan pula aku kehilangan diri aku sendiri"

...

"Tidak semua kehilangan menyakitkan, mungkin saja itu yang membuat keduanya baik baik saja".

...

Tak harus dia, dia tak lebih dari manusia brengsek.

...

Menjadi jahat bukan hal yang salah bukan? Egois juga tidak salah bukan? Aku hanya ingin bernafas lega.

...

Bingung nulis prolog itu kaya apa, jadi nulis aja seadanya sorry ya guys papay di next chapter

Sakala AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang