6. kilatan masalalu

1 0 0
                                    

"kita mau ke toko mana?" Tanya Nathan sembari menjalankan motor nya.

"Terserah si, tapi ke prima aja deh lebih lengkap soalnya" jawab utari.

"Oke baiklah, sesuai aplikasi ya neng" ujar nathan menirukan abang ojol.

Utari dibelakang hanya terkekeh, ternyata dia masih sama, tidak ada yang berubah darinya, mungkin hanya perasaan saja yang sudah berbeda.

Tak membutuhkan waktu lama Nathan dan utari sudah sampai di salah satu pusat perbelanjaan yang Utari maksud tadi, utari yang masih sibuk berkutat dengan isi pikirannya tidak sadar kalau mereka sudah sampai, sampai akhirnya suara tegas milik nathan mengagetkannya.

"Lo mau terus duduk di atas motor gue atau mau ikut beli perlengkapan?" Tegas nathan kepada utari. lalu utari turun tanpa berbicara sepatah kata pun dan meninggalkan nathan begitu saja.

Nathan menghela nafas "huft masih aja jelek kelakuannya" ucap nathan saat mengejar Utari yang sudah masih duluan.

"Kala kita mau beli apa dulu nih?" Tanya utari pada Nathan.

"hah Lo manggil gue apa?" Tanya Nathan dengan wajah berseri-seri.

Jujur saat ini Utari sangat malu, tolong siapapun bawa Utari pergi dari hadapan Nathan, sungguh utari tak tau setelah ini akan terjadi apa.

"hah eh maksud gue tu Nathan kita mau beli apa dulu nih? udahlah ayo beli apa?" Ucap utari dengan terbata-bata.

"aish ngeles aja bocah" ejek Nathan.

"Lo salah denger kek nya nath rajin rajin bersihin kuping makannya" ucap Utari memberi pembelaan.

"Enak aja Lo, gue tiap Minggu nih bersihin kuping gue" Nathan tak mau kalah.

"Susah emang kalau ngomong sama manusia keras kepala kaya Lo" ujar utari.

"Lo lagi ngomongin diri lo sendiri kah?" Tanya Nathan.

"Kambing, kata gue mah Lo tu bacot banget" maki Utari.

(Gemech jadi pengen punya pacar)

Setelah perdebatan itu Nathan lebih dulu pergi meninggalkan Utari, Nathan kesal karena sedari tadi Utari terus saja berbicara yang tidak tidak pada nathan.

"Lah ditinggal, apa dia marah ya?" Batin utari.

Tak ingin diambil pusing, Utari pun segera menyusul nathan. Tapi Utari pemasaran apakah Nathan benar-benar marah pada dirinya.

"Nathan Lo marah sama gue?" Tanya Utari.

"Nggk" jawab Nathan.

"Nggk kok malah ngediemin gini si" sedih Utari.

"Sedikit kesel nanti juga ilang, dah yok kita beli beli" ujar nathan jujur.

Merekapun langsung membeli barang-barang yang mereka butuhkan, mereka sedikit bercanda saat membeli barang, seperti tongkat kayu yang di jadikan sebagai tongkat sulap olah Nathan, atau utari yang pura-pura kedinginan saat bertemu dengan lilin berbentuk api unggun dan masih banyak lagi. Saat ini Nathan mengambil bando kuning lalu ia pakaikan di kepala Utari.

"Cantik" lirih Nathan.

"Wah Nathan lucu banget bandonya, gue beli aja ah" senang Utari.

"Yakin mau dibeli?" Tanya Nathan memastikan.

"Iya karena warnanya kuning lucukkk gemes juga" jawab Utari dengan girang.

"Lo lebih lucu ra"

Setelah membeli semua yang mereka butuhkan, merekapun bergegas untuk segera menuju kasir untuk membayar.

"Sudah ini aja kak?" Ucap kasir itu.

"Iya" jawab Utari.

"Totalnya 174.600 kak" ucap sang kasir.

Utari pun memberikan 2 lembar uang merah kepada kasir tersebut. Tentang bando tadi, bando itu di bayar terpisah supaya uang kelompoknya tidak terpakai oleh urusan pribadi.

"Bandonya 45.000 kak" ucap sang kasir, belum sempat Utari menyodorkan uang sudah ada lengan yang lebih dulu menyodorkan uang itu.

"Biar gue aja yang bayar" ucap Nathan.

"Gausa ngerepotin, nih gue ganti uangnya" ujar utari sembari menyodorkan uang pada Nathan.

"Tenang aja, kaya ke siapa aja" ucap nathan.

"Lah emang kita apa?" Batin Utari.

"Gue lupa kalau kita udah selesai ra" batin Nathan.

...

Berbelanja sudah selesai lalu mereka bergegas menuju rumah Nathan. Tadi saat diparkiran Nathan memakaikan helm pada Utari, yang membuatnya jadi the Javu seketika.

"Ini bukan Nathan tapi ini kala, kala kenapa kamu harus kembali disaat aku sudah berusaha lupa" batin Utari.

"Tar mau makan dulu gak?" Tanya Nathan sedikit teriak.

"Gausah nanti yang lain lama nungguin nya" jawab Utari.

"Cepetan aja jalannya nath biar cepet sampe" ucap Utari lagi.

"Pegangan" ucap Nathan sembari mengambil tangan Utari untuk ia lilitkan di pinggangnya.

Seperti kemauan Utari, Nathan pun melajukan motornya dengan cepat, namun saat itu ia malah mendengar isakan kecil dari belakang tangan yang semula longgar kini tangan itu sangat erat memegang pinggangnya.

"Dia ketakutan, astaga dia kan gak bisa dibawa ngebut" batin Nathan.

Nathan pun mengurangi kecepatan motornya, namun tak disangka di depannya ada kucing yang akan menyebrang tak ingin sampai menabrak kucing itu ia pun menggoyangkan motor nya, pegangan di pinggangnya mengerat tak kala motor Nathan yang menghindari kucing.

Tangisan utaripun makin kencang, Nathan yang khawatir pun segera menepikan motor guna mengecek Utari. Nathan pun segera melepaskan tangan Utari dari pinggangnya dan bergegas turun, saat turun ia juga memapah Utari untuk turun.

"Takut" lirih Utari. Dengan sekali tarikan tubuh Utari kini sudah di dekap oleh nathan, bahu Utari pun semakin bergetar menandakan dia sangat ketakutan. Dirasa sudah tenang Nathan pun menguraikan pelukan mereka.

"Ira gapapa?" Tanya Nathan memastikan.

"Aku takut" jawab utari.

"maaf sudah buat kamu takut, maaf an seharusnya aku lebih berhati-hati" ujar nathan.

"An?" Tanya Utari memastikan

"maaf gue kelepasan, maaf tadi gue malah turutin kemauan Lo padahal gue tau Lo pasti akan ketakutan, gue lupa sorry ra" ucap Nathan tulus.

tak ada balasan dari utari, ia malah membawa dirinya untuk naik keatas motor Nathan, Nathan yang mengerti pun segera menghampiri Utari dan segera melanjutkan perjalanan tentunya dengan kecepatan sedang.

...

Lo semua bingung kan? Sama gue juga mana dialog nya gak jelas dan gue gak tau cerita ini mau dibawa kemana WKWKWK

Betah betah lopyu

Sakala AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang