cuhuyyyyyyyy
tinggalkan jejak 💬⭐
~happy reading~
"Mageran banget, woi bangkit!" Sentak Muzza pada satu gubukan tanah yang sempat ia lewati.
"Ra, pacaran sama dia di kuat-kuatin ya mentalnya." Ucap Emely perihatin.
Claira mengangguk kaku, seketika tangannya ditarik Muzza paksa. "Gak usah deket-deket sama mbak Emely, lo bisa diajarin sesat." Cegah Muzza, jika saja Emely, Alice dan Claira bersatu Muzza bisa ternistakan atau terpojokan Muzza gak akan biarin itu terjadi!
Muzza melepas kaca mata hitamnya dan langsung memakaikannya pada Claira, "Lo mah gak usah cupu-cupu, Ayah suka sama cewek kece. Ya gak Nda?"
"Mana ada, dulu Bunda juga anak cupu, lugu, pendiam, kalem mirip Claira." Ucap Alice, Muzza hanya tersenyum getir, apa tadi katanya? Lugu, pendiam dan kalem? Mirip Claira?! MIRIP?! mari garis bawahi, tebali, dan miringkan. MIRIP CLAIRA!?
"Bukannya dulu Bunda ketua geng?."
"Ketua geng matamu!" Sengit Emely, sudah tau si Alice anak baik hati cupu lagi pendiam.
Mereka berdiri mengelilingi satu gumbukan tanah yang ia tuju, "Assalamu'alaikum, Ayah."
"Yah, kalo kata ustadz tuh memberi salam itu sunnah sedangkan menjawab salam itu wajib. Kenapa gak di jawab?" Tanya Muzza seakan mengajak bicara gundukan tanah di depannya.
"Hai, Ayah. Selamat ulang tahun meski gak bertambah umur." Emely menarik ujung bibirnya membentuk senyuman tipis.
"Perasaan Muzza selalu kasih ucapan setiap hari ulang tahun Ayah, kenapa Ayah gak pernah sekali pun kasih ucapan buat Muzza?" Claira reflek mengusap punggung Muzza dengan usapan lembut.
"Ini Muzza bawain Ayah calon mantu loh." Ujar Muzza mencairkan suasana.
"Yah, nanti kalo El nikah sama Claira. Ayah dateng ya?" Ucap Alice kemudian tersenyum tipis. Sungguh angan-angan yang ingin sekali Alice jadikan nyata.
"Yah, balik. Kasihan Bunda jadi janda mulu."
"ASTAGHFIRULLAH EL!!"
Muzza hanya menunjukkan cengiran khasnya, menaburi gumbukan tanah yang dilapisi rumput jepang itu dengan kelopak bunga bermacam-macam.
Claira ikut menaburkan bunga-bunga itu, diikuti Emely. Sedangkan Alice membasahi gumbukan tanah itu dengan air mawar. Kemudian Alice meletakkan setangkai bunga mawar didepan nisan suaminya, mengecup nisan itu singkat.
"Tenang disana ya, Yah."
"Nda, nama Ayah yatim ya?" Tanya Muzza membuat Alice menatapnya bingung.
"Habisnya Muzza sering dijuluki anak yatim, padahal 'kan Muzza anak Ayah Griffin."
×××
"Iya, satu minggu sekali Muzza sering ajakin aku kesana." Ujar Claira membuat Lidia menatapnya intes.
"Emang lo diapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] 1. Elmuzza
Teenfikcepart masih lengkap! ⚠️ jangan mendekat, proses revisi ⚠️ cinta itu unik, bisa membuat orang menemukan jati diri mereka bisa juga membuat orang kehilangan jati diri mereka. mau sejauh apapun kalian ingin menghindari rasa cinta, maka semakin gencar...