"maafkan saya jiraiya sama, kami benar-benar tidak melakukan apapun" ucap sasuke seraya kepala yang menunduk dengan posisi berlututut di karpet ruang tamu sakura, wanita berumur tiga puluh itu pun ikut berlutut di hadapan sang ayah yang sedang melipat kedua tangan nya di dada.
"eii- don't mind sakura dad, it's fine okay? I even hoping you both do something last night"
Ucapan tsunade membuat jiraiya menoleh kepada istri nya yang malah senang mendapati putri nya tidur bersama lawan jenis, ya- maksud nya jiraiya mengerti putri tunggal nya itu sudah berkepala tiga dan cukup dewasa untuk tahu hal seperti itu atau pun melakukan nya. Hanya saja hati kecil nya teriris jika tahu bahwa laki-laki yang sedang berlutut di hadapan nya ini tidak sebaik yang ia pikirkan, meskipun sejak tadi lelaki bernama uchiha sasuke itu terus meminta maaf dan menundukan kepala nya.
"ayah..maafkan aku, jangan salah paham ayah...aku yang meminta sasuke untuk bermalam di sini karena sudah sangat larut" tsunade menatap putri nya penuh dengan tatapan licik, ia mengerti gadis nya lebih dari siapa pun di dunia ini. Lima tahun putri nya tidak terlihat mempunyai kisah asmara dengan usia yang sudah sangat matang seperti itu ia sangat paham jika ada sedikit gairah wanita pada diri nya.
"tidak jiraiya sama, ini salah ku seharus nya aku menolak untuk singgah. Maafkan aku"
"ha'I ha'I enough" wanita paruh baya bersurai blonde itu berdiri dari duduk nya lalu menarik uchiha sasuke dan putri nya untuk berdiri, "aku senang kalian memutuskan untuk mengenal satu sama lain, tetapi ada baik nya jangan terburu-buru untuk melakukan yang tidak-tidak. Understand uchiha sasuke?" tsunade menggerlingkan mata nya membuat sakura ingin berteriak di depan ibu nya yang hanya acting di depan sang ayah agar jiraiya tenang.
Jiraiya ikut berdiri dari duduk nya dan menghadap uchiha sasuke, pria paruh baya itu menepuk bahu nya, "aku akan percaya pada mu, datang lah ke lapangan golf keluarga haruno selain sakura yang harus kau dekati, aku dan tsunade juga harus mengenal mu lebih jauh"
"aku akan dengan senang hati menerima undangan mu" sasuke membungkukan tubuh nya memberi salam, "terimakasih jiraiya sama, maafkan aku sekali lagi"
"baiklah, sakura ibu dan ayah akan pulang. Kau jangan macam-macam" sakura menghela nafas pasrah ketika ibu nya kembali mengedipkan mata kepada nya mengisyaratkan sudah lakukan saja semua hal dewasa yang kau tahu.
Kepergian kedua orang tua sakura membuat keadaan ruang tamu hening, kedua nya menjadi awkward akibat kejadian pagi ini. Rasa nya seperti anak SMA yang kepergok pacaran untuk pertama kali nya,"apa kau akan mandi? Aku bisa membuatkan mu sarapan jika kau mau"
Sasuke tersenyum kecil, "aku akan menyukai itu"
Uchiha sasuke tidak bisa berhenti memegang dada nya di bawa guyuran shower kamar mandi haruno sakura, ya setelah sekian lama diri nya tidak menjalin hubungan dengan siapa pun ini adalah pertama kali nya di usia dewasa berada di rumah seorang wanita bahkan mandi di kamar mandi nya dan menggunakan perawatan mandi nya yang sangat manis berbau strawberry. Rasa nya ia rela menjadi wangi haruno sakura seharian karena dengan seperti itu mungkin ia akan merasa sakura bersama nya setiap hari. Jika di tanya apakah sasuke sudah jatuh cinta kepada haruno sakura? Jawaban nya belum bisa di pastikan, jika di katakan ia jatuh cinta kepada penampilan maupun fisik, tentu saja ia jatuh cinta. Haruno sakura adalah berlian langka yang harus selalu di poles dan di jaga, wanita itu sangat cantik dengan otak dan pribadi yang pintar. Sulit menemui wanita dengan paket lengkap seperti haruno sakura yang bisa mencakup segala nya, ya tidak terlalu menekankan tetapi tipe setiap laki-laki akan berbeda, mungkin saja di mata orang lain sakura terlihat biasa saja. Tapi, untuk sasuke wanita musim semi itu adalah malaikat yang tertinggal di bumi untuk hidup dengan wajah secantik itu. Untuk masalah sifat atau pun masa lalu haruno sakura, ia belum tahu maka dari itu ia merasa pendekatan ini harus benar-benar di lakukan dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, You're So Fine!
FanfictionHaruno sakura seorang wanita yang hanya berfokus pada karir nya hingga di usia nya yang berkepala tiga membuat sang ibu geram karena ketidaktertarikan anak tunggal nya kepada sebuah hubungan asmara, wanita musim semi itu pun terpaksa melakukan kenca...