Oh, You're So Fine!

5 ; What a sick feelings

Los Angeles adalah salah satu kota di Amerika serikat bagian California yang terkenal dengan ibu kota hiburan, karena banyak nya film blockbuster yang di produksi di kota ini. Maka dari itu Los Angeles di sebut basis Hollywood, belum lagi banyak nya tempat yang bisa di kunjungi seperti santa monica, Beverly hills, long beach dan malibu. Membuat sebagian turis betah tinggal di sini, beda hal nya dengan uchiha sasuke yang memang sempat tinggal di LA untuk waktu lama karena sekolah menangah nya yang di tempuh di kota Hollywood ini. Meskipun tidak lagi tinggal di LA sasuke mempunyai satu mansion di Greystone mansion Beverly hills yang sekarang biasa ia gunakan untuk pertemuan bisnis client luar negeri nya. Seperti yang sudah di jelaskan bahwa putra bungsu dari uchiha itu adalah arsitektur berbakat yang sudah di kenal di kalangan para penguasaha, tiap gulungan biru nya bisa di hargai miliaran. Tidak heran jasa yang mahal akan menghasilkan project yang juga tidak asal-asalan, bukti nya hampir seluruh ulasan yang pernah menyewa jasa nya akan kembali lagi di kemudian hari. Tidak jarang client luar negeri memanggil nya hanya untuk membangun sebuah rumah, gedung kantor,hotel, atau sebuah gedung penting seperti pemerintahan. Seperti sekarang ia sudah tiga hari di LA untuk project sebuah perusahaan pariwisata dan hotel yang ingin melakukan pembangunan baru di malibu dikarenakan liburan musim panas yang akan datang.

"hah..." sasuke meletakan pensil nya lalu menyandarkan tubuh nya dengan helaan nafas, kacau sekali ia sekeras mungkin mencoba fokus kepada lembar biru nya karena client meminta penjelasan singkat tentang rencana nya.

Kepala nya penuh dengan nama haruno sakura yang tidak mengangkat panggilannya maupun membalas pesan, sasuke cukup bingung saat ini karena alasan yang di berikan sakura sungguh seperti anak SMA yang meminta putus hanya karena ingin fokus belajar. Untuk ukuran di usia nya saat ini alasan seperti itu seakan menyimpan banyak makna tidak tersampaikan di dalam nya, apakah sasuke berbuat salah? Apakah karena malam itu ia tidak datang saja membawakan makanan manis? Tetapi seorang wanita seperti haruno sakura mustahil menghentikan semua komunikasi dengan nya hanya karena alasan sepele seperti itu, lagi pula sakura terlihat bukan seperti wanita yang mudah merajuk akan hal simple. Lalu apa? Sasuke sungguh tidak mengerti alasan nya, apa ini ada kaitan nya dengan kejadian hari itu? apakah dia malu usai tertangkap basah oleh orang tua nya?

Sasuke mengusak surai hitam nya dan memilih beranjak keluar dari ruang kerja nya menuju pantry mansion nya mengambil sebotol air dingin yang sangat menyegarkan kerongkongan dan pikiran saat ini.

"apakah dia belum melupakan mantan kekasih nya..?" gumam sasuke setelah meletakan botol air mineral di meja pantry nya, "ahh aku tidak tahu dia punya mantan kekasih atau tidak"

"apa kau sudah gila?"

Sasuke berjengit mendapati putra sulung dari keluarga uchiha berada di belakang nya dengan koper di tangan nya beserta wajah yang lelah, "kau, apa yang kau lakukan di sini?"

"acara amal unicef aku memutuskan ke sini saja saat tahu kau di LA" seorang laki-laki berperawakan lebih tegap dan tinggi dari uchiha sasuke itu memberikan koper nya kepada pelayan mansion adik nya, "kau ada project lagi?"

"seperti biasa, kebetulan klien ku kali ini dari jepang juga jadi aku lebih mudah bernegosiasi dan menjelaskan rencana ku lebih lantang" sasuke membukakan botol air minum kepada kakak nya itu, itachi tersenyum menanggapi uluran botol minum dari adik nya.

"baguslah, semoga tembus persetujuan lembar biru mu. Ku dengar dari ibu kau sedang dalam hubungan dengan seorang wanita dari marga haruno? Putri dari jiraiya sama yang mengajarkan kita taekwondo"

"itu dia" sasuke menghela nafas mengundang tatapan bingung itachi, ia pun mengulurkan ponsel nya yang menampilkan pesan sakura.

"hahahaha!" sialan jika tahu akan di tertawakan sasuke tidak akan memberi tahu isi pesan nya, "kau benar-benar di tolak sasuke, hahahaha! Pertama kali dalam sejarah wajah tampan mu tidak semenarik itu"