"sakura makan lah sayang"
Pandangan kosong hanya menjadi jawaban yang hanya bisa di berikan oleh nya kepada sang ibu yang sedang mengarahkan sendok kepada putri tunggal nya. Rintik hujan beserta bau tanah yang menguar sedikit membuat perasaan wanita berkepala tiga itu menghangat meskipun diri nya hanya bisa membisu – tidak hanya itu untuk bergerak saja ia tidak mampu akibat makanan yang tidak bisa di telan dua hari ini membuat nya enggan mencerna apapun untuk tenaga nya. Meminum air putih saja terasa perih di kerongkongan nya, semua hal yang masuk ke dalam diri nya terasa memuakan hingga ia hanya akan memuntahkan nya. Tsunade menghapus air mata nya dengan cepat, ia mengusap punggung ringkih sakura yang semakin kurus – sebagai sosok wanita yang melahirkan putri nya ini adalah sebuah neraka dunia. Tidak hanya untuk tsunade, begitu pun jiraiya yang tidak tahu berbuat apa melainkan membela putri nya di depan para kolega yang ingin memutuskan hubungan dengan perusahaan farmasi yang di rintis oleh putri kesayangan nya.
"baiklah, ibu akan menemani mu tidur ya" tsunade membantu sakura untuk berdiri lalu menuntun nya layak anak kecil berusia lima tahun ke dalam kamar nya, kedua nya menidurkan tubuh seraya kasih sayang ibu yang menyelimuti putri kecil nya, "ini mengingatkan aku dengan saku chan yang selalu di temani tidur setiap malam nya"
Belaian tangan yang terasa selembut sutra di helaian rambut merah muda itu – perasaan hangat yang perlahan menjalar ke seluruh tubuh sakura ketika bibir manis itu mengecup kening dan pipi nya. Ibu nya adalah sosok tegas dan galak, tetapi hal baik nya tsunade adalah ibu yang rela mati untuk anak nya. Dan seperti nya itu adalah perasaan setiap ibu di dunia ini – air mata meleleh ke pipi yang memerah di wajah sakura.
"kau biasa nya meminta ibu membacakan tulang-tulang yang terdapat pada manusia atau bagian tubuh manusia yang biasa nya di periksa oleh dokter" netra lembut itu menatap putri nya seraya punggung tangan yang menghapus lelehan air mata yang turun dari kedua mata putri nya yang indah itu, "kau tahu saku chan, kau adalah anugerah terindah ibu dan ayah. Kau adalah symbol ketulusan cinta ibu dan ayah" wanita paruh baya itu tidak kuasa menahan tangis nya juga saat ini, ia terkadang lupa kalau putri nya itu sudah berumur tiga puluh satu tahun. Memang benar ada nya kalau setiap anak di dunia akan selalu menjadi anak kecil di mata kedua orang tua nya, mereka akan tetap di pandang ceroboh dan manja.
Sakura terisak pelan seraya beringsut masuk ke dalam dekapan hangat dan menghirup bau khas seorang ibu yang sangat menenangkan.
"saat kau lahir ayah sampai menangis karena kau sangat cantik bahkan ketika masih berlumur darah, bagi ibu dan ayah ketika mendengar tangisan mu kami tahu bahwa kau akan menjadi cahaya hidup kami" tsunade membelai kepala belakang sakura dengan lembut membuat sakura layak nya anak kecil yang merengek minta di belikan mainan, "ternyata benar, kau tumbuh dengan baik. Kau menjadi sangat cantik seiring bertambah nya umur mu, otak mu yang ternyata sangat pintar mengikuti jejak ibu ya? Tetapi kau mempunyai sifat rapuh dan peduli ayah mu meskipun kau juga mempunyai sifat tegas ku. Aku sangat bangga kepada mu – maka dari itu ibu dan ayah tidak kuat melihat cahaya yang redup dari mu. Kau akan baik-baik saja, percaya pada diri mu bahwa kau bisa membereskan semua ini dengan baik"
"...kau tidak akan pernah bisa mengontrol apa yang orang lain akan pikirkan tentang mu seusai kejadian ini. Tetapi, setidak nya kau sudah berdiri untuk diri mu sendiri sehingga tidak ada nya penyesalan di kemudian hari. Jika kau tidak salah, bela diri mu sampai mulut mu berbusa. Namun, jika kau salah, akui itu dengan berani dan katakan bahwa hal seperti itu tidak akan terjadi kembali"
Wanita itu menangis tersedu memeluk sang ibu erat, pikiran nya seakan melayang ke udara dengan tekanan yang berat kepada mata nya yang meminta untuk terlelap. Obat tidur yang di resepkan oleh psikiater sudah bereaksi usai di masukan lewat infus yang tsunade berikan kepada putri nya, hanya itu satu-satu nya cara yang bisa ia lakukan agar imun tubuh sakura tidak terlalu turun hingga menyebabkan penyakit lain menyerang. Ia memandangi wajah sakura yang terlelap masih dengan isak tangis nya – tsunade memilih untuk turun dari kasur putri nya dengan perlahan dan keluar dari kamar sakura. Ia menghela nafas menatap jiraiya yang sedang termenung di sofa ruang tamu putri nya – kaki nya melangkah menuju sang suami yang langsung menoleh atas kehadiran nya. Di rangkul nya seorang teman hidup yang sudah berjuang bersama dengan nya, jiraiya menatap sendu netra cantik istri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, You're So Fine!
FanfictionHaruno sakura seorang wanita yang hanya berfokus pada karir nya hingga di usia nya yang berkepala tiga membuat sang ibu geram karena ketidaktertarikan anak tunggal nya kepada sebuah hubungan asmara, wanita musim semi itu pun terpaksa melakukan kenca...