6 ; Can't go back so we gotta go on

671 106 13
                                    

Seorang laki-laki berambut merah mengepulkan asap tembakau yang baru saja ia hisap, jari nya mengetuk-ngetuk batang tembakau tersebut membuang abu nya ke asbak meja di hadapan nya. Wajah nya terlihat khawatir dengan dahi yang mengerut membuat seorang wanita dengan pakaian sekretaris nya terlihat bingung dengan tingkah bos nya, ia meletakan secangkir kopi hangat di meja CEO laki-laki yang sedang melamun itu.

"apa ada yang mengganggu pikiran mu?"

Mendengar suara itu ia menoleh menatap sekretaris berambut coklat pendek nya, "maki, apa kau ingat wanita yang bersama ku lima tahun lalu?"

Tubuh maki sedikit berjengit mendengar nama itu keluar dari mulut akasuna sasori kembali.

"uchiha sasuke, arsitek yang ku pakai jasa nya adalah tunangan dari haruno sakura" sasori menekan ujung rokok nya lalu beranjak dari duduk nya dengan senyum kecil di bibir nya, "aku rasa dia masih menjadi gadis baik yang tidak menceritakan apapun"

"a-aku rasa begitu..." maki menelan saliva nya susah payah dengan tangan yang mencengkram papan yang ia gunakan untuk membawa secangkir kopi buatan nya, "kalau begitu bagus bukan, kau masih bisa memakai jasa uchiha sasuke karena dia tidak tahu"

Sasori tertawa pelan dengan helaan nafas yang perlahan menghapus senyum dari wajah nya.

"I wish that bitch close her mouth forever"

Uchiha sasuke mendarat dengan selamat di landasan bandara narita internasional Tokyo pada malam hari sekitar jam delapan, tidak peduli dengan jetlag yang ia alami yang terpenting adalah ia harus menemui haruno sakura saat ini. Ia pun segera menaiki mobil dengan driver pribadi di dalam nya untuk menuju kediaman haruno sakura secepat mungkin, jantung nya terasa berdebar sangat kuat saat ini. Ternyata seberapa kuat ia menahan untuk tidak memikirkan wanita itu nyata nya ia tidak bisa berhenti menghapus bayang-bayang yang menghantui nya seperti pertanyaan ada apa? Kenapa? Dan ia salah apa? Malam ini saja belum tentu ia mendapatkan jawaban yang ia mau dari haruno sakura. Sasuke membuka ponsel nya mendapati semua panggilan dan pesan nya belum juga di jawab, helaan nafas pelan keluar dari mulut nya. Ia menoleh ke arah bangku samping nya yang terdapat beberapa paper bag chanel yang akan ia berikan kepada sakura, tidak bukan maksud sasuke akan menyogok nya dengan sebuah barang bermerek. Yang sasuke pikirkan saat ini adalah mungkin saja sakura terlalu stress dengan pekerjaan nya lalu mengalami fase di mana tidak ingin di ganggu siapa pun hingga wanita itu mengirim nya pesan untuk mengakhiri semua nya.

Sakura will totally wrong if she think sasuke will give up that easily right now.

Ia sudah terlanjur mempunyai perasaan kepada haruno sakura, mustahil untuk tidak patah hati jika menyerah begitu saja sekarang. Lagi pula menyerah bukanlah tipe ucapan uchiha sasuke, ia akan memastikan apa yang terjadi hingga sakura kembali ke pelukan nya.

Hujan turun cukup lebat di area pemukiman di mana rumah sakura berada ia turun memakai payung yang sudah di bukakan oleh supir pribadi nya, sasuke meminta driver nya itu untuk masuk saja di dalam mobil agar dia sendiri masuk menuju kediaman sakura. Ia sedikit ragu untuk menekan bel rumah sakura saat ini, apakah benar langkah yang ia lakukan saat ini? Secara logika mereka hanyalah dua orang dewasa yang mengenal baru dua minggu dan tidak banyak melakukan interaksi karena kesibukan masing-masing. Netra kelam sasuke tiba-tiba saja sayu dan mendingin, ia menjauhkan tangan nya dari bel rumah wanita musim semi yang sudah sangat ia rindukan itu. Apa yang ia lakukan? Apakah ia benar-benar mencintai wanita itu hingga seperti ini? Memikirkan kedua kaki nya sudah berpijak di tanah pemukiman rumah sakura membuat nya menarik kesimpulan seorang uchiha sasuke yang masa bodoh dengan percintaan dan sekarang ia berada di depan pintu seorang wanita yang baru saja ia kenal selama dua minggu, berlari dari bandara LA hingga ke narita hanya untuk melihat nya.

Oh, You're So Fine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang