Bab 2. Kita Bukan Lagi Sebuah Cinta

480 15 0
                                    

2. Kita Bukan Lagi Sebuah Cinta

- Happy reading -

••••

Cerita ini akan mengandung narasi yang menjelaskan maju-mundurnya alur. Jadi, kalian jangan skip ya!

••••

Ketika aku yang mulai merasa bahwa kita bukan lagi sebuah cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika aku yang mulai merasa bahwa kita bukan lagi sebuah cinta. Melainkan, sebuah hasrat dan nafsu belaka.

- Cahaya Sandyakala -

•••

Hujan datang pada malam dengan sepucuk surat tanpa aksara, hembusan anginnya menggoyangkan dedaunan pada ranting-ranting yang rapuh. Rintiknya membasahi jalanan, menghapus pesan dalam angan dan mengingatkan Cahaya pada sebuah memori pada beberapa bulan yang lalu.

Malam itu, di suatu Taman yang letaknya tidak jauh dari apartemen Agra, hujan tiba-tiba datang begitu deras. Membuat Cahaya dan Agra meninggalkan Taman dengan tergopoh-gopoh. Pasalnya, saat itu mereka mengendarai motor. Tubuh mereka pun basah semua dan mengharuskan mereka untuk singgah sebentar di apartemen Agra. Sebab, hujan yang begitu lebat dan tidak memungkinkan untuk melaju ke rumah Cahaya.

Jam dinding yang seakan berputar lebih cepat dari biasanya, malam yang semakin larut akan tetapi hujan yang tak kunjung reda.

Di sebuah kamar, di atas ranjang king size milik Agra, jam yang sudah menunjukkan pukul Dua dini hari. Namun, keduanya tak kunjung memejamkan mata dan masih setia dengan pikiran yang bergejolak di kepala.

Canggung dan bingung harus bagaimana memulai percakapan.

Terhitung sudah satu jam keduanya masih setia dalam diam, dan entah apa yang sedang mereka pikirkan. Yang jelas, keduanya berperang dengan pikiran masing-masing.

Untuk Agra, ia sibuk menghilangkan pikiran mengenai hal-hal apa yang terjadi jika 2 pasang kekasih berada dalam satu kamar yang sama. Apalagi, dengan suasana hujan seperti ini. Bahkan, sedari tadi Agra menahan hasratnya untuk tidak berbuat lebih pada Cahaya.

Laki-laki normal mana yang tidak tergoda dengan wanita cantik yang menurut nya, penampilan wanita tersebut terlihat sangat menggoda. Apalagi, berada dalam satu ranjang di tengah hujan yg melanda.

Cuaca yang begitu dingin seakan berubah menjadi panas seperti ada matahari terik yang menyelimuti ruangan dengan tema abu itu. Tanpa aba-aba, Agra reflek memeluk erat pinggang cahaya dari belakang, dan sontak saja membuat cahaya terkejut. Sedari tadi, Cahaya tidur membelakangi Agra. Sebab ia sibuk berpikir mengenai bagaimana caranya untuk menyembunyikan rasa gugup.

Cahaya SandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang