Bab 12. Tidak berjudul

257 15 0
                                    

Bab 12. Tidak berjudul

•••

- Happy Reading -

•••

"Aku pikir kita benar-benar dekat, nyatanya tidak! Aku tidak lebih dari sekedar orang lain yang hanya mengenal namamu tanpa tahu ceritamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pikir kita benar-benar dekat, nyatanya tidak! Aku tidak lebih dari sekedar orang lain yang hanya mengenal namamu tanpa tahu ceritamu."


- Cahaya Sandyakala -

•••

Sakit, satu kata yang tidak bisa Cahaya utarakan. Namun, selalu ia rasa dalam hati. Sulit baginya untuk tidak mengingat senyuman indah Agra, ia memilih diam sebab terlalu sulit untuk mengutamakan ego di atas segalanya.

"Gata ...," panggil Cahaya pelan sembari memakaikan jaket dipundak Mangata.

Dan disinilah mereka sekarang, rooftop apartemen di lantai paling atas. Setelah dari toko buku, Cahaya memutuskan untuk pulang sebab mengingat Mangata yang mungkin sedang tidak baik-baik saja.

Bagaimana dengan Agra ...?

Laki-laki itu berada di apartemen Cahaya. Entah apa yang ia lakukan disana, ia memilih berdiam di apartemen Cahaya. Padahal, Cahaya sendiri sudah memberi tahu jika dirinya hendak menemui Mangata dan meminta Agra untuk pulang. Namun, Agra tidak mau dan tetap kekeh ingin berdiam di apartemen Cahaya.

It's ok, Agra memang keras kepala!

Mangata menoleh ke belakang dan mendapati Cahaya yang berdiri di belakangnya.

"Ay ... lo ngapain disini ...? Agra ... lo tinggal?" Mangata memutar badannya untuk menghadap Cahaya, seraya celingukan mencari keberadaan Agra.

Cahaya berkacak pinggang seraya berdecak kesal. "Lo itu yang ngapain disini ...?

Cahaya menarik tangan Mangata untuk berdiri, kemudian mendorongnya dari belakang untuk menuruni anak tangga.

"Udah mau hujan ini, balik yuk! Nanti gue Masakin seblak deh!"

Mangata menurut dan pasrah ketika Cahaya mendorongnya pelan memasuki kamar.

"Jangan bohong, lo ...!" Mangata benar-benar malas untuk melakukan apapun selain melamun sembari memerangi dirinya sendiri.

Semenjak kedatangan Agra, Cahaya kerap sekali meninggalkan Mangata sebab Agra mengurungnya di apartemen. Bahkan Cahaya pernah dua hari bolos kuliah.

Cahaya SandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang