CHAPTER 11

11 2 0
                                    

HALOOOO🤗
SEBELUM LANJUT BACA AKU MINTA BIBTANGNYA DULUU DONG
MINTA JEJAK TEMEN TEMEN YANG UDAH BACA CERITA AKUUU
Sedih banget kalo cuman di baca doang😭
*
*
*
Minta bintang yaaaa
-
-
-
Selamat membaca🥰

Aryan membaringkan tubuhnya diatas kasur miliknya, sesekali dia memejamkan matanya hanya untuk sekedar merehatkan badannya. Hari ini tidak begitu melelahkan bagi dirinya, tapi luka jahit di perut nya yang belum kering sempurna membuat tubuhnya harus menahan rasa sakit yang menyeruak.

Brak!

Baru saja Aryan memejamkan matanya dia di kagetkan oleh kedatangan seorang laki-laki paruh baya yang membuka pintu dengan kasar. Dengan cepat Aryan merubah posisi nya yang tadinya terbaring menjadi terduduk tegap. Dia adalah Toni Darmaga yang katanya ayah kandung Aryan.

"ANAK SIALAN KAMU" mencengkram kerah baju Aryan "SAYA BILANG KELUAR DARI GANG MOTOR GAJELAS ITU, DAN DAPATKAN NILAI TERTINGGI" Bentak Toni yang masih setia mencengkram kerah baju Aryan.

Aryan yang di bentak hanya diam tidak berkutik, "JANGAN BIKIN MALU SAYA" Teriaknya jengah

"Maaf pah" Balas Aryan menunduk

"SAYA GAK BUTUH KATA MAAF DARI KAMU!"

Toni membanting tubuh Aryan ke bawah ranjang kasur hingga membuat Aryan tersungkur ke bawah lantai dan.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Toni memukul perut Aryan secara bertubi-tubi, sehingga perut Aryan mengeluarkan cairan merah lagi. Tidak ada perlawanan yang Aryan lakukan sehingga membuat Toni menjadi lebih leluasa memukul Aryan.

Menyadari anaknya yang terus mengeluarkan cairan merah. Toni pun menghentikan aktivitas memukulnya dan meninggalkan anaknya acuh.

"Mah, Aryan kangen mamah" Keluhnya

"Aish sampai kapan Tuhan" Ringis Aryan kesakitan, sembari menggenggam perutnya menahan darah yang terus mengalir.

Bagaimana tidak perut Aryan terus mengeluarkan darah, secara Aryan baru saja kemarin mendapat luka tusuk di perut, toh pasti luka jahitnya pun kembali terbuka.

Aryan berusaha menopang dirinya sendiri untuk berdiri dari lantai, dia menggengam bibir ranjangnya agar bisa membantu dirinya beridiri.

Setelah berhasil berdiri, dia berjalan menghampiri meja yang berada di pinggir ranjang kasurnya dan menemukan sebuah pigura yang berisi foto Martha Angelin. Ibu dari anak lelaki tampan yang sedang menahan sakit itu.

"Mah, Aryan kangen mamah" Gumannya
"Apa mamah bahagia sama laki laki pilihan mamah?" Lanjutnya.

Air mata lelaki itu tidak bisa tertahan, dia mengeluarkan cairan bening yang sedari tadi dia tahan di kedua manik matanya.

Derttt...

Dertt...

AIRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang