CHAPTER 13

14 0 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAAA🥰
Yang belum follow, follow dulu dong😍
*
*
*
Segitu ajaa deh
SELAMAT MEMBACA!!

Sesampainya di UKS dengan sigap dan hati hati, Aryan merebahkan Tubuh Airis di atas ranjang kasur yang berbalut Seprai hijau.

Aryan membukakan tirai penghalang UKS,panik.Mencari seseorang"Mana dokter Rani?" Tanya Aryan Pada salah satu Siswa yang berbalut rompi PMR.

Caca yang terkejut pun langsung menoleh pada arah sumber suara"Be-belum dateng kak" Ucap Caca, kikuk.

Aryan mengusap kasar wajahnya frustasi, melihat wajah Airis yang semakin memerah, ditambah dengan bentol bentol kecil. "Sialan, bantuin gw, kasih pertolongan buat Airis" Pinta Aryan panik.

Caca yang di mintai bantuan, dengan segera mencari tablet obat alergi, untuk diberikan pada Airis yang masih terkujur lemah, dan  kehilangan kesadaran diri.

Setelah mendapatkan apa yang Caca cari dengan  segera Caca memberikannya pada Aryan, tak lupa dengan Air hangat yang sudah Caca siapkan. "Ini Kak obatnya" Kata Caca sembari mengasongkan segelas Air hangat dan satu tablet obat Alergi.

Tanpa ngaleng ngaleng, Aryan berusaha menyadarkan Airis, dengan sedikit goyahan yang Aryan ciptakan pada bahu Airis agar tersadar. "Ris,.. Bangun Ris.. " Katanya sangat lembut.

Mata gadis itu masih saja terpejam, enggan membuka matanya.

Sekali lagi Aryan menggoyahkan bahu Airis sedikit lebih kencang.khawatir"Ris... " Panggil Aryan lagi, berharap bisa membangunkan gadis itu.

Dan Berhasil, gadis itu Akhirnya membuka matanya, terkejut melihat Aryan yang berada di atas pandangannya. Karena posisi Airis yang terbaring tengkarak sedangkan Aryan berdiri di pinggir ranjang kasur yang Airis Rebahi, kala menunduk melihat Airis, hingga membuat cahaya lampu ruangan itu terhalang oleh kepala Aryan,dan menjaga mata Airis supaya tidak silau.

Sebentar Airis mengerjapkan matanya, mengumpulkan kembali seluruh nyawanya. "Ka-kak Aryan?" Kata Airis keheranan

Mengetahui pandagan Airis yang heran, akhirnya Aryan membuka suara "nih minum dulu" Kata Aryan sangat dingin, menyodorkan satu tablet obat dan segelas Air hangat.

Tidak, Airis tidak akan bertanya lebih banyak, melihat wajah datar Aryan yang tanpa ekspresi saja, membuat dirinya bergidik ngeri.

Airis pun bangun dengan mandiri, tanpa di bantu oleh Aryan layaknya sinetron-sinetron yang Airis tonton.

"Makasih kak" Ucap Gadis itu menerima setablet obat Dan segelas Air hangat.

"Gimana? " Tanya Aryan dingin.

Airis yang masih menenggak air untuk mengalirkan obat yang masih tersangkut di tenggorokan nya, hanya berdeham sembari mengangkat sebelah alisnya, bingung. "Hmm?"

Aryan tak menghiraukan gadis itu, dia menunggu aktivitas Airis yang sedang menelan obat, dan menunggu jawaban atas kondisi Airis saat ini.

Selsai meminum obat, Airis kembali bertanya pada Aryan yang masih berdiri di pinggir ranjang kasurnya. "Hah? Apa yang gimana? " Tanya Airis cengok.

"Kondisi lo" Respon Aryan masih dengan Wajah Tanpa ekspresi.

Airis yang baru mengerti apa yang di tanyakan  Aryan, mengangguk paham. "Ohh, baik kak, baik" Jawab Airis santai.

Seakan tak puas atas jawaban Airis, dia melihat lengan Airis yang masih merah, dan masih ada bentolan kecil. "Ck!,so jago"Ucapnya berdecak kesal, Memalingkan wajahnya.

AIRISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang