Untuk kedua kalinya, Karan berteman lagi dengan jatuhan-jatuhan gerimis yang menemaninya di penghujung Desember.
Tahun baru masih beberapa hari lagi. Tapi sekarang, Karan tak takut, ia rasa, tahun ini benar-benar akan ia nikmati bersama ibu dan ayahnya.
Tubuh kurusnya yang dibalut oleh baju pasien berwarna biru langit dan jaket hitam milik Kaiv terlihat berjalan tertatih-tatih melewati ratusan batu nisan yang menyebar di sebuah pemakaman di dekat Telaga Merdada, di Dieng.
Berkali-kali ia harus terjatuh, tapi ia bangkit lagi untuk melawan rasa sakit dan dinginnya udara yang menusuk kulit. Pemuda itu bahkan tersenyum setiap kali kakinya melemas.
Pandangannya yang mengabur membuatnya goyah dan tumbang begitu saja walau hanya seonggok batu kecil yang menghalangi langkahnya.
"Bu."
Karan menahan napas. Bibir pucatnya menggigil. Mata sayunya mengerjap kesakitan. Cahaya sore dari langit, membuat penglihatannya semakin buram dan menambah beban pupilnya.
"Aku belum mau tidur sekarang, nggak mau sekarang," gumamnya sambil terus melanjutkan perjalanan ke sebuah kuburan yang terletak di sebuah sudut pemakaman.
Dia tersenyum begitu langkah kecilnya berhenti tak jauh dari makam yang ia tuju. Kebanyakan makam tampak seperti gundukan-gundukan rumput. Beberapa mengingatkannya tentang rumah-rumah kurcaci yang penuh kehangatan di setiap musim hujan tiba.
Begitu pun, tak membuat Karan lupa dimana letak makam yang ingin ia datangi. Di sana, di bawah pohon trembesi yang rantingnya berubah menghijau dengan daun-daun yang begitu lebat, ada sekitar delapan makam yang berkumpul seperti keluarga.
Karan terus melangkah. Lalu matanya mendadak memanas begitu nama ayahnya terpampang di nisan di sebelah kirinya. "Yah ... aku di sini."
Bendungan tangis di matanya pecah begitu ia menoleh ke arah kanan, sebuah nisan bertuliskan nama Maharani, yang ternyata adalah ibu kandungnya.
"Ibu, aku juga ada di sini."
Selengkapnya ada di Karya Karsa, ya, akunku akhirianawidi :)
Jangan lupa yang berkenan dapat hampers dari Karan, silakan ikutan Giveaway Reels Lost Tales nya :DTerima kasih semuanya, have a nice day:)
Di KK Insya Allah update-nya nggak lama-lama, sampai ke versi What If Karan Alive.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST TALES
General FictionKaran hidup bersama dongeng tentang matahari tenggelam yang menguatkannya sepanjang waktu. Kata ayah, manusia dan perasaannya itu seperti senja. Bergantian, tidak kekal, dan berubah. Tapi, saat ayahnya meninggal, Karan baru sadar bahwa ada dongeng y...