Happy reading guyss
................Motor yang dikendarai Harrez melaju melewati jalanan yang terlihat lenggang di sore hari. Bukannya fokus pada jalanan dia malah fokus melihati wajah cantik Rayline yang terpampang di spion, untung saja tidak sampai mengalami kecelakaan.
Membutuhkan waktu sekitar dua puluh lima menitan berkendara di jalan, kini mereka telah tiba di rumah Rayline, Rayline turun dari motor Harrez lalu melepaskan helm dan memberikan nya kepada sang pemilik.
"Makasih ya udah nganterin" ucap Rayline dengan senyum tipis.
"Sama sama cantik" Harrez menerima helm itu lalu ia gantung didekat jok belakang.
"Hm, kalau gitu gue masuk dulu"
"Gue gak di suruh masuk ke dalam nih?" tanya Harrez.
"Enggak, udah sana lo pulang" usir Rayline, mengibaskan tangannya menyuruh Harrez pergi.
"Haus nih gue, tawarin teh atau kopi kek suruh mampir dulu" ucap Hareez sambil memegangi lehernya.
"Maaf ya tapi gak bisa sekarang, lain kali aja kalau mau ke rumah gue"
'Yang ada kalau lo masuk bakal di omelin sama papa atau abang gue Rez, bahkan bisa aja lo diusir' batin Rayline menatap Harrez miris.
"Kenapa emangnya, ortu lo galak? gak ngebolehin orang lain masuk ke rumah"
"Nah itu lo tau jadi maaf banget ya! mending sekarang lo pulang, babay~ hati hati" Rayline pergi meninggalkan Harrez sendiri di depan rumahnya.
Mau tak mau Harrez harus pergi dari rumah Rayline dengan berat hati.
"Se-galak apapun keluarga lo, gue gak bakalan takut!" Harrez menyeringai, sebelum menyalakan motor miliknya dan pergi mengendarainya.
"Maaf Rez, bikin lo kecewa. Gue gak bermaksud ngusir lo tadi-"
"Gue cuma takut nanti lo di marahin sama keluarga gue" lirih Rayline di balik pintu, dia dapat mendengar sura motor Harrez kian mulai menjauh dari perkarangan rumahnya.
"Sudah mainnya?"
Sebuah pertanyaan terlontar saat Rayline memasuki rumahnya, sontak Rayline berbalik badan menatap Arga yang duduk di sofa bersama Zerlli, Edgar dan Winza.
Mata Edgar melirik tangan kanan Rayline yang menenteng paper bag, ntah apa isinya dia pun tidak peduli.
"Belum" singkat Rayline merotasikan bola matanya malas.
"Kalau main itu minta izinnya sama abang, papa atau mama! .Bukan. Sama .Winza." ucapnya penuh dengan penekanan.
"Ngapain izin kalau nanti juga ujung-
ujungnya gak dibolehin?"Setelah menjawab pertanyaan dari Edgar, Rayline berjalan ke atas menuju kamarnya meninggalkan keluarganya yang sedang kumpul di bawah.
"Astaga, anak itu dari hari ke hari semakin kurang ajar! susah diatur"
Edgar menggeram marah menahan emosinya yang hampir meledak.
"Maafin Rayline bang, abang yang sabar jangan emosi nanti darah tinggi" ucap Winza sembari mengelus pundak Edgar guna menenangkan nya.
"Bagaimana bisa sabar, sifatnya aja seperti anak yang tak di Sekolahkan!"
"Pa, papa jangan diam aja dong! marahin tuh dia, Edgar udah capek" protes Edgar yang melihat papa nya itu hanya diam saja tidak berniat memarahi atau menegur Rayline.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE FOR YOU [HaeRyu]
Teen FictionKisah perjuangan Harrez Nathaniell yang berusaha mendapatkan cintanya Rayline Jackganio. Harrez. Lelaki tampan yang sangat cuek, tetapi akan berubah menjadi seorang yang humoris dan konyol ketika bersama teman-temannya, terutama Rayline. Wanita ter...