Prolog

113 19 42
                                    

Tasbih di tanganku dan salib di dadamu, itu tak akan pernah menyatu. Saat aku mengaji, kamu bernyanyi, saat aku membuka tangan, kamu menangkupkan kedua tangan. Jika hari Jum'at adalah hariku maka hari Minggu adalah harimu.

Itulah, yang aku alami sekarang, cinta beda agama. Memang, itu begitu menyakitkan. Namun yang namanya cinta bisa datang kapan saja, dan tumbuh begitu saja, tanpa disadari. Aku masih ingat, ketika aku dan dia pertama kali bertemu.

Yaitu, di Bali saat aku sedang berlibur bersama sahabatku. Sebenarnya aku dan sahabatku tidak hanya berlibur di Bali. Akan tetapi, lebih tepatnya kami sedang melaksanakan tugas kuliah, yang mengharuskan kami untuk pergi ke Bali.

Di sinilah, kisah cintaku dimulai, di mana aku dan dia yang berbeda keyakinan. Namun kami punya rasa cinta yang sama. Entah, sampai kapan kami bisa bertahan dalam sebuah komitmen yang telah kami bangun.

Bukankah ini lelucon? Aku seorang wanita berhijab yang notabenya muslim telah jatuh hati kepada seorang pria yang berbeda keyakinan denganku. Seorang pria, yang begitu teguh pendiriannya terhadap keyakinannya.

Akankah aku mampu bertahan?Karena hakikatnya, cinta tak selamanya memiliki, sekuat apapun aku mencintai, jika Tuhan tak menghendaki, maka itu tak akan terjadi.

Apapun yang terjadi di antara aku dan dia. Semoga dia temukan pilihannya, dan aku? Biarkan waktu yang menjawab bagaimana denganku. Sebab aku tau, bertemu adalah takdir. Masuk ke dalam kehidupan adalah pilihan. Jatuh cinta itu di luar kendali.

~~~

"Maira!"

"Iya, ada apa? Bisakah kau memanggilku seperti yang lain, 'Aliesa' bukan 'Maira'," ucapku kesal. Pasalnya aku tidak terlalu suka dipanggil dengan nama itu.

Sudah berapa kali, aku peringatkan padanya jangan memanggilku demikian. Tetapi tetap saja, ia tak perduli, katanya dia sudah bosan memanggilku dengan nama Aliesa.

Ya, pantas sih? Karena kami sudah mejalin persahabatan ini dari kelas 10 SMA dan sampai sekarang, kami kuliah.

"Ih, kan, biar beda. Aku orang spesial bagimu. Jadi wajar dong panggilannya beda," jawab Felysia mengerucutkan bibirnya.

"Eleh-eleh, katanya kemarin bosan," sahutku memalingkan wajah darinya.

"Iya, itu alasan yang pertama," ucap Felysia tersenyum tanpa dosa.

Mendengar jawaban yang keluar dari mulut Felysia itu, membuatku jengah. Aku terus berjalan menuju pintu gerbang kampus, tanpa menghiraukan Felysia memanggilku di belakang.

Felysia dengan wajah dibuat cemberut, terus ia berjalan cepat untuk menghampiriku yang sudah berdiri di luar gerbang kampus. Aku melihatnya sekilas, ia terus saja mengoceh dengan wajahnya yang masih cemberut itu.

Sungguh, membuat telingaku sakit. Felysia semakin kesal, di saat aku tidak memperdulikannya yang tengah mengoceh di sampingku.

"Oke! Dasar nyebelin, selalu saja begitu," ujar Felysia tiba-tiba sebel, lalu memalingkan wajahnya.

"Apanya?" tanyaku singkat.

"Ya ampun, ada suara. Apakah kau mendengarnya, Maira?" ucap Felysia sambil sok-sokkan melihat-lihat ke sana ke mari untuk mencari sumber suaranya.

Tingkah Felysia selalu membuat emosiku meledak. Kesabaranku yang setipis tisu tidak bisa terkontrol. Ingin rasanya ku jambak-jambak dia.

"Diam, fely. Kalau tidak, aku akan menenggelamkanmu ke laut," ucapku ngawur kehabisan kata-kata dengan tingkah laku sahabatku yang satu ini. Dia langsung diam, ekspresinya sangat menggemaskan, ia terlihat benar-benar ketakutan. Cih! Dasar anak kecil.

Memang pada kenyataannya punya sahabat yang modelannya seperti Felysia, butuh kesabaran ekstra untuk bisa mengimbanginya. Biarpun begitu, ia adalah orang yang paling mengerti dan peduli ketika aku mempunyai suatu masalah.

Pokoknya tidak ada yang bisa menggantikan Felysia. Dia hebat dalam segala hal walaupun agak sedikit eror kadang-kadang. Menyusahkan namun begitu ku butuhkan. Karena dia spesial beda dari yang lain.

الهم صل على سيد نا محمد وعلى أله واصحبه وسىلم

No plagiat, ini murni hasil karangan author sendiri. Coment dan vote sangat dibutuhkan. Jangan lupa Follow author juga ya.

April_04_2023
Aceh...

Cinta Di Ujung TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang