Bab 19

1.1K 184 6
                                    

Media sosial sedang panas dan menggila oleh berita terbaru yang menyeret nama orang-orang penting Korea Selatan. Seorang anonim membocorkan informasi sensitif kepada wartawan dan membuat kasus itu meledak dan merajai trending topik pencarian Naver.

"Sajangnim, anda viral di internet" lapor Nayeon sekretarisnya sambil memperlihatkan hp nya ke Jennie.

"Mengapa mereka membawa namaku" ucap Jennie mengambil hp Nayeon dan membaca isi beritanya.

"Tidak mungkin" gelengnya berkaca-kaca.

"Apa berita ini benar, siapa yang melaporkannya"

"Disini tertulis anonim sajangnim. Kemungkinan dia adalah orang terdekatmu" sahut Nayeon.

Han Jennie seorang pengusaha kaya yang puluhan tahun lalu diceraikan oleh suaminya karena mandul ternyata hanya tipuan. Madu suaminya sengaja memalsukan laporan medisnya agar mereka bercerai.

"What the heck" ucap Jennie masih tak percaya. Puluhan tahun lamanya ia dibohongi dan dikhianati dan baru hari ini terbongkarnya.

Dengan emosi meluap, Jennie melangkah penuh amarah ke rumah mantan suaminya. Menanyakan soal kebenaran berita itu langsung dari sumbernya.

Ting Tong

Ceklek

"Apa Irene dan Taehyung ada di rumah" tanya Jennie to the point kepada maid yang membuka pintu.

"Ada nyonya, silahkan masuk" maid itu lari memanggil majikannya dan menyuruh Jennie untuk menunggu.

Tepat saat keduanya tiba, Jennie langsung berdiri.

"Maksud kamu apaan memalsukan hasil medis ku Irene-ssi" tanya Jennie dengan suara datar mampu membuat bulu kuduk Taehyung berdiri.

"Memalsukan apa? Aku tidak tau apapun!" Elak Irene walau kebusukannya telah terbongkar dan dibeberkan media.

"Jangan pura-pura tidak tau. Kau pasti telah melihat berita kan" Jennie mengambil jarak dekat hingga berjarak beberapa senti.

"Kalau kau ingin menyingkirkan ku Kau tidak perlu memanipulasi. Cukup bilang kau menginginkannya dan aku akan memberikannya secara gratis"

Plak

Irene menampar keras pipi Jennie hingga tertoleh ke samping.

"Aku mencintai Taehyung lebih dulu daripadamu dan kau dengan mudahnya mengambil dia dariku"

"Itu bukan keinginanku! Aku dijodohkan"

Tanpa Jennie tahu kalau Lalice berada dibelakangnya. Ia bergegas datang kemari begitu berita itu keluar. Lalice tahu Eomma nya pasti akan melabrak pelakor itu.

"GARA-GARA MU AKU DICAP JELEK OLEH ORANG-ORANG. JIKA KAU TIDAK MELAKUKAN ITU RUMAH TANGGAKU TIDAK AKAN HANCUR!!!" ucap Jennie memaki Irene.

"Salah aku apa sama kamu! Aku gak pernah nyakitin kamu tapi kenapa kamu ngelakuin ini ke aku, WAEYO? WAE?!!!" Jennie mencengkram krah baju Irene. Menjerit meluapkan seluruh emosi yang terpendam.

"AKU DIUSIR, DIHINA DAN DIKATAKAN WANITA TAK SEMPURNA HANYA KARENA AKU TIDAK BISA MENGANDUNG ANAK. APA KAU TAU SEBERAPA MENDERITANYA AKU MENANGGUNG CACIAN ITU SENDIRIAN!!!"

"Eomma" lirih Lalice berkaca-kaca mendengar curahan hati ibunya. Jennie sudah banyak menderita. Dia tidak pantas mendapatkan semua ini.

"Aku mandul?" Jennie bertanya dan tertawa sumbang. Wanita itu terlihat sangat putus asa.

"Kau sengaja menaruh obat penghambat kehamilan ke dalam minumanku setiap harinya. Bercumbu mesra bersama suamiku dan terakhir bekerja sama dengan para dokter agar memalsukan hasil pemeriksaan ku" Jennie terus mengoceh mengutarakan semua rasa sakitnya.

"KAU TIDAK TAHU BETAPA PUTUS ASANYA AKU MENGIKUTI BERBAGAI MACAM TERAPI DAN PROGRAM KEHAMILAN DEMI MEMPERTAHANKAN RUMAH TANGGAKU" 

Jennie beralih menatap Taehyung yang terdiam mematung.

"Tapi sayangnya suamiku lebih memilihmu dan menganggap ia sempurna padahal sebenarnya dialah yang mandul" Taehyung menganga. Apa yang barusan Jennie katakan kalau dia mandul.

"Aku mandul?" Tanya Taehyung.

"Ya, baca saja sendiri" Jennie melempar amplop rumah sakit yang ia ambil sebelum ke sini.

"Jika aku mandul lalu bagaimana dia bisa hamil"

"Apalagi kalau bukan selingkuh. Sudah jelas anaknya itu bukan anak kandungmu" Irene berkeringat dingin. Ia tersudutkan oleh pernyataan Jennie barusan.

"Apa itu benar Irene?"

"Anniyo, Oppa jangan dengarkan dia. Dia pasti membawa surat palsu untuk membalikkan keadaan"

"Jangan samakan aku denganmu!!!" ketus Jennie berbalik pergi meninggalkan rumah itu.

Lalice yang ingin ikut mengatai mereka ia urungkan. Jennie lebih penting. Kondisi Jennie sekarang tidak bisa dibilang baik dan dibiarkan pergi sendiri.

"Eomma tenangkan dirimu" lirih Lalice melihat Jennie mengendarai mobilnya sangat cepat.

Mobil Jennie berhenti di sungai Han. Langit berubah mendung seperti suasana hatinya saat ini.

Wanita itu menatap langit lalu berteriak sekeras mungkin. Tubuhnya meluruh di tanah. Menangis tersedu-sedu dalam posisi bersimpuh.

"Eomma" suara Lalice menginterupsi. Menghalangi dirinya dari cahaya matahari.

"Ireona, Eomma ku tidak selemah itu. Dia wanita kuat dan tahan banting dari segala rasa sakit" kepala Jennie semakin tertunduk dengan air mata yang terus membasahi pipi mandunya.

"Dia menipuku. Kenapa dia melakukan itu, apa dosaku"

"Eomma tidak salah apapun. angkat kepalamu Eomma. Jangan biarkan mahkota mu jatuh"

"El hiks mereka jahat hiks" adu Jennie. Lalice berjongkok lantas memeluk tubuh mungil nan rapuh itu dan menenangkannya.

"Aku tahu Eomma dan mereka akan mendapatkan balasannya"

"Aku sudah melaporkan semua barang buktinya ke polisi dan kita tinggal mengikuti kasusnya" Jennie sontak mengangkat kepalanya.

"Jadi kamu yang ngelaporin"

"Nde" Lalice pun menceritakan semuanya dari awal.

"Sebenarnya malam itu aku mau mengatakannya pada Eomma tapi aku gak tega merusak suasana hati Eomma apalagi Eomma pasti lelah malam itu"

"Hiks gomawoyo"

"Anniyo, itu sudah tugasku sebagai anak melindungi dan membelamu Eomma"

"Tapi itu benarkan kalau aku tidak man,-" Lalice menempelkan telunjuknya dibibir Jennie. Tidak membiarkan sang ibu mengucapkan kata keramat itu.

"Eomma sangat sehat. Kalau Eomma masih ragu ayo kita periksa ke rumah sakit"





Tbc

Sesuai janji aku double up.
Ada yang kesel gak sama nyai?

Mother's Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang