Bab 18

1.1K 182 18
                                    

Setelah puas menikmati keindahan malam. Mereka memutuskan pulang karena memang sudah sangat larut.

"Kajja Eomma kita pulang"

"Aku bisa pulang sendiri" tolak Jennie sedangkan Lalice menaikkan satu alisnya.

"Dengan apa? Bukannya mobil Eomma tinggal di kantor"

"Oh iya" ucapnya baru sadar.

"Sama aku aja" dan akhirnya Jennie menurut. Malam-malam begini taxi udah gak ada lewat lagi kalaupun ada dia gak bakal naik karena bisa saja orang berniat buruk.

Di dalam mobil Lalice senyum-senyum sendiri. Karena dengan cara begini dia bisa tau dimana rumah Jennie berada.

"Nanti habis ini belok kanan aja" instruksi Jennie Lalice angguki.

"Rumah yang mana Eomma" bingung Lalice saking banyaknya rumah megah berderetan disana.

"Itu yang warna abu" tunjuk Jennie.

"Daebak bagus banget" batin Lalice

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Daebak bagus banget" batin Lalice.

"Eomma tinggal sendiri?"

"Ya" Jennie melepas seatbelt nya kemudian melirik Lalice yang juga menatapnya.

"Mau mampir dulu?"

"Mau mau mau" jawab Lalice antusias.

"Anggap saja seperti rumah sendiri. jika kamu haus atau lapar ambil saja di dapur, aku mau mandi" kata Jennie berjalan cepat menuju kamarnya.

"Eomma"

"Nde" jawab Jennie balik badan.

"Bisakah panggil dirimu Eomma bukan aku" jawaban Jennie hanya senyuman tipis dan naik ke lantai atas.

Lalice mendudukkan dirinya di sofa tapi tak berselang lama kemudian ia merasa bosan dan berjalan melihat sekeliling. Jennie pasti kesepian tinggal di rumah sebesar ini sendiri.

Karena haus ia membuka kulkas dan mengambil susu kotak coklat alih-alih air putih. Matanya tak sengaja menangkap gumpalan tisu di wastafel cuci piring. Lantas ia dekati dan mendapati noda darah disana.

"Mungkin tangan Eomma terluka saat memasak" dan ia beranggapan seperti itu lalu lanjut menaiki lantai dua.

Ada 5 kamar dan salah satunya berstiker beruang di depan pintunya yang Lalice yakini itu kamar Eomma nya.

Tok Tok

"Boleh aku masuk Eomma" tak ada sahutan. Lalice memutar gagang pintu lalu masuk ke dalam.

Terdengar gemericik air di kamar mandi pertanda Jennie sedang mandi. Setelah sepuluh menit menunggu dibibir kasur, Jennie keluar bersama handuk melilit kepalanya.

"Oh kau"

"Hehe Eomma, gapapa kan aku masuk. Bosan diluar"

"Gwenchana. Ku pikir tadi kamu sudah pulang"

Mother's Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang