Bab 23

1K 159 4
                                    

"Kalian mau pulang? Kenapa cepat sekali kami masih merindukanmu" sendu ratu Chaterine tak rela jika anak dan cucunya balik ke Korea.

"Masalahnya anak ini besok sekolah Eomma. kalau aku sih mau aja tinggal beberapa hari lagi"

"Aku juga mau-mau aja Eomma" Lalice menyambung membuat Jennie mendelik tajam.

"Hehe, becanda kok" cengengesan Lalice menunjukkan pose dua jari.

"Harabeoji dan halmeoni tenang saja. Kita akan sering-sering datang ke sini" ucap Lalice membujuk mereka agar tidak terlalu sedih.

Seorang prajurit mendekat dan membungkuk memberi hormat sejenak.

"Apa nona muda akan pulang hari ini"

"Iya paman" jawab Lalice sendu.

"Kenapa tidak tinggal disini saja. kita bisa berburu dan menunggang kuda lagi bersama-sama"

"Aaa paman jangan membuatku sedih" rengek Lalice. Dan mereka pun berpelukan sambil menangis.

"Ada apa dengan mereka?" heran Jennie menyaksikan drama kolosal kedua makhluk ini.

Eomma dan Appa nya menggeleng. Antara sedih dan ngakak melihat keduanya.

"Paman tenang saja. kapan-kapan aku bakal balik ke sini dan kita nangkap ikan di sungai, oke" prajurit itu mengangguk dan menyeka air matanya.

"Nona muda hati-hati ya, jaga dirimu dan jangan lupa hubungi kita selalu" sela prajurit lain dibalas anggukan setuju oleh mereka.

"Aku pasti akan selalu mengabari kalian. Kalau begitu kita buat grup chat saja bagaimana?" Usul Lalice.

"Boleh boleh tapi namanya apa?"

"Like crazy squad?" Usul Lalice langsung disetujui mereka.

"Anak itu benar-benar membuatku cepat tua" kata Jennie sepertinya tertekan menjadi ibu Lalice.

"Haha mohon bersabar nak ini ujian" Eomma Chaterine menepuk pundak Jennie.

"Ayo El kita pulang"

"Harabeoji, halmeoni El pulang dulu" Lalice melambaikan tangannya.

"Gemes banget. Sini kiss dulu"

Cuph

Cuph

Yang mulia raja dan ratu mengecup kening Lalice.

"Eomma ga mau pulang" rengek Lalice berat melangkahkan kakinya keluar dari istana.

"Yaudah biar Eomma saja yang pulang" goda Jennie berancang-ancang meninggalkan Lalice.

"Aaa Eomma jangan tinggalin aku"

"Kalau gitu berhenti merengek atau Eomma tinggalin disini" Lalice mengatup mulutnya rapat-rapat.

Di perjalanan menuju bandara, Lalice buka suara.

"Eomma kita makan dulu gak sih sebelum pulang"

"Nee, kita cari dulu tempat yang enak" Lalice mengangguk dan kembali melihat luar jendela.

Mobil mereka berhenti disebuah restoran bintang lima. Interiornya adalah salah satu aspek paling menarik dari restoran ini. Mewah namun memiliki suasana yang nyaman dan tenang.

"Mau pesan apa?" Tanya Jennie sembari melihat buku menu.

"Aku sama aja sama Eomma" lesu Lalice menjawab.

"Waeyo, kamu marah sama Eomma?"

"Anniyo, aku lagi gak bisa mikir" jawab Lalice cepat.

Setelah menunggu beberapa menit, pesanan mereka datang. Keduanya makan tanpa bicara dan hanya dentingan sendok yang berbunyi.

Mother's Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang