Bab 1 🪔

3.1K 203 23
                                    

Plakkk......

Plokkk.....

"Hah hah hah ampun"

Brak.......

"Berikan semuanya" kata seorang pria sambil menjambak rambut pria itu. Pria yang dijambak nampak diam sambil mengusap darah yang keluar dari hidungnya.

"Sudah ku katakan, aku tidak punya" katanya dengan nada lemah.

"Lee Minho bukannya kau seorang dokter, dokter itu kaya" kata salah satu dari mereka sembari menendang tubuh dokter muda itu.

Pria yang bernama Minho itu hanya diam tak bisa berkutik.

"Orang miskin seperti mu terlalu banyak berhayal, kedua orang tua mu meminjam banyak sekali uang untuk menyekolahkan mu. Dasar tidak berguna" katanya. Minho diam sambil berusaha bernapas panjang.

"Dan bodohnya mereka bunuh diri karena tidak bisa membayar hutang cuihh" katanya. Minho tiba-tiba terdapat di jalanan itu.

"Aku akan membayarnya, tolong berikan waktu" cicit si manis sembari bangun. Mereka tertawa kemudian menginjak kepala si manis.

"Satu minggu lagi, jika kau tidak bayar. Maka kami tidak akan mengampuni mu" katanya. Minho mengangguk dengan cepat.



***

"Kau kenapa babak belur begitu?" Tanya Seungmin seorang dokter yang sama dengan Minho di dalam UGD itu.

"Tidak masalah, apa yang bisa aku bantu?" Tanya Minho. Jujur dia hanya membersihkan tubuhnya saja. Tubuhnya masih bergetar hebat saat ini.

"Tulis ini" kata Seungmin. Minho mengangguk dan mengambil pulpen. Karena benar-benar masih syok dan trauma dia jadi gemetar dan merusak beberapa berkas itu.

"Aiss Minho, kau berikan saja obat sana" katanya. Minho mengangguk dan pergi. Di sana seorang perawat wanita tengah memberikan obat pada pasien yang dirawat.

"Dok kenapa lagi?" Tanyanya. Minho menggeleng pelan dan mengambil beberapa suntikan obat.

"Aku akan melakukannya" kata Minho. Si manis kemudian berjalan menuju ke tempat pemilik obat yang telah ditulis itu.

"Nyonya Bang Jihan?" Tanya Minho. Wanita itu mengangguk dengan oksigen di wajahnya. Wanita tua yang tengah sesak napas.

Minho pun mengambil tangan wanita itu dan langsung menyuntikan obatnya lewat infus.

"Hai! Apa yang kau lakukan?" Suara itu membuat Minho terkejut. Dia langsung tersadar.

"Ya Tuan  anda menyuntikan obat untuk uap itu?" Tanya beberapa perawat. Minho langsung terkejut, jujur dia tak sempat membaca tulisannya karena kalut.

Wanita tua itu nampak langsung sesak dan tak lama kemudian dia kejang-kejang. Minho syok dan hanya diam. Tiba-tiba beberapa orang mendekat dan mendorong dirinya.

"Kau gila ya?" Tanya mereka. Minho bergetar, karena kelalaiannya pasien itu menjadi memburuk. Setelah diberikan pertolongan wanita tua itu akhirnya menghembuskan napas terakhir dan meninggal dunia.



***




Brak!!

Suara itu terdengar di ruangan direktur rumah sakit. Saat itu beberapa dokter ada di sana termasuk Minho.

"Ini kelalaian kalian? Apa kalian tidak malu?" Tanya pria itu. Minho menunduk takut.

"Kau ? Lee Minho apa saja yang kau pelajari hah? Kenapa hal sefatal itu kau lakukan?" Tanyanya. Minho menunduk ketakutan.

"Kau di pecat" kata itu membuat Minho seketika menangis.

"Tapi direktur? Saya benar-benar tidak sengaja" katanya.

"Sengaja atau tidak, kau telah membuat pasien kehilangan nyawa. Dan apa kau tahu siapa pasien itu?" Tanyanya. Minho hanya bungkam tak bisa menjawab apapun.

Tok...

Tok....

Tok....

"Direktur, Tuan Bang ingin bertemu dengan anda" kata sekretarisnya. Seorang pria dengan pakaian serba hitam itu masuk ke dalam.

Minho benar-benar tak bisa menatap pria itu, dia sangat takut. Tapi entah kenapa Minho merasa terus di awasi olehnya.

 Tapi entah kenapa Minho merasa terus di awasi olehnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa acara pemakamannya telah selesai Tuan?" Tanyanya. Pria itu tiba-tiba mengalihkan pandangannya dan mengangguk dengan penuh wibawa.

"Syukurlah, tolong maafkan keteledoran kami" katanya. Pria dengan marga Bang itu menghela napas dan mengangguk.

"Beliau juga sudah tua dan sakit-sakitan, jadi sepertinya dia sudah lebih tenang saat ini" jawabnya. Semua orang langsung diam.

"Lalu apa yang akan lakukan pada dokter itu" katanya. Mereka semua langsung memandang Minho.

"Kami akan memecatnya dan mungkin akan menjebloskannya ke polisi" katanya.

"Hmmmm iya mungkin pilihan yang bagus, tapi kantor polisi menurut ku terlalu kejam untuk ketidaksengajaan" katanya. Minho hanya diam saja.

"Apa aku mungkin boleh bicara dengannya?" Tanya pria itu. Minho langsung menaikan wajahnya dengan panik.

"Minho! Ikut Tuan Bang" katanya.




Keduanya ada di dalam toilet. Pria itu sekarang nampak menata rambutnya di kaca besar itu.

"Kenapa sangat tegang? Santai saja" katanya sambil menatap si manis dari cermin itu.

"Tuan saya benar-benar minta maaf" kata Minho langsung. Pria itu pun menghela napas dan berbalik menatapnya.

"Karena kau, aku sendirian. Hanya dia yang aku punya" katanya. Mendengar itu penyesalan itu muncul lagi pada Minho.

"Saya benar-benar minta maaf Tuan, saya akan melakukan apapun" kata Minho sambil menunduk.

"Benar?" Tanyanya.

"Iya Tuan, saya akan melakukannya dengan tenaga saya. Karena jika anda meminta uang saya tidak memilikinya" katanya. Entah kenapa senyuman itu muncul di bibir Chan.

"Bagaimana jika kau melakukannya dengan Tubuh mu?" Tanya Chan. Minho langsung terbelalak dan mundur.

"Apa maksud Tuan?" Tanyanya. Pria itu mendekat dan menatap wajah penuh luka itu.

"Aku ingin kau jadi peliharaan ku" katanya.





TBC

Jangan lupa vote dan komen ya


Aku curi-curi waktu buat cerita ini. Udah ada 13 Chap 😭

Kalau rame aku lanjut deh 😭😭

PELIHARAAN [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang