Bab 6. 🪔

1.4K 107 5
                                    

Saat Chan masuk ke dalam tempat Minho berada, dia masih melihat pria itu tidur. Setelah kejadian Minho muntah-muntah dan pingsan saat itu dia tak bangun-bangun.

"Dia mati atau kenapa?" Gumam Chan. Pria itu pun mendekat ke ranjang itu. Dia berusaha membangunkan Minho tapi tetap tidak bangun.

"Hai! Bangun" katanya. Pria itu pun memeriksa Nadi si manis.

"Sial sungguh merepotkan" katanya kemudian.







***





"Apa ini istri anda?" Tanyanya. Chan hanya diam saja saat dokter melakukan pemeriksaan. Chan hanya diam sambil melihat dokter itu melakukan pemeriksaan.

"Dia sepertinya sangat kelelahan apalagi saat ini dia tengah hamil muda" kata dokter. Mata Chan terbelakak mendengar itu.

"Hari ini usianya genap 4 minggu, jadi mual-mual dapat terjadi" katanya.

"Lihat Tuan ini kantong kehamilannya, masih sangat kecil" katanya.

"Dokter apa tidak bisa digugurkan?" Tanya Chan.

"Kenapa anda mengatakan itu? Apa anda tidak kasihan? Bagaimana pun juga dia adalah anak anda" katanya. Chan pun tidak bisa mengatakan apapun.




Setelah diberikan perawatan akhirnya Minho mendapatkan kesadarannya.

"Aku di mana?" Tanya si manis sambil memegang kepalanya yang pusing.

"Di kamar ku, apa bisa kau tidak merepotkan aku hah?" Omel Chan kesal. Pria manis itu pun menatap ke sekeliling. Dan saat itu rantai yang mengikatnya pun sudah lepas.

"Tuan jangan rantai aku, aku janji tidak akan kabur" kata Minho tiba-tiba. Chan saat itu masih sibuk dengan makanan dan segelas susu di nakas.

"Ayo makan dan minum ini, setelah itu minum obat ini" katanya. Minho melihat ke makanan itu, tiba-tiba dia langsung menutup mulutnya.

"Tidak Tuan, saya tiba-tiba jadi mual" kata Minho. Chan pun menghela napas, bisa-bisanya juga dia sampai menghamili pria ini.

"Sedikit saja" kata Chan. Melihat wajah Chan yang mengintimidasi itu Minho pun menurut dan makan walaupun sangat mual.

"Awas saja jika kau kabur" katanya. Minho pun mengangguk pelan dan berusaha meneguk makanan itu.








***






"Tuan apakah saya boleh pulang lebih awal, istri saya tiba-tiba ingin saya memberikannya nasi goreng kimchi. Saat ini dia tengah hamil muda dan saya khawatir jika dia keluar sendirian" katanya.

"Terus apa pentingnya bagi ku" kata Chan tanpa melihat karyawannya itu.

"Tuan Chan sebaiknya anda biarkan dia pulang lebih awal. Kasihan istrinya sedang hamil" kata Changbin tiba-tiba. Hal itu seketika membuat Chan kalut.

"Sudahlah, kau pulang saja" katanya kesal. Pria itu pun mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

"Chan kau kenapa? Akhir-akhir ini kau sangat tidak profesional" kata Changbin yang pertama kalinya melihat sang bos bertingkah aneh.

"Tidak ada, jangan urus aku" katanya lalu pergi dari sana.



"Berhenti" kata Chan saat melihat kedai nasi goreng kimchi.

"Tuan ada apa?" Tanya supir Chan.

"Tolong belikan aku makanan itu" kata Chan sambil menunjuk ke kedai itu.




Di sisi lain, Minho duduk di ranjangnya. Kepalanya masih pusing dan dia berusaha menahan mualnya.

"Tiba-tiba aku ingin nasi goreng kimchi" katanya sambil meneguk ludah. Tapi mungkin itu hanya akan menjadi keinginannya. Keluar dari sana adalah hal yang mustahil.

Setelah keluar dari tempat ini, kini Minho dikurung di kamar pria kaya itu. Entah sampai kapan dia akan seperti burung dalam sangkar.

Minho terkejut saat tiba-tiba pintu itu dibuka dari luar. Chan datang dengan setelah formalnya.

"Ayo ikut aku" katanya sambil menarik tangan si manis keluar dari sana. Ini kedua kalinya Minho berjalan di rumah itu. Tempat itu sangat besar dan mewah tapi sepi.

"Tuan mau ke mana?" Tanyanya. Chan membawa Minho ke ruang makan. Ruangan yang sangat elegan.

"Duduk dan tunggu" kata Chan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Duduk dan tunggu" kata Chan. Minho menurut dan duduk di sana. Tiba-tiba hidungnya mencium aroma yang sangat enak.

"Apa itu nasi goreng kimchi?" Tanya Minho saat Chan membawa sepiring makanan. Chan untuk pertama kalinya melihat mata pria itu berbinar menatapnya. Rasanya sangat aneh, tatapan Minho biasanya adalah tatapan ketakutan.

"Ini makan" kata Chan ketus. Minho tanpa basa-basi langsung mengambil sendok dan makan.

"Hmmm enak" katanya sambil makan dengan lahap. Chan agak terkekeh melihat reaksi aneh itu. Dia pun pergi mengambil sebotol wine dan duduk di meja yang sama.

"Benar-Benar seperti binatang" katanya lagi. Minho langsung terdiam dan sedih.

"Tuan kenapa kau terus mengatakan itu pada ku?" Tanyanya tiba-tiba berkaca-kaca. Chan hanya diam sambil mengonsumsi wine mahalnya.

"Memang kan?" Tanyanya. Minho pun langsung bangun dan berusaha pergi.

"Berhenti" kata Chan. Tapi Minho tetap melangkah pergi.

"Berhenti atau kau di hukum" katanya. Tiba-tiba pria manis itu berhenti.

"Ayo kemari" katanya. Minho diam tak berkutik. Karena tak ada respon. Chan pun bangun dan berjalan mendekatinya. Pria itu merangkul tubuh mungil itu dari belakang.

"Kenapa? Kau tersinggung?" Tanya pria itu sambil mempermainkan si manis. Minho merasakan kecupan dan isapan itu di lehernya.

"Katakan pada ku, kau suka diperlakukan seperti ini kan?" Tanya Chan. Minho tiba-tiba memejamkan matanya saat tangan itu tiba-tiba masuk dan menggerayangi tubuhnya.

"Kenapa diam? Biasanya kau memberontak kan Minho?" Tanya Chan lagi.

"Hahhh" Minho tersentak saat pria itu meremas putingnya dengan seksual.

"Aku sudah tahu apa yang kau suka" kata Chan sambil menurunkan celana bagian belakang Minho.






TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

PELIHARAAN [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang