Bab 10 🪔🔞

1.4K 97 3
                                    

Hampir seminggu mereka tak bicara, tapi Chan sama sekali tidak melewatkan untuk meminta jatah hariannya pada Minho.

"Tuan Chan ini bekal" kata Minho dengan ragu. Pria itu mampak diam saja tanpa mengatakan apapun. Minho pun agak berlari kecil menyusulnya.

"Bawa ya" kata si manis.

"Aku tidak makan sampah" kata Chan yang masih marah. Mendengar itu seketika Minho jadi sedih dan ingin menangis.

"Ya sudah " kata Chan, dia pun mengambilnya dan pergi dari rumah.

*

Saat merapikan pakaian, Minho tak sengaja melihat kartu ATM nya di dalam saku celananya yang pertama kali dia pakai ke sana.

"Apa masih uangnya?" Gumam si manis. Seketika dia ingin pergi keluar membeli makanan.

"Apa aku berani keluar?" Gumam Minho. Setelah bergolak dengan keinginannya, Minho pun bersiap-siap untuk keluar mengeceknya. Dia sengaja keluar saat siang hari, pas itu Chan tak mungkin datang.

Dengan rapi, dia keluar pergi dari sana. Jujur Minho sangat senang bisa keluar jalan-jalan sendirian. Seperti bebas rasanya. Apa mungkin Minho kabur saja ?

Tepat tak jauh dari rumah Chan, ada sebuah ATM. Dia langsung ke sana dan mencobanya.

"Apa eror?" Tanyanya kesusahan. Tiba-tiba seseorang datang di sampingnya dengan niat sama dengan Minho yaitu menarik uang tunai.

"Permisi, Tuan apa di sana mau?" Tanya si manis. Pria itu menoleh, hal itu membuat keduanya terkejut.

"Jaehyun?" Tanya Minho saat melihat teman di masa kuliahnya dulu. Pria tinggi itu pun langsung memeluk Minho.

"Aku mendengar berita tantang mu, apa kau baik-baik saja?" Tanyanya. Minho mengangguk pelan dan melepaskan pelukannya.

"Kuliah spesialis mu bagaimana?" Tanya Minho. Jaehyun pun mengangguk pelan. Minho tersenyum, tak salah jika pria ini maju sejak kuliah dia itu memang pintar.

"Minho apa kau hamil?" Tanyanya. Minho menaikan salah satu alisnya dan menggeleng.

"Tidak kenapa?" Tanyanya.

"Saat aku peluk, perut mu terasa keras dan membuncit. Apa kau sudah menikah?" Tanyanya. Minho menggeleng pelan.

"Tidak" kata si manis.

"Minho karena pertama kalinya kita bertemu lagi, ayo makan. Aku yang traktir" katanya. Minho pun berbinar dan langsung mengiyakannya.

Kini keduanya makan di restoran makanan  panggang tempat di mana dulu mereka sering makan. Jaehyun terlihat sangat senang saat Minho makan sangat lahap.

"Jadi ingat saat kita kuliah" katanya. Minho pun mengangguk dan tersenyum.

"Saat aku kuliah spersialis pasti banyak yang aku lewatkan ya. Apa yang kau lakukan?" Tanya Jaehyun. Minho tiba-tiba terdiam, seketika memori suram itu muncul lagi.

"Ada banyak hal yang aku tidak ingin ingat" kata Minho sambil mengunyah makanannya. Jaehyun mengerti, dia mungkin cukup tahu dari orang-orang saja.

"Minho aku sudah buka klinik obgyn, ayo ke sana aku bisa memeriksa mu. Perut mu keras seperti itu takut ada penyakit" katanya. Minho terlihat senang, temannya kini sudah sukses.

"Tapi mungkin tidak hari ini, bagaimana dengan besok?" Tanya Minho. Pria itu mengangguk dan mengiyakannya.


Di sisi lain, Chan membuka pintu rumah. Suasana masih sepi, sepertinya pria itu tengah tidur siang saat ini. Dia pulang lebih awal untuk memberikan Minho kue, Chan sudah mulai tahu jika Minho suka sekali makanan manis. Mungkin dengan ini bisa membuatnya lebih baik.

"Minho" panggil Chan. Tapi sama sekali tidak ada jawaban. Pria itu pun naik ke lantai dua di mana kamarnya berada. Saat membuka pintu pun kosong.

"Minho!" Teriak Chan. Tak ada suara atau jawaban. Karena itu dia langsung naik darah dan menaruh boks yang dia bawa asal.

Saat akan keluar, dari jendela dia melihat Minho datang keluar dari mobil seseorang. Mereka terlihat sangat akrab, dan Minho terlihat sangat senang.

"Aiss awas ya kau" kata kesal.


Minho berlari masuk ke dalam rumah, jujur jantungnya sudah sangat takut. Jika dilihat dari luar, tak ada mobil Chan. Pria manis itu pun membuka pintu dan masuk.

Suasana masih sama seperti saat dia pergi, hatinya langsung lega. Pria itu pun naik ke kamar untuk kembali berganti pakaian. Tiba-tiba aroma kue kesukaannya tercium.

"Dari mana asalnya ini" gumam Minho. Saat di masuk, pria itu sangat terkejut melihat Chan di sana duduk sambil menatapnya.

"Dari mana?" Tanya pria itu.

"Tuan Chan t...tadi aku" katanya gugup. Chan pun bangun dari sana dengan tatapan sinis. Salah satu tangannya berada di belakang seperti menyembunyikan sesuatu.

"Katakan dengan jujur, siapa pria yang kau ajak keluar tadi " katanya. Minho seketika syok.

"Tuan maaf tapi itu teman saya" katanya. Tangan Chan menarik tubuh Minho hingga menempel padanya. Minho merasakan celana bagian belakangnya juga seperti diturunkan.

"Tuan Chan jangan, yang kemarin masih sakit" kata Minho saat Chan memasukan dua jarinya ke sana.

"Kau memang pantas di hukum" katanya. Minho meremas jas milik Chan saat pria itu memasukan sesuatu ke dalam dirinya.

"Tuan itu apa?" Tanya Minho yang merasa getaran kecil itu.

"Tuan... kenapa dia bergerak ahhh" Minho tiba-tiba roboh ke lantai. Benda itu benar-benar membuat dirinya tak nyaman. Chan tersenyum melihatnya.

"Hadiah untuk mu dan hukumannya" kata Chan sambil memberikan kotak kue itu.

"Ayo makan, aku mau lihat" katanya. Minho memegang perutnya sambil sesekali mendesah. Bagaimana dia makan dengan keadaan seperti itu.

"Tuan Chan tolong ahh" Minho memegang kaki Chan untuk memohon tapi. Chan hanya diam saja menyaksikannya seperti itu. Tiba-tiba Minho merasakan celananya basah karena spermanya keluar sendiri.

"Tuan tolong buka alatnya, rasanya sakit. Tidak nyaman" kata Minho. Chan pun menjongkok dan memegang bahu si manis.

"Jadi apa yang kau mau" katanya. Minho seketika bersemu dan membuang muka.

"Ayo naik ke ranjang" kata Chan. Minho menurut dan langsung naik ke sana.

"Hhh hahh" Minho melepaskan celananya saat itu juga.

"Buka kaki mu" katanya. Si manis menurut pasrah sambil memejamkan matanya. Dia kira Chan akan melepaskannya, tapi pria itu langsung menerobos masuk dengan alat itu masih di dalam.

"Tuan ahh apa yang ahh" Minho menjerit. Bibir mereka langsung disatukan oleh Chan. Benar-benar Minho merasa pria ini seperti hewan buas.

"Ahh Tuan sakit ahh lepas" katanya Minho sambil menangis.

"Bukannya ini yang kau mau?" Tanyanya. Minho menggeleng dan berusaha mendorong Chan.

"Sakit" matanya lagi. Saat tubuh mereka bersentuhan, Chan tak sengaja merasakan gerakan di perut Minho. Seketika gerakannya berhenti.

"Apa itu tadi ?" Batin Chan. Minho terlihat sudah berantakan. Chan pun melepaskan dirinya dan benda itu.





TBC

Jangan lupa vote dan komen

PELIHARAAN [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang