Jika saja uang bukan menjadi sebuah hal yang sangat penting di dunia ini. Karena uang hidup Minho seperti neraka, andai dia bisa memutar waktu dan tidak berurusan dengan uang.
Banginho Fanfiction
- Warning 21+
- Penyiksaan
- Tidak untuk anak-anak
Minho duduk di ruang tamu sambil memangku bayinya. Sesekali dia melihat cincin yang tersemat di jarinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dia pikirkan" gumam Minho. Dia memang belum memberikan jawabannya, tapi entah kenapa Chan selalu diam di rumah setelah itu.
"Bagaimana ini?" Gumam Minho kemudian. Dia sangat bingung bagaimana dia berekspresi sekarang.
"Minho ayo" kata Chan tiba-tiba datang dengan celemek memasak itu. Minho mengangguk berusaha bangun dari sana.
Makanan yang di buat Chan tak pernah gagal, dia tidak tahu jika Chan bisa memasak seenak ini.
"Bagaimana?" Tanya Chan. Minho mengangguk sambil makan, Minho berusaha tidak menatap pria itu.
Beberapa hari pun berlalu, Chan masih menunggu jawaban Minho tapi pria itu selalu menghindari dirinya.
"Aku sepertinya tidak bisa, aku harus pergi dari sini" guman Minho yang setelah sekian lama berpikir. Saat itu sudah malam, tapi pria itu masih belum juga datang.
Saat mendengar suara mobil, si manis nampak menaruh bayinya di boks dan pergi ke luar. Di luar hujan sangat deras dan Minho bisa melihat petir itu menyambar beberapa kali.
Suara pintu dibuka, terlihat seorang pria masuk dari pintu utama. Jas hitam yang dia pakai saat ini agak basah karena terkena hujan di luar.
"Minho?" Tanya pria itu saat melihat si manis mendekat ke arahnya. Minho menatap pria itu sambil menggenggam sesuatu.
"Minho kenapa? Kau sakit?" Tanya Chan sambil memegang bahu pria itu. Wajahnya terlihat sangat cemas.
"Tuan Chan masih menunggu jawaban ku?" Tanyanya. Pria itu mengangguk dan menatap serius. Tiba-tiba Minho mengambil tangan Chan dan membuka telapak tangan pria itu.
"Tuan maaf tapi aku tidak bisa menikah dengan mu" katanya. Chan membeku mendengar hal tersebut.
"Aku akan pergi, sekarang" katanya lagi. Saat akan pergi, Chan pun memegang tangan Minho.
"Minho aku mohon jangan pergi, aku tidak mau sendiri lagi" katanya tiba-tiba dengan nada sedih.
"Tuan Chan aku lelah, tolong jangan lakukan aku seperti ini" katanya. Chan berlari dan menahan Minho.
"Aku mohon Minho jangan tinggalkan kami, aku berjanji tidak akan menyakiti mu lagi. Tolong berikan aku kesempatan sekali lagi, aku mohon" katanya. Tiba-tiba Chan bersujud di kaki Minho hal itu membuat pria manis itu terkejut.
"Aku mohon, aku akan melakukan apapun. Tapi jangan tinggalkan aku. Kita sudah melakukan semuanya" katanya sambil menangis. Minho menjadi iba dan menjongkok di depan Chan.
"Tuan Chan jangan seperti ini" katanya.
"Tapi aku tidak mau kau pergi, aku.." kaya Chan tiba-tiba memegang tangan Minho.
"Tuan Chan" kata Minho berusaha menenagkannya.
"Aku mencintai mu, jadi tolong jangan pergi" katanya. Tiba-tiba Minho mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Chan.
"Jangan menangis" katanya lagi. Chan tersenyum dan memeluk Minho dengan sangat erat.
***
Minho menatap layar ponsel bergantian dengan dirinya di cermin.
"Berani atau tidak ya?" Gumam pria itu ragu. Pria manis itu pun menghembuskan napas panjang dan memencet nomor ponselnya.
"Iya sayang?"
"Ayah di mana?" Tanya Minho.
"Di kantor, sebentar lagi pulang" gumamnya. Minho tiba-tiba menghela napas.
"Ayo cepat pulang, aku tiba-tiba ingin mengelus rambut mu" katanya. Suara kekehan pun terdengar jelas. Jujur Minho malu, tapi bagaimana pun ini bukan keinginannya.
"Aku langsung pulang" kata yang lebih tua. Minho langsung menurup ponsel, wajahnya panas sekali.
"Ini keinginan pups, bukan aku" katanya sembari mengusap perut buncit yang sudah berumur 6 bulan itu. Ya, Minho kembali dihamili oleh Chan. Padahal anak mereka belum berusia 2 tahun.
Setelah acara pernikahan, keduanya berusaha bersikap layaknya suami istri atau ibu dan ayah. Agak aneh menurut Minho, karena masa lalunya bersama pria itu. Tapi Minho berusaha mencoba.
***
"Aduh geli" kata Minho saat Chan terus mencium perutnya dari sejak tadi. Minho saat ini tengah memuaskan keinginannya mengusap rambut sang suami.
"Kali ini apakah lelaki atau perempuan ya?" Gumam Chan sambil memeluk Minho. Jujur dia sangat gemas melihat bumil cantik ini.
"Tidak tahu, apapun yang penting sehat" katanya. Chan pun bangun dan tiba-tiba mencuri ciuman dari Minho.
"Cantik sekali" kata Chan. Minho berusaha diam, tapi semburat merah tak bisa dia sembunyikan saat ini dari pipinya.
"Sepertinya JJ bangun" katanya berusaha mengalihkan perhatian. Tapi Chan menahan tubuh si manis.
"Aku sudah bolos dari kantor karena mu, jadi jangan menghindari ku sayang" katanya. Minho tiba-tiba menutup wajahnya.
"Kenapa?" Tanya Chan panik, dia pun berusaha menangkan Minho.