Bab 11 🪔

1.2K 107 9
                                    

"Makanlah, kau suka kan?" Tanya Chan saat mereka di meja makan. Minho melihat kue itu dan mengangguk. Chan membukanya dan menghidangkannya pada si manis.

Tubuh Minho terlihat sangat lecet karena kejadian tadi.

"Makan kenapa kau diam?" Tanya Chan sambil menyodorkan sendok itu padanya. Minho yang masih berkaca-kaca membuka mulut dan makan.

"Itu teman ku, namanya Jaehyun. Dia sekarang sudah jadi dokter obgyn. Besok dia mengundang ku ke kliniknya untuk memeriksakan diri" katanya. Chan hanya diam saja.

"Kata Jaehyun sepertinya aku sakit karena...." kata Minho.

"Cukup jangan bicara lagi" ujar Chan dingin. Dia sangat kesal saat Minho membicarakan orang lain.

"Makan dan tidur" katanya kemudian. Malam itu Minho merasakan hangatnya pelukan pria itu. Entah kenapa dia merasakan nyaman dan aman. Walaupun Chan sering memaksanya atau menyakiti ya. Tapi sesekali dia memberikan perhatian pada Minho.

"Sepertinya apa yang terjadj" guman Minho yang sering bingung karena tingkah laku pria itu.




***




"Minho kau hamil" kata Jaehyun saat memeriksanya. Minho pun menatap monitor dengan terbelakak.

"Kenapa bisa? Siapa yang melakukannya? Ini usianya sudah 5 bulan apa kau tidak sadar?" Tanyanya. Minho pun terdiam.

"Jadi ini anak Tuan Chan?" Batin Minho. Ada rasa takut dan ada juga rasa senang.

"Minumlah vitamin ini ini bagus untuk kehamilan" ujar Jaehyun. Minho menerima dan membaca merk ya.

"Ini kan vitamin yang di rumah, apa mungkin dia?" Gumam Minho.

"Terima kasih Jaehyun" kata Minho lalu dia pergi.



Minho duduk di ruang tamu menunggu Chan sambil membandingkan obat itu. Karena tidak memiliki ponsel Minho jadi tidak bisa mencarinya di internet.

"Apa selama ini dia tahu aku hamil?" Tanyanya.

Malam ini sudah lewat, jam pulang Chan sudah lewat. Tak pernah terjadi sejak Minho tunggal di sini. Hujan pun turun sangat deras di luar sana.

"Kenapa dia belum pulang" kata Minho menatap ke jendela. Tak lama setelah itu, tiba-tiba sebuah lampu mobil masuk ke pekarangan rumah. Itu bukan mobil Chan, tapi sebuah mobil berwarna putih.

Minho langsung membuka pintu untuk menyambut tamu itu. Seorang pria dengan pakaian jas hitam itu berlari ke sana sambil membawa sebuah kotak.

"Apa kau Lee Minho?" Tanya pria itu, usianya mungkin seumuran dengan Minho.

"Kau siapa?" Tanya pria manis itu. Pria itu menatap Minho dari atas sampai bawah.

"Ini titipan dari Tuan Chan, aku Changbin sekretaris pribadinya" kata pria itu. Minho pun mengambil kotak kue itu.

"Tuan Chan di mana?" Tanya si manis. Dari celana Changbin yang basah Minho melihat ada darah di sana.

"Kenapa pakaian mu berdarah-darah?" Tanya pria itu.

"Tidak ada, ayo masuk. Aku akan pastikan kau makan dulu" katanya. Dan benar-benar mereka di rumah tamu saat itu. Minho melihat ada beberapa bercak darah di pakaian Changbin.

"Apa kau terjatuh?" Tanyanya. Changbin nampak sibuk mengotak-ngatik ponselnya.

Tiba-tiba ponsel itu pun berdering, Changbin langsung pergi bangun menghindari Minho.

"Apa? Dia koma?" Tanya Changbin panik. Minho langsung cemas dan bangun mendekat. Entah kenapa tubuhnya bergetar hebat.

"Changbin siapa yang koma? Tuan Chan baik-baik saja kan?" Tanyanya. Changbin pun berbalik dengan tatapan cemas.

"Tuan Chan tadi kecelakaan" katanya. Seketika Minho langsung lemas, kepalanya juga pusing.

"Changbin tolong antarkan aku bertemu dengannya" kata Minho sambil memegang tangan Changbin sambil menangis.




***





Minho seperti menbeku saat melihat seorang pria dalam kamar itu berbaring diam dengan banyak alat medis yang terpasang.

"Tuan Chan" panggil Minho sambil menangis. Mata pria itu tertutup, Minho berusaha mengecek keadaannya. Tubuh itu pernah dengan perban terlihat pada lukanya.

"Kenapa ini terjadi hiks, ayo bangun Tuan" katanya menangis. Dia terus memegang tangan Chan. Entah apa yang terjadi pada Minho.

"Tuan Chan aku hamil" katanya lagi. Tapi pria itu masih diam tak sadarkan diri. Changbin pun mendekat dan berusaha menangkan Minho.

"Biarkan dia istirahat, ayo pulang" katanya.

"Changbin aku mau di sini, Tuan sendirian di sini" katanya. Pria itu pun menghela napas.

"Tapi Minho" katanya Changbin. Dia tak menyangka jika Minho akan sehisteris ini. Padahal dia tahu apa saja yang Chan telah lakukan selama ini padanya.



***


Seminggu penuh Minho diam di sana menunggu Chan sadar. Walaupun terus di siksa, tapi saat melihat pria itu terbujur lemas dia sangat terpukul.

"Tuan Chan ayo bangun" katanya sambil menidurkan kepalanya di samping tangan Chan. Karena lelah juga, dua jadi mengantuk.

"Hmmm" Chan akhirnya bisa membuka matanya. Dia menatap ke sekeliling dan benar apa yang dia pikirkan dia ada di sana.

Pandangannya kemudian teralihkan kepala pria yang duduk dan tidur di kursi samping bednya. Matanya lebam dan bengkak.

"Apa dia memangis karena aku?" Batin Chan. Tapi dia lega dia tak sendirian di sini. Tangan Chan perlahan digerakkan untuk mengusap rambut pria itu pelan.

Mata terpejam itu, tiba-tiba bangun dan terkejut.

"Tuan Chan?" Tanyanya terkejut. Chan diam tanpa menahapnya. Minho menegang tangan pria itu.

"Akhirnya kau sadar" katanya. Minho sangat ingin memeluk Chan, tapi dia takut.






TBC

Jangan lupa vote dan komen  ya

PELIHARAAN [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang