Bab 9🪔

1.2K 93 5
                                    

Minho merasakan aneh pada dirinya, tubuhnya memang mengurus tapi perutnya terus membuncit.

"Apa ini karena aku tidak buang air selama beberapa hari terakhir ini ya?" Gumam di manis. Sekarang dia sudah tidak mual lagi membuatnya merasa lebih baik.

Saat mendengar suara mobil itu, membuat Minho langsung memakai semua pakaiannya dan melompat ke ranjang. Jangan sampai pria itu melakukannya lagi.

Kreet

Suara langkah kaki itu terdengar, suasana kamar saat itu masih gelap gulita. Aroma parfume mahal nan maskulin itu meruak di seluruh ruangan.

Jantung Minho berdeguk kencang. Dia pun melihat pria itu masuk ke kamar mandi. Akhirnya dia selamat. Minho pun kembali berusaha menutup matanya untuk tidur.

Saat setengah sadar, dia merasa ranjangnya bergetak seperti seseorang tidur di sampingnya. Aroma shampo itu dapat Minho hirup dengan jelas.

Tiba-tiba dia merasakan sepasang tangan merangkulnya dari belakang dan membawa tubuh Minho menempel padanya. Beberapa kecupan basah dia rasakan di lehernya.

"Aku tahu kau belum tidur" bisiknya. Seketika hal itu membuat detak jantung Minho dipercepat. Apalagi pria itu dengan nakalnya menurunkan celana tidur Minho dan mengarahkan sebuah benda keras ke sana.

"Hah hhhh" Minho mendesah saat benda itu masuk dengan sekali hentakan. Tangan Minho meremas sepri itu saat pria itu menekan perutnya.

"Kenapa? Enak?" Tanyanya. Minho terengah-engah, apalagi gerakan halus itu dilakukan oleh Chan membuat Minho menggila.

"Tuan ahh cukup, aku lelah" kata Minho sambil mendesah. Chan masih aktif bergetak sampai beberapa kali pelepasan di dalam sana begitu juga dengan Minho.

"Sudah cukup" katanya tiba-tiba sambil mengusap perut Minho. Dia kira Chan akan mengakhirinya tapi tidak.

"Tuan lepaskan hah hah hah" kata Minho sambil menutup matanya.

"Aku tidak akan melepaskannya, rasanya hangat di dalam sini" kata Chan.






***




Untuk pertama kalinya Minho melihat Chan ada di rumahnya di siang hari. Pria itu juga sejak tadi sangat sibuk di kamarnya. Minho berusaha tidak peduli, yang penting dirinya aman.

"Ini pakai" tiba-tiba dia datang sambil melemparkan Minho sebuah pakaian. Pakaian yang agak santai tadi rapi.

"Untuk apa Tuan?" Tanya si manis padanya. Pria itu terlihat sibuk memainkan ponsel tanpa menjawab dirinya.

"Aku tunggu di luar" katanya lalu pergi. Minho menghela kemudian masuk ke dalam kamar dan mempersiapkan dirinya.

"Ini kresek, jaga-jaga jika kau muntah. Aku tidak mau kau mengotori mobil ku" katanya. Minho mengambil benda itu dan memegangnya.

Mereka melakukan perjalanan, benar-benar daerah yang cukup asing tapi ini tak jauh dari rumah sang majikan. Tiba-tiba Chan menghentikan mobilnya dan membuka pintu. Minho bisa melihat itu seperti sebuah taman keluarga.

"Acara apa ini?" Tanya si manis sambil membuka pintu. Tempat itu agak ramai, tapi acara itu tak seperti acara umum. Ada seperti perayaan di sana.

Minho melihat Chan berjalan ke sana tanpa dirinya, refleks di manis berlari dan mengejarnya.

"Tuan Chan ini acara apa?" Tanya si manis.

"Ulang tahun sepupu mu" katanya.

"Kenapa aku ikut?" Tanya Minho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa aku ikut?" Tanya Minho.

"Di sini banyak makanan, makan sepuasnya kau suka kan daripada menghabiskan uang ku" katanya. Minho menghela napas dan mengangguk. Hatinya selalu sakit saat berbicara dengan pria ini.

Tiba-tiba Minho menghirup aroma makanan yang di panggang, entah kenapa kakinya seperti berjalan sendiri mencari aroma itu.

"Wah boleh aku minta?" Tanya Minho pada si menganggang daging itu. Pria itu tersenyum sambil mengangguk dan menepuk tempat di sampingnya. Minho duduk manis di sana menunggu.

"Kau ke sini dengan siapa?" Tanya Minho.

"Tuan Bang Chan" katanya.

"Rekan kerja?" Tanyanya. Minho tidak tahu apa hubungannya dengan Chan, tapi tak mungkin dia mengatakan bahwa dia adalah peliharaan Chan kan?

"Iya" jawab Minho. Pria itu kemudian memberikan seiring BBQ padanya. Dengan air libur yang hampir menetes Minho langsung makan.

"Ups" kata pria itu tiba-tiba mengusap sudut bibir Minho yang tak sengaja terkena saus. Hal itu membuat Minho terdiam, dia mungkin seperti orang yang sangat kelaparan.

"Hati-hati ada banyak" katanya. Minho seketika terkekeh kemudian tersenyum manis. Pria itu juga membalas senyumannya. Jika dilihat-lihat sepertinya ukur mereka sama.

"Nama mu siapa?" Tanya pria itu.

"Aku Lee Minho" jawabnya.

"Aku Juyeon senang bisa bertemu dengan mu" katanya sambil memberikan tangannya pada Juyeon. Mereka pun berkenalan.

Si sisi lain, Chan melihat itu. Entah kenapa dia sangat kesal saat Minho tersenyum pada pria itu.

"Awas kau" kata pria itu sambil mengepalkan tangannya. Di acara Chan tidak fokus dan terus memandang mereka. Keduanya nampak saat ini sudah akrab.

"Aku sepertinya tidak tahan" kata pria itu. Dia kemudian mendekat dan menarik tangan Minho.

"Kita harus pergi" kata Chan dingin. Minho terkejut karena ini benar-benar sangat tiba-tiba.

"Tapi Tuan Chan, acaranya belum selesai" kata Minho. Chan semakin naik darah mendengarnya.

"Kita harus pergi" kata Chan dengan tatapan mengintimasinya. Di sisi lain pria di samping Minho melihatnya.

"Tapi paman acaranya belum selesai" katanya. Ya dia adalah keponakan Chan, walaupun keponakan jauh. Tanpa mengatakan apapun Chan menyeret Minho pergi dari sana.

"Tuan Chan sakit" kata Minho meringis saat pria itu mendorong dirinya masuk ke dalam rumah. Tangannya sudah sangat merah karena terus dicengkram.

"Cepat buka baju mu" katanya. Minho langsung menangis, sebenarnya apa yang terjadi. Pria manis itu hanya diam memegang bajunya. Karena kesal, Chan mendorong Minho ke sofa dan membuka pakaian pria itu dengan paksa.

"Tuan Chan tidak" kata Minho saat Chan menyesap lehernya dengan kasar sembari sesekali menggigitnya. Tangan Chan juga mulai masuk ke selangkangan Minho mencari lubangnya.

"Nghhh Tuan tolong pelan-pelan" kata Minho dengan mata berair. Chan dengan tega langsung memasukan tiga jari ke sana secara bersamaan.

"Ahhhh hahh" Chan langsung masuk lolos ke sana. Dia masuk dengan paksa tanpa memerdulikan pria manis itu. Minho memegang bahu Chan berusaha menahannya tapi Chan terus mendorong dirinya.

Permainan di lakukan, sampai Minho tepar dengan tubuh penuh dengan sperma di lantai. Napasnya sudah memburu dan dia sangat lemas. Setelah memakai setengah pakaiannya, Chan menggendong Minho ala bridal dan membawanya ke kamar.




TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

PELIHARAAN [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang