Han Seungwoo as your husband

71 7 1
                                    

Lagi enak tidur gatau kenapa gue tiba-tiba kebangun. Gue cek jam di hp ternyata udah jam setengah tiga. Habis itu waktunya sahur. Gue masih ngumpulin nyawa sambil liatin wajah suami gue yang masih tidur damai banget.

"Mas." panggil gue pelan.

Tapi gak berhasil.

"Maas." panggil gue sekali lagi sambil nusuk pipinya pelan.

"Hmmm." jawabnya.

"Aku mager masak sahur hehe," kata gue.

"Iya gapapa. Nanti biar mas aja yang nyiapin sahurnya." jawab dia masih sambil tidur.

"Ih gamau." tolak gue.

"Hmm...terus kamu mau apa?" tanya dia mulai buka mata perlahan.

"Aku pengen sahur diluar," kata gue sambil senyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pengen sahur diluar," kata gue sambil senyum.

"Sahur diluar dimana sayang? Gak ada resto atau tempat makan buka jam segini. Dingin juga, kasian kamu sama dedek. Aku masakin aja ya? Mau makan apa?" tanya dia.

"Gamauu, aku maunya sahur diluar. Pasti seru." jawab gue.

"Sahur dimana emang coba bilang," katanya.

"Makan sahur di angkringan di alun-alun yuk mas kayanya enak," kata gue.

"No, makanan pinggir jalan ga baik ya buat bumil. Gak terjamin kebersihannya. Aku gak acc." jawab dia.

Udah tau sih dia pasti gak ngabulin permintaan gue. Soalnya Mas Woo semenjak gue hamil tuh ngejaga makanan yang gue makan. Gue emang dasarnya suka jajanan pinggir jalan gitu dari dulu sementara doi tuh agak trust issue sama makanan yang dijual di pinggir jalan gitu.

"Mas ayo lah sekali aja, ini dedek yang minta. Kamu mau dedek ileran?" tanya gue.

"Dedek, ngidamnya jangan aneh-aneh dek," katanya sambil ngusap perut gue.

"Maaas ayolaah, sekali aja." bujuk gue kesekian kali.

Mas Woo cuma jawab sama gelengan aja. Harus di rayu pake cara lain nih.

Cup cup cup

"Bisa banget ngerayunya, pake ci-"

Belum selesai dia ngomog si dedek diperut nendang. Kebetulan tangan mas Woo masih ngusapin perut gue.

"Tuh dedek juga protes kan," kata gue.

"Iya-iya. Aduh Bunda sama anaknya kompak banget. Bentar aku mau cuci muka sama ganti dulu." pamitnya langsung jalan ke arah kamar mandi.

Sementara gue cuma nyabet jilbab doang sama jaket. Mager banget mau ganti baju.

"Kamu gak ganti?" tanyanya.

"Engga deh mas, gini aja. Mager akutuh." jawab gue.

"Yaudah gapapa, tapi ini jaketnya dikancingin ya," kata dia ngancingin kancing cardigan gue.

X1 - RAMADHAN SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang