Love you endlessly, Leja
.
.
.
.Sore di sebuah kampus diiringi suara rintikan hujan yang lumayan deras, sepasang kekasih duduk bersama-sama menunggu redanya rintikan hujan ini. Sebenarnya sedari tadi mereka berdua tengah meributkan masalah hujan. Dengan Sera yang kukuh ingin pulang menerobos rintikan hujan, dan Sadam yang tidak ingin kekasihnya itu basah karena menerobos rintikan hujan.
"Kamu jadi orang ngeyel banget, sih. Sampai rumah kamu bakalan basah tau, kalau sakit gimana Ser?" Ucap laki-laki muda itu.
Sera hanya menunduk, merutuki dirinya yang tadi sangat kukuh ingin pulang. Dan akhirnya mendapat omelan dari sang kekasih. Sedikit pusing karena pacarnya ini sangat posesif. Bukannya tidak suka, Sera suka jika Sadam melarangnya, hanya saja masalah ini bukan hal yang begitu membahayakan bagi dirinya.
Memang rasa sayang Sadam kepada Sera tidak terhingga. Ia tidak ingin kekasihnya kenapa-napa. Jika memang ada jalan lain, Sadam akan melarang apapun yang dilakukan Sera yang bagi Sadam itu membahayakan sang kekasih.
Saat ini Sadam benar-benar marah, emosinya menaik. Apalagi ini menyangkut kesehatan Sera.
"Ngerti gak aku ngomong apa? Aku kayak gini karna aku takut apa yang selama ini aku takuti terjadi lagi, Ser. Kamu dulu pernah koma beberapa minggu karna apa? Karna hujan. Kamu gak tau aku kayak gimana selama kamu koma, kayak orang gila banget, Ser."
Ntah mungkin memang ada hal lain yang membuat Sadam emosi di tambah Sera yang bertingkah. Jadi semakin menjadi.
..
Kini tidak adalagi pasangan yang menunggu di depan kampus ketika hujan turun. Sera sudah tidak pernah lagi menunggu hujan reda. Tidak dengan Sadam, yang masih hingga saat ini ia menunggu ketika hujan turun.
Kini Sadam hanya bisa memandangi Sera menerobos hujan. Ntah kenapa, setiap saat ia menunggu hujan, selalu saja berpapasan dengan Sera.
"Kamu udah gak nunggu hujan lagi, Ser"
..
Jika ditanya alasan mereka tidak bersama lagi, bisa di bilang masalahnya ada di orang ketiga.
..
the visualization
Sadam, 21
Sera, 21
Bara, 21Jerrel, 21
Viola, 21
Dika, 21