'Give and take' tolong pakai prinsip itu, aku nulis cerita semaksimal mungkin buat hibur kalian and i hope kalian kasih aku vote sama comment biar sepadan. Okay baby?
~ e p h e m e r a l ~
Nilai ulangan mereka berhasil mencapai nilai KKM. Meskipun hanya mendapat nilai 83, setidaknya mereka tidak remed.
Kalau Eza, ya mendapat nilai sempurna seperti biasanya. Mana pernah laki-laki rajin itu mendapat nilai kurang dari angka 90.
"Nangung banget 83, harusnya 85 tadi," gumam Caca matanya masih menelisik semua jawabannya.
"Bersyukur blo'on!" Celsie yang duduk di sebelahnya menoyor kepala Caca gemas.
"Masih untung gak remed!" Ikut Manda.
"Iya sih. Alhamdulillah," kata Caca sadar sebelum kena azab, tanganya melipat kertas ulangan tadi dengan rapi.
"Diem aja lo, Key? Sakit, ya?" Manda menarik dagu Keylova agar sahabatnya menatap dirinya.
Wajah Keylova terlihat sedikit pucat, matanya sangat sayu. Perempuan itu benar-benar terlihat sedang sakit.
"Gak. Apaan sih! Efek matematika ini!" Tangan Key melepaskan tangan Manda yang menarik dagunya tadi.
"Yaudah sih, sensian kamu dek!"
"Dak dek dak dek. Jamet!" Key berdiri dari duduknya, dia mengambil handphone miliknya yang berada di dalam tasnya.
"Gue laper. Ayo ke kantin,"
"Gue pengen batagor dehh," kata Celsie saat mereka hendak keluar dari kelas.
"Gak ada di sini!" Caca menarik tangan Celsie.
"Ya makanya gue pengen!"
"Beli waktu pulang sekolah aja," usul Manda.
"Hm, di taman Kota banyak yang jualan." Key memberitahu.
"Enak gak?"
"Ya mana tahu , gue kan gak pernah beli!" Jawab Key dengan suaranya yang kencang.
"Nanti ikut gak, Key?" Tanya Manda yang berjalan berdampingan dengan Keylova.
"Kemana?"
"Jajan." Caca yang menjawab.
"Eemmm ... gak deh kayaknya. Gue ada misi balik sekolah ini," tutur Key dengan wajahnya yang sudah memancarkan kesemangatan.
"Misi apaan deh? Sok banget budak satu ini!" Celsie memiting leher Key, kaki mereka tetap berjalan menuju kantin.
Tangan kiri Key melepas paksa tangan Celsie. "Sini gue bisikin."
Key menghadap kebelakang, ketiga sahabatnya tidak melanjutkan langkah kakinya sebab Key berhenti.
Mereka sedikit mencondongkan tubuhnya, mendekat kepada Key yang ingin membisikkan sesuatu.
"Kalian tahu gak gue punya mimpi besaarr banget," kata Key pelan.
Mata Caca membesar, sedikit terkejut jika temanya itu memiliki mimpi.
"Apa? Apa? Apaaa?" Tanya Caca sangat penasaran.
Manda menatap Caca sebentar sebelum akhirnya kembali menatap Key dengan ekspresi keponya.
"Jadi pacarnya, Eza."
1 detik.
2 detik.
3 detik.
"APAAA!!!???" Mereka kompak berteriak kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL
Teen Fiction"Mau nyoba pacaran sama gue?" Tawar perempuan itu kepada laki-laki di hadapanya.