E p h e m e r a l - 6

136 7 0
                                    

'Give and take' tolong pakai prinsip itu. Aku nulis semaksimal mungkin buat kalian terhibur, jadi tolong kasih feedback kalian lewat vote sama comment, ya? Oke frend? Thank's 💗🌷.

E p h e m e r a l

"Kita pacaran kan, Za?"

Kalimat itu berulang kali Keylova tanyakan pada laki-laki yang sudah jengah di hadapanya. Sejak sore tadi Ezakiel tidak di izinkan Keylova pulang sebelum jawaban 'iya' terucap dari bibirnya.

Ezakiel masih bungkam, tanganya yang ditahan Keylova dia biarkan. Kali ini dia pasrah.

"Bilang iya apa susahnya, sih!" Gerutu Keylova.

"Susah." Respons Eza.

"Kenapa?"

"Jelek. Cewek nembak cowok," papar Ezakiel. Bukan karena apa, Eza hanya merasa dirinya tidak punya harga diri bila Keylova yang menembaknya.

"Yaudah lo ajak gue pacaran!!" Keylova sudah mulai kesal.

"Gak." Tolak Eza. Tanganya kini bebas dari cekalan perempuan gila di depanya.

"Serah. Gue anggapnya udah!"

Ezakiel menggelengkan kepalanya. Dia mengusap pergelangan tanganya yang berkeringat karena terlalu lama di cekal oleh Key.

Tubuh Key kembali mendekat kepada Eza. Laki-laki itu mengernyit.

"Za gue marah banget sama lo!!" Key mulai mengalihkan pebicaraan.

"Kenapa?"

"Lo pelukan sama perempuan di depan gue! Dia pacar lo, ya?!" Tuding Keylova.

Kepala Eza menggeleng.

"Perempuan yang lo sukai?!"

Lagi, Eza tetap menggeleng.

Keylova lantas membenarkan duduknya, dia mengusap dadanya biar kelihatan lega. "Syukur, deh. Berarti emang gue perempuan yang ada di hati lo,"

Nah, kan, kan.

Eza geming. Malas menanggapai kalimat Key barusan.

"Keluar yuk, Za?" Tawar Key.

"Kemana?"

"Beli batagor di taman kota,"

"Jauh." Eza menolak dengan alasan logis.

"Bisa bawa motor gak?" Tanya Key, dia menemukan sebuah ide.

Eza mengangguk. "Bisa, " jawabnya jujur.

"Nah bagus!! Naik motor aja di rumah ada motor!!" Keylova sangat semangat.

"Punya Pak Drawan," tambah perempuan itu, sepertinya dia mengetahui rasa penasaran Eza.

"Udah mau magrib," ucap Ezakiel.

Keylova menatap Eza sinis, dia tidak lagi menampilkan wajah bersemangatnya.

"Banyak alesan deh! Mau apa enggak sebenernya?!" Tekan perempuan itu.

EPHEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang