'Give and take' tolong pakai prinsip itu, aku nulis cerita semaksimal mungkin buat hibur kalian and i hope kalian kasih aku vote sama comment biar sepadan. Okay baby?
~ e p h e m e r a l ~
"KEY!! LO TADI NYOSOR EZAA?!!!" Caca masuk kedalam kelas diiringi suara cemprengnya yang keras.
"KEY!!" Celsie tidak kalah hebohnya dengan Caca.
Key yang sedari tadi menonton perlombaan tarian balet Asia dari handphonenya tersentak kaget mendengar ucapan dari sahabatnya itu.
Tangan Key dengan berat hati meng-pause video yang dia lihat tadi. Bola matanya menatap Celsie dan Caca dengan tajam.
"WOI APAAN SIH!!" Key berdiri masih dengan tatapan tajamnya.
"GUYS! GUYS! SANTAI! SANTAI!" Manda masuk kedalam kelas membawa sekotak tisu.
Keylova melipat tanganya di depan perut. Dia memperhatikan tingkah sahabatnya yang terlihat konyol.
"Pegangin!" Perintah Manda pada Caca dan Celsie.
Key bingung.
Caca dan Celsie medekat, mereka berdua memegang kepala Key dengan paksa.
"Heh! Lepasin!" Keylova memberontak.
"Gue usapin!!" Manda mengambil 1 tisu yang dia bawa tadi. Perempuan itu mengusap bibir Key dengan keras.
"Sakit!! Apaan sih!" Tangan Key menghempaskan tangan Manda dengan kasar.
"KALIAN APAAN SIH!!" Key mengusap bibirnya yang terasa perih dengan pelan menggunakan tanganya.
"Lo habis nyosor Eza, 'kan? Jadi harus disucikan!"
Mata perempuan berjepit rambut kupu-kupu itu melotot lebar.
"Gak!! Apaan sih!!" Sentaknya ngegas.
"Gak percaya gue," kata Caca, matanya menyipit memperhatikan Key dari sudut manapun.
"Enggak, Jaeludinnn!!!" Tangan Keylova mengusap wajah ketiga sahabatnya sedikit kasar.
Kejadian barusan tidak luput dari Eza yang namanya disebut 2 kali oleh circle paling berisik itu.
Dia menoleh pada Vraka yang memperhatikan circle Key juga.
"Apa?" Tanya Eza.
Vraka menatap Eza, laki-laki itu tersenyum mesam-mesem sudah berkelana dengan fantasinya.
"Apaan?!" Eza menyentil telinga sebelah kanan Vraka.
"Lo disosor Key, ya?" Tanya Ronald ikut mesam-mesem.
"Eza kita udah gak polos ternyata," kata Vraka lalu tertawa lepas.
"Gak!" Respons Eza. Dia tidak mengambil pusing tuduhan itu.
"EZAA!!"
Eza yang ingin kembali mendengarkan musik dengan headphone miliknya harus mengurungkan niatnya saat mendengar panggilan keras itu.
Laki-laki itu menatap Caca yang memanggilnya tadi. Satu alisnya terangkat maksud bertanya.
"Za, lo tadi diapain Key?" Caca langsung bertanya.
Tidak mau mengeluarkan suara, Eza hanya menggelengkan kepalanya dengan santai.
"Diapain?!"
Eza menggeleng lagi.
"DIAPAIN COK??!!" Caca kehilangan kesabaranya.
Key kaget mendengar teriakan Caca yang berada di samping kananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL
Teen Fiction"Mau nyoba pacaran sama gue?" Tawar perempuan itu kepada laki-laki di hadapanya.