Jen! Can you give me a comment and vote? Thankyou🌷
Happy reading!!!
ephemeral
Tubuh Keylova menari indah di ruangan gelap yang hanya ada dirinya. Kakinya dia angkat ke atas hingga tingginya melebihi dirinya.
Tubuhnya dia bawa berputar-putar hanya dengan kaki sebelah kanannya. Tanganya terangat ke atas kepalanya. Tarian balet Keylova benar-benar sempurna.
Perempuan itu telah menekuni kegiatanya ini dari kelas lima SD. Dia sangat ingin menjadi Ballerina sejak kecil.
Tidak ada alasan khusus mengapa dia memilih menjadi Ballerina, Keylova hanya menganggap bahwa dia bahagia saat melakukannya.
Merasa bahwa dia sudah cukup latihanya untuk lomba nanti, Keylova menyudahi lantihanya. Tangannya meneka saklar lampu yang barada di dinding dekat pintu.
Ruangan seni yang dia gunakan untuk latihan langsung terang. Perempuan itu duduk di lantai dan segera mengambil minumnya.
Sepatu khusus balet yang dia gunakan dilepas dengan perlahan. Goresan jelas tercetak di kulit kakinya, itu bukan suatu hal yang aneh lagi. Itu sudah sering terjadi untuk Keylova.
Melihat jam di handphonenya yang menunjukkan pukul setengah dua belas siang, Keylova menarik seragam pramukanya sebelum bel istirahat di bunyikan dia harus sudah berganti seragam.
Dengan kaki tanpa alas dan sweeter yang tersampir di pundaknya. Keylova berjalan cepat menuju kamar mandi khusus siswi perempuan yang berada di belakang ruangan seni.
Bersamaan dengan Keylova yang masuk ke salah satu kamar mandi perempuan, Ezakial berjalan keluar dari Lab Komputer yang dia gunakan untuk latihan Olimpiade.
Ezakiel menutup pintu Lab Komputer kembali, dia melihat jam yang tertera di layar handphone Androidnya.
Melihat keadaan sekitar yang masih sepi, kakinya dia bawa beranjak menuju ruang Seni yang tidak jauh dari tempatnya.
Menuruni lima anak tangga, Eza cukup melangkahkan kakinya beberapa langkah saja untuk sampai ke ruangan Seni.
"Key?" Di panggilnya nama itu pelan sembari tanganya mengetuk beberapa kali.
Bukanya mendapat balasan justru pintu itu malah terbuka karena dorongan ketukan tangan Eza.
Ezakiel mengeryit, nampak ragu untuk masuk ke dalam ruangan itu. Melihat sekitar yang sepi dia memberanikan masuk untuk melihat dalam.
Hanya kepalanya saja dia sembulkan masuk ke dalam ruangan Seni yang terang itu. Sekedar melihat apakah ada orang di dalam.
"Duaaar!!!!" Keylova mengejutkan Ezakiel saat laki-laki itu menarik kepalanya setelah melihat keadaan dalam.
Keylova tertawa melihat Ezakiel yang secara alami terkejut karena tindakanya. Dia tidak menghiraukan Eza yang mendengus kesal.
"Lo ngapain?" Keylova berjalan masuk ke dalam ruangan Seni untuk mengambil barang bawaanya.
Ezakiel ikut masuk. Memperhatikan Keylova yang dengan teliti melipat baju baletnya dengan rapi.
"Lo nyari gue?"
"Hm."
Ezakiel duduk di sebelah Keylova yang memasukkan bajunya ke dalam totebag miliknya.
Perempuan itu tersenyum lebar sembari menatap Eza. "Bucin kan lo lama-lama sama guee!!!" Serunya dibarengi dengan tawa menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL
Teen Fiction"Mau nyoba pacaran sama gue?" Tawar perempuan itu kepada laki-laki di hadapanya.