E p h e m e r a l - 10

111 8 3
                                    

Temen-temen semuaa jangan lupa kasih VOTE sama COMMENT, ya!! Tenang! GRATIS, kok. Biasain pakai prinsip 'Give and Take' ya!! Terima kasih banyak 🌷💐

E p h e m e r a l

"Iya, sayang?"

"Lo berharap gue jawab gitu?" Alis Ezakiel menukik keatas sembari menatap Keylova yang masih cengo di depanya.

Tangan Key menoyor jidat Eza, dia berperilaku seperti biasa yang Eza lakukan kepada dirinya.

"Serius ya Eza kita pacaran?" Keylova terus memastikan.

"Hm,"

Dan itu adalah jawaban terakhir bagi Key, perempuan itu membekap mulutnya sembari berteriak salah tingkah. Dia menyembunyikan suaranya agar tidak terkena marah oleh penjaga perpustakaan.

Niat Key ingin berbicara terurung saat handphone di sakunya bergetar. Tangan kanan perempuan itu merogoh saku baju pramukanya.

Ezakiel mengikuti Keylova yang berjalan cepat, meninggalkan dirinya di perpustakaan.

"Kenapa?" Suara Key terdengar dengan handphone yang menempel di telinga sebelah kananya.

"Lah, iyaa. Gue lupa, padahal tadi udah di depan,"

Keylova melangkah meninggal Ezakiel yang sejak tadi berdiri di belakang tubuhnya. Tindakanya jelas mengundang pertanyaan dari Ezakiel.

"Kebelet tadi gue." Keylova terkekeh. Dia berbohong pada teman latihanya dari kelas IPS.

"Kebiasaan. Cepetan ke sini!" Seru teman Ky dari seberang telepon.

"Sabar, lagi jalan!" Sambungan telepon Keylova putuskan secara sepihak. Dia kembali mengantongi handphonenya di saku rok pramukanya.

"Kemana?" Suara berat Eza dari belakang memotong langkah lebar Keylova.

Perempuan itu berbalik badan lalu menyengir lebar. "Gue rasa, makin hari makin pikunan deh. Gue mau ke ruang latihan sebentar, lo balik latihan Olimpiade aja ya Eza, semangat!"

Kali ini Keylova langsung meninggalkan Eza tanpa kalimat godaanya seperti biasa. Saat ini bukan waktu yang tepat, perempuan itu harus segera menemui pelatihnya yang sudah menungu dirinya.

Ezakiel mendengus lalu memutar tubuhnya. Dia berjalan beda arah dengan tujuan Keylova.

Pintu bercat coklat di depanya, di ketuk oleh Keylova sebelum mendorong handle pintunya. Di dalam ruangan seni itu hanya ada pelatihnya karena yang lainya sudah selesai dan waktunya istirahat.

"Siang, Miss. Maaf saya telat," kata perempuan itu sopan.

Miss Katty mengulas senyumnya. "Tidak apa-apa, Key. Saya dengar kamu sempat pinsan tadi, ya? Kamu sudah mendingan sekarang?"

Keylova mengambil tempat duduk di sebelah kanan pelatihnya itu. "Ah, kayaknya itu efek kecapean aja, Miss. Key mah gapapa sekarang."

"Syukurlah. Jadi Keylova bagaimana dengan tawaran saya waktu itu? Saya menunggu jawaban kamu,"

"Pelaksanaan lombanya sebelum ujian kan, Miss?"

EPHEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang