E p h e m e r a l - 4

175 15 2
                                    

'Give and take' tolong pakai prinsip itu, aku nulis cerita semaksimal mungkin buat hibur kalian and i hope kalian kasih aku vote sama comment biar sepadan. Okay frend?

~ e p h e m e r a l ~

Rumah sederhana dengan taman yang rindang di depanya membuat Key mengembangkan senyumnya saat menikmati semilir angin yang sejuk di sana.

"Cemen banget sih!! Bawa sepeda pelan banget!" Ejek Key yang ditunjukkan untuk Eza.

Eza menaruh sepedanya di depan teras rumahnya. Dia berdecak pelan mendengar ejekan Key lagi.

"Keselamatan," kata Eza setengah-setengah.

"Alahh ngeles!! Bilang aja pengen lama-lamaan sama gue,"

Astaga ini kalau ada ketiga sahabatnya sudah pasti kepala Key ditoyor kekanan kekiri.

Eza tidak menjawab ucapannya. Dia sudah kebal dengan tingkat kepedean perempuan pemilik suara lantang di depanya ini.

"Lo di rumah sendiri?"

Eza menggeleng.

"Nyokap lo mana?"

Bahu Eza terangkat untuk menjawab.

"Berasa ngomong sama manusia bisu."  Key bergumam dengan suara yang tidak begitu keras.

Keylova mengedarkan pandanganya kesekitar. Tatapanya jatuh pada sebuah stiker yang tertempel pada dinding rumah depan Eza.

Senyum Key mengembang sempurna melihat stiker lucu yang sudah tidak asing lagi dimatanya.

Setiap pembantu rumahnya membeli cake pasti dia mendapat stiker seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap pembantu rumahnya membeli cake pasti dia mendapat stiker seperti itu. Mungkin sudah ada lebih puluhan stiker milik Bunda Eza yang berada di rumahnya.

"Eza, kamu pulang sama siapa, Nak? Kok tadi Bunda denger suara ribut-ribut?" Wanita paruh baya datang membuka pintu rumah.

Key mengusap tanganya, dia mendekati Bunda Eza yang hanya diam menatap dirinya. Sepertinya terkejut sebab Eza bersama perempuan.

"Hai, Tante! Saya Keylova temannya Eza." Tangan kanan Key terulur untuk berjabat tangan dengan Ibunda Eza.

Jehani, Bunda Eza menerima uluran tangan Key dengan bibirnya yang merekah membentuk seulas senyum hangat.

"Teman? Eza punya teman perempuan, ya?" Tanya Jehani dengan ekspresi menggoda Eza.

Setelah mencium punggung tangan wanita di depanya, Keylova tidak memudarkan senyumnya sama sekali. Dia benar-benar terlihat jauh lebih manis daripada biasanya yang bermuka masam atau kesal.

"Temen kelas Eza, Bun." Jelas Ezakiel kemudian mencium punggung tangan kanan milik Jeha.

"Temen aja, ya, Nak?"

EPHEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang