08. Tuyul Atau Cuyul?

174 30 7
                                    

"Chi, lo gak mau ngirim surat lagi?" Tanya Lidya sambil memeluk Yoshita dari samping,

Yoshi yang sedang mengunyah permen Piyu bentuk love itu menoleh pada Lidya, menatapnya sambil menyuguhkan senyum agak terpaksa,

"Surat kemaren aja belum ada balesan, masa mau kirim surat lagi?"

Lidya memonyongkan bibir sambil menggeliat-geliat di ceruk leher Yoshi,"Harus effort dong Chi... biar di notice sama kak Maheeesy...."

Yoshi merotasikan bolamatanya sambil menghela pasrah, dia lalu merogoh tas dan mengeluarkan coklat dengan bungkusan warna coklat bertuliskan Ratu Perak dari sana. Disodorkanlah coklat tersebut kepada Lidya,

"Buat gue?"

Yoshita berdecak,"Buat kak Mahesa lah! Sana anterin ke kelasnya,"

Lidya tersenyum senang, ia melepaskan pelukannya dari Yoshi lalu mengeluarkan coklat yang sama dari tasnya sendiri,

"Thank you so muaaachh!" Kata Lidya sembari mengecup pipi Yoshi sebelum dia benar-benar beranjak dari sana menuju kelas 11 untuk melancarkan aksi modus berkedok pengantar pesan,

"SEMANGAT PDKT NYA LIDYA!" Pekik Yoshi menyemangati.

Lidya berjalan menelusuri lorong kelas sambil menoleh kanan kiri, siapa tahu bertemu dengan ketua OSIS pujaan hati di lorong.

Tepat sasaran. Tak jauh darinya, tampak eksistensi Jiandar yang berjalan ke arah berlawanan seorang diri. Lidya tersenyum penuh kemenangan, dia lantas menunggu Jian semakin mendekat.

Lantaran sedari tadi terlalu fokus dengan proposal Bantuan Sosial, sampai tak sadar ada yang terang-terangan memerhatikannya. Atau mungkin pura-pura tak peduli karena sebenarnya, hampir semua siswi bisik-bisik saat dia lewat, mengagumi sosoknya yang hampir tanpa celah.

"Kak Jian,"

Jian reflek berhenti, ia lalu mengangkat pandangan dari lembaran proposal, berganti menatap gadis yang lebih pendek darinya itu.

Setelah membetulkan letak kacamata, Jian berdehem,"Lidya kan? Ada perlu apa?"

Keduanya reflek menepi ke dekat tembok supaya tidak menghalangi jalan,

"Ini Kak," Kata Lidya sembari menyerahkan coklat yang dari tadi ia genggam pada Jian,

Alis Jian terangkat, isyarat kalau dia meminta penjelasan,

"Itu buat Kak Mahesa, dari Yoshita,"

Jian mengangguk-anggukan kepala lantas menaruh coklat itu diatas tumpukan kertas dalam dekapannya,

"Nanti kakak kasih ke Mahesa, kala gitu kakak dulu--"

Grep!

Belum ada selangkah, lengan Jian sudah disambar duluan oleh Lidya. Pergerakan tanpa aba-aba itu cukup membuat Jian tersentak. Beruntung bawaannya tidak jatuh.

"Ah! S-sorry Kak..." Gagap Lidya lalu buru-buru melepas genggamannya,

Jian hanya tersenyum maklum, lantas bertanya,"Masih ada perlu?"

Lidya menunduk, lalu dengan malu-malu gadis itu menyodorkan satu lagi coklat kepada Jian,

"Buat Kakak," Ungkapnya kemudian sambil menyunggingkan senyum tipis,

Jian menerima coklat itu sambil sesekali melirik wajah Lidya dengan heran,"Dari Yoshita juga?"

Lidya reflek mengangkat wajahnya yang barusan tertunduk, ia lalu melotot sambil menggeleng ribut,"Dari aku Kak!"

Jian menyentuh dadanya sendiri dengan tangan yang memegang coklat pemberian Lidya, lalu matanya mengerjap karena kaget dengan sentakan Lidya,

"O-oke," Sahutnya, lantas ia berdehem,"Tapi dalam rangka apa?"

CEREBRAL PALSY ; Jisung x Ningning ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang