07. Rahasia

190 32 2
                                    

Mulai kuliah lagi, tapi barengan sama yang masih liburan tuh kek... Aarrggghh! KRL Tambun-Manggarai yang biasanya kalo siang kosong, jadi rame polllll 😭

Oke, curcol selesai :)

Chapter ini aku up dalam rangka hari pertama masuk kuliah setelah libur (CUMA) seminggu :'))

ENJOYYY 💕💕💕💕💕

_______________

Bicara tentang pertemanan, nyaman menjadi diri sendiri di hadapan teman dekat itu hal wajar, tapi diantara sebuah lingkup pertemanan yang terdiri lebih dari dua orang, pasti akan selalu ada satu yang menurutmu paling nyaman bahunya untuk dijadikan sandaran. Tiap-tiap orang, pasti punya sisi nyaman dalam artian yang berbeda.

Seperti halnya Lidya yang nyaman setiap bersama Yoshi, pun Yoshi dan Shae punya Yuli sebagai tempat nyaman, lalu Jessica juga memilih Yoshi sebagai tempat nyamannya.

Semua punya safe place masing-masing. Namun tempat nyaman begini, biasanya akan membuat salah paham. Seperti; buat apa temenan berempat tapi apa-apa ceritanya ke dia doang? 

Lidya dan keempat kawannya pun pernah ada di masa-masa itu. Masa dimana pertemanan mereka sedang terombang-ambing.

Diantara mereka berempat, yang paling dewasa itu Yoshita. Karena dia adalah satu-satunya anak pertama diantara para anak tunggal dan anak bungsu itu. Maka saat itu, Yoshita yang turun tangan untuk memperbaiki segalanya.

Dia bilang; "Gak semua orang bisa menceritakan masalahnya ke teman dekat. Susah membangun kepercayaan itu, dan sekali dia percaya ke orang tertentu, dia akan terus rela berbagi keluh kesah dengan orang itu. Bukannya kalian juga gitu? Shae, kamu di depan kita selalu keliatan ceria, tapi aku sering mergokin kamu cerita sama Yuli sambil nangis-nangis. Lidya, aku, Yuli, Shae, Jessica. Kita emang teman baik, tapi tetap butuh tempat nyaman untuk berkeluh kesah. Paham sampai sini?"

Saat itu terjadi, Lidya benar-benar kagum. Dia semakin tak ingin jauh dari Yoshita. Seperti yang dia katakan; dimanapun Yoshita singgah, disitu eksistensiku tampak. Terdengar konyol, tapi sebenarnya tulus.

Maka setiap Yoshita menunjukkan ketertarikannya pada suatu hal, Lidya paling gencar untuk mendapatkan hal tersebut untuk seorang Yoshi kesayangannya.

Seperti saat ini, Yoshi bilang dia kagum pada ketampanan seorang Mahesa sejak ditegur di upacara waktu itu, maka Lidya sungguhan akan membantu proses PDKT. Dia semangat sekali, apalagi sekaligus dapat bonus bisa modus pada si ketos.

"Kelasnya udah ketemu?" Tanya Yuli menyambut kedatangan Shae dan Lidya,

"Udah, mereka sekelas. Di kelas 11 IPA 2," Jawab Shae masih ngos-ngosan,

Shae dan Lidya baru saja selesai melancarkan aksi memata-matai sang kakak kelas. Mengekori sejak mereka --bersama Nindi dan Ghina pastinya, baru saja selesai makan siang dikantin saat istirahat.

"Ochi, udah belum bikin suratnya?" Tanya Lidya,

Kini semua mata tertuju pada Yoshi yang sepertinya masih tak yakin dengan surat cinta buatannya. Bolak-balik dibaca ulang, berkali-kali di revisi, sampai saat ini pun belum selesai juga.

Yoshi meringis sambil menatap selembar kertas warna merah dengan hiasan mawar di kedua sudut kertasnya,"Udah deh gak apa-apa. Nih udah selesai,"

Lidya menerima surat yang sudah dilipat cantik itu dari tangan Yoshi dengan riang, lantas dia segera beranjak dari meja kantin,

"FIGHTING!" Pekik Shae menyemangati sambil mengepalkan tangan keatas.

Lidya berjalan menelusuri lorong kelas sambil sesekali melompat dengan riang. Hanya sebatas menjadi perantara antara surat Yoshi dan Mahesa, dia bisa sebahagia ini.

CEREBRAL PALSY ; Jisung x Ningning ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang