05. Gara-gara Barebarepiecake

226 34 1
                                    

Jian baru saja keluar dari ruangan dance club bersama Ghina. Bahkan keduanya masih mengenakan seragam olahraga warna biru muda. Mereka kinj sedang bercengkrama dengan begitu asyik, pastinya membicarakan perihal club. Saling memuji kemampuan satu sama lain.

"Poin plus yang lo punya itu, lo bisa mengendalikan ekspresi wajah waktu nge-dance," Kata Jian,

Ghina terkekeh-kekeh, salting juga dapat pujian begini dari Jian.

"Berarti lo ikut club ini karena emang hobi gitu ya?"

Ghina mengangguk,"Aku udah mendalami ini dari kecil. Dulu waktu SD, kalau ada pentas seni, pasti aku nari. Mau jaipongan kek, atau bikin gerakan sendiri pake lagu cherrybelle juga udah sering banget!"

Jian tergelak mendengarnya,"Sumpah?"

Ghina mengangguk, ia lantas menangkup kedua sisi wajahnya sendiri, lalu melantunkan potongan lirik,"Really really love you~ never never leave you~"

Lalu keduanya tertawa bersamaan. Diam-diam Ghina menggeliat lantaran teringat masa-masa SD nya dulu.

Dan selain itu, Ghina juga bahagia bukan main karena bisa berinteraksi dengan Jian, hanya berdua saja. Awalnya dia kira akan canggung karena terbiasa ngobrol berempat kalau dengan Jian, tapi ternyata tidak.

Lalu saat keduanya masih cekikikan, Mahesa datang dari arah berlawanan. Sama, dia juga mengenakan baju olahraga, bedanya anak ini baru kelar latihan futsal.

"Ooooii!" Panggilnya,

Atensi keduanya teralihkan, maka dilemparkanlah seluas senyum. Ghina agak terpaksa sih, karena kedatangan Mahesa mengganggu kesenangannya.

Masih berjarak satu meter antara Jian-Ghina dan Mahesa, sosok lain muncul dari belakang Mahesa. Seperti biasa, seorang gadis itu berteriak-teriak heboh sambil berlari.

"My honey bunny cingudeul....!!!"

Jian sudah benar-benar maklum dengan kelakuan anak itu. Walaupun kalau boleh jujur, setiap kali Nindi tampak seceria hari ini, hatinya berdesir. Keceriaan Nindi menular, siapapun pasti mengakui itu. Rasanya Jian bangga, bisa menjadi sahabat Nindi, dia juga bangga kalau orang yang disukainya, bisa membawa energi positif bagi yang lain.

Tanpa sadar, Mahesa memerhatikan gerak-gerik Jian yang sedang senyum-senyum sendiri sambil menatap Nindi. Jian mungkin tak sadar, kalau Ghina yang berdiri di sebelahnya juga sedang memberinya tatapan penuh kagum, tapi lagi-lagi Mahesa ada diantara mereka bertiga dan hanya bisa geleng-geleng kepala. Heran.

Ia lalu berjalan maju sambil bersiul, kemudian merangkul Nindi tanpa aba-aba sampai anak itu tersentak.

"Heh! Kaget siah! Main rangkul-rangkul aja!" Sungut Nindi, Mahesa hanya cengengesan, ia melirik Jian dengan ekor matanya, mendapati ekspresi kecut disana.

Mahesa berjalan merangkul Nindi, mendekat pada dua orang di depannya, lalu dengan seenak hati, Ghina pun dia rangkul di sisi yang berlawanan.

"Ish! Ngapain sih??" Sungut Ghina,

Belum sempat Mahesa mencibir Ghina, rangkulannya pada gadis itu dilepas paksa oleh Jian, lalu Ghina pindah rangkulan dalam sekejap.

Kaget? Pasti.

Deg-degan? BANGET!!

Niat Jian padahal hanya ingin melihat respon Nindi, yang sayangnya anak itu malah cekikikan di dalam rangkulan Mahesa. Tapi untuk Ghina, dia malah sangat berharap kalau Jian tak melihat kondisi wajahnya yang mulai panas. Pasti jadi jelek karena merah semuka-muka.

Betulan salting.

*****

"Anak-anak kelas 11, minta perhatiannya sebentar dong!" Kedatangan Jeggar dan Karin menginterupsi kegiatan rumpi di ruang OSIS,

CEREBRAL PALSY ; Jisung x Ningning ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang