20. Huru-hara

169 24 4
                                    

Malam ku bersunyi ria,Dalam gelombang tanpa suara,Mengacuh pada desir huru-hara, Mencurah suara hati yang tak bertahta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ku bersunyi ria,
Dalam gelombang tanpa suara,
Mengacuh pada desir huru-hara,
Mencurah suara hati yang tak bertahta.

Siapkah bintang berpulang?

- aimonde.

🦋🦋🦋🦋🦋

Pagi ini, gerimis turun membasahi kota Jakarta, membuat suhu udara yang biasanya tinggi dan sudah gerah meski masih pagi, kini sedikit rasa sejuk menyergapi.

Apa yang biasa orang-orang lakukan di pagi yang dingin pada tanggal merah begini? Mungkin sebagian besar penduduk bumi pasti sedang bergelung dibalik selimut masing-masing, orang-orang kaya menghidupkan penghangat ruangan mereka, sedangkan yang biasa-biasa saja hanya mengandalkan buntalan selimut.

Tapi yang tetap bekerja banting tulang pun tidak sedikit, para pekerja di kantor-kantor ekspedisi, ojek online, kasir Indomaret, dan masih banyak lagi. Para pejuang rupiah yang tak pandang hari, demi kelangsungan hidup dirinya, dan orang-orang disekitarnya.

Winda sendiri sedang sibuk di dapur dari subuh, dia sedang membuat eksperimen Cloud Bread yang mana kini, sudah 3 kali percobaan dan selalu gagal. Semoga percobaan berikutnya tidak gagal lagi.

Gadis berusia 18 tahun itu sudah biasa produktif di pagi hari, seolah ada alarm pada tubuhnya sendiri. Setiap pagi dia harus masak untuk sarapan berdua, lalu lanjut bersih-bersih rumah. Tugas tambahannya hanya satu setiap harinya; membangunkan Jian untuk sholat Shubuh.

Anak itu tidak begadang saja sudah susah dibangunkan, apalagi kalau begadang, rasanya Winda seperti berteriak pada mayat. Sudah begitu Jian tak pernah sadar diri kalau tubuhnya berat, sedangkan cara ampuh membangunkannya hanyalah ditarik sampai anak itu berubah menjadi posisi duduk. Butuh effort besar untuk mendudukkan anak itu Shubuh tadi.

Semalam, Jian menceritakan tentang kencan pertamanya yang cukup berkesan bersama Nindi. Saking semangatnya anak itu bercerita, ia sampai terkaget-kaget karena sepertinya keceplosan memberitahu tentang ciuman pertama di Taman Menteng. Winda sudah memukulinya dengan segenap tenaga karena Jian telah menodai Nindi-nya yang polos.

"SUKSEESS!!!! WOOHOOOO!!!"

Winda memekik kegirangan saat melihat hasil percobaan ke-4 nya berhasil di keluarkan dari dalam oven tanpa cacat, saking senangnya, ia sampai tak sadar kalau adiknya sudah bangun dan kini terjatuh karena tersandung kaki kipas angin. Usut punya usut, Jian bangun karena mencium aroma sedap yang mana itu mengundang bunyi gemuruh di perutnya. Lalu dengan setengah nyawa dan mata masih terpejam, dia bangkit dari kasurnya, lalu tersandung kaki kipas angin setelah mendengar pekikan menggelegar dari sang kakak.

Bunyi suara gedubrak mengundang atensi Winda, ternyata bukan hanya Jian yang jadi korban, namun kipasnya juga.

"Yaampun Jian!" Pekik Winda lalu menghampiri adiknya,

CEREBRAL PALSY ; Jisung x Ningning ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang