18. First [Date]

221 35 4
                                    

🔞 Mention ; Kiss

*****

Satu masalah datang, belum sempat diselesaikan, masalah lainnya datang. Masalah lain sudah selesai, lalu terlanjur lega padahal masalah pertama belum ditindak lanjuti.

Serumit itu.

Tapi ada saatnya mereka semua rehat sejenak, sebelum kembali mengerahkan segenap jiwa raga untuk menghadapi hari-hari sekusut gulungan benang bekas.

Ada sesuatu yang membuat Jian merasa janggal, padahal dompet kas OSIS sudah ketemu. Dia, Winda, Charlie dan Carissa memilih untuk bungkam dan tak memberitahu anggota OSIS lainnya mengenai situasi yang sebenarnya.

Tepat setelah membuat keributan di grup chat OSIS tadi siang, malam ini, mereka berempat melakukan video call. Iya berempat, karena Jian dan Winda mendekam di kamar masing-masing.

"Sok mau bilang kalo ilang lagi?" Sungut Winda sambil memasang ekspresi kesal sekesal kesalnya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sok mau bilang kalo ilang lagi?" Sungut Winda sambil memasang ekspresi kesal sekesal kesalnya,

Charlie hanya cengengesan,"Maap lah Tika... Kan gak kepikiran kalo bakal sama si Caca dompetnya,"

"Lo kenapa gak nanya gue dulu coba??" Carissa ikut-ikutan memojoki rekannya,

Terlihat wajah Charlie yang langsung kecut,"Ya kan lo lagi sakit! Lagian kenapa juga coba kepikiran bawa-bawa dompet kas OSIS?? Mana gak bilang-bilang gue dulu! Kan gue kelimpungan..."

Jian terkekeh pun dia bisa mendengar suara tawa Tetehnya di kamar sebelah,

"Tau nih Kak Caca, itu Bang Charlie sampe ngacak-ngacak kantor buat nyari dompet," Timpal si Ketos,

"Reflek aja itu tuh, soalnya gue takut kalo ditinggal di lemari Bendahara. Niatnya juga mau langsung gue setor tunai, tapi keburu dirawat," Kata Carissa menyahuti gerutuan Charlie yang barusan,

Selagi Jian menyimak debat kusir antara dua Bendaharanya itu, ada notifikasi untuk panggilan video lain di ponselnya.

Dibawah nama kontak Nindi yang sudah ia ganti menjadi 'Nindiya punya gue' ada opsi; Tolak atau Akhiri & Jawab.

Jian menggigit bibir bawahnya sambil menimang-nimang,

"Eh, gue mau angkat telpon lain dulu ya... Urgent soalnya," Katanya izin undur diri lalu memilih opsi untuk mengangkat panggilan dari Nindi yang otomatis dia keluar dari panggilan bersama ketiga anggota OSIS itu tanpa menunggu persetujuan dari mereka,

Ada delay sejenak, sampai akhirnya layar Jian dipenuhi dengan wajah Nindi.

Ada delay sejenak, sampai akhirnya layar Jian dipenuhi dengan wajah Nindi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CEREBRAL PALSY ; Jisung x Ningning ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang