11. Serigala Berbulu Domba

165 26 3
                                    

"Lidya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lidya... gue peringatin untuk jangan aneh-aneh! Inget seberapa besar usaha lo untuk berubah jadi pribadi yang lebih baik!" Tegas Yoshita,

Lidya menatap Yoshita dengan tatapan tak suka,"Yoshita? Lo tau kan selama ini gue cuma pencitraan? Sekali pencitraan ya tetep pencitraan! Gak ada tuh gue beneran mau berubah jadi lebih baik,"

"Apalagi alasan gue buat berubah udah gak ada. Satu-satunya orang yang bikin gue pengen berubah udah ngehancurin harapan gue!"

Nafasnya menggebu,"Dan lo semua tau kan, kalo gue harus mendapat apa yang gue mau, gimanapun caranya!"

Lidya lalu pergi ke kamarnya dengan langkah dihentak-hentakkan, kepalanya tiba-tiba berdenyut, perkataan Jian kemarin bergaung-gaung di telinganya seperti mendengarkan lagu yang tidak disukai.





"Kakak hargai perasaan dan keberanian kamu, karena mengungkapkan sesuatu kayak gini pasti gak mudah 'kan?"



"Iya kakak emang sayang sama kamu, awalnya kakak sempet bingung, perasaan apa sih ini? Kakak kira kakak udah bisa buka hati buat orang lain, ternyata bukan,"



"Kamu itu orang yang pantas buat disayang, Lidya. Tapi untuk perasaan cinta, maaf kakak gak punya itu. Udah ada orang lain yang dari dulu kakak cinta,"



"Kamu pasti bakal dapet yang lebih baik dari kakak, karena kamu punya segalanya."




Bodoh! Bodoh! Bodoh!

Kenapa Jian tidak menolaknya tanpa ada embel-embel pujian?

Dari sekian banyak kata yang keluar dari mulut Jian waktu itu, yang terngiang hanya sederet kalimat;

"Udah ada orang lain yang dari dulu kakak cinta,"

*****

"Nin, tau Jian kemana gak?" Tanya Winda,

Nindi menoleh, ia seperti biasa setelah pulang sekolah melipir ke rumah kakak-beradik ini.

"Enggak tau teh. Tadi sih bilangnya mau ada kerja kelompok, jadi gak pulang bareng deh,"

Windi mengangguk-anggukan kepala, ia lalu menuangkan jus mangga dari tupperware besar ke gelas, dan menyodorkannya pada Nindi.

"Kamu sama Jian... jadinya pacaran?" Tanya Winda,

Untung Nindi sudah selesai minum jus, jadi tidak tersedak. Tapi tetap saja kaget.

"Teteh tau dari mana?"

Winda terkekeh,"Nebak aja sih. Bener ya berarti?"

Nindi cemberut, ia lalu memukul-mukul lengan Winda,"Teteeeeeeh!"

Sementara Winda hanya tertawa-tawa karena barusan mendengar pengakuan secara tidak langsung.

"Teteh tuh sebenernya udah ngeh dari lama, kalo itu bujang suka sama kamu. Sampe greget teteh tuh," Ungkap Winda jujur,

CEREBRAL PALSY ; Jisung x Ningning ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang